1.500 Orang Jajal Obat Malaria untuk Sembuhkan Corona
Universitas Minnesota di Maryland melibatkan 1.500 orang untuk menjajal hidrosiklorokuin. Obat yang digunakan untuk mengatasi malaria itu diduga mampu mengurangi tingkat keganasan yang disebabkan covid-19. Percobaan lain menjajal obat hipertensi sebagai alternatif penyembuh untuk corona jenis baru ini.
Hidroksiklorokuin yang juga sedang diteliti di China dan Perancis, diketahui memiliki efek antivirus serta menekan produksi protein dalam proses inflamasi sejumlah penyakit yang disebabkan virus.
“Kami mencoba meningkatkan sains untuk melihat apakah kami bisa menghasilkan sesuatu, selain dengan membatasi kontak,” kata Jacob Tolar, dekan dari kampus tersebut sambil menambahkan hasilnya bisa dilihat dalam hitungan minggu, bukan bulanan.
Sebelumnya, tim di Perancis menyebutkan hasil awal dari 24 pasien yang menggunakan hidroksiklorokuin menunjukkan 25 persen di antara pasien masih membawa virus corona setelah enam hari. Sementara percobaan menggunakan placebo menghasilkan 90 persen pasien masih membawa corona setelah seminggu.
Tolar mengatakan ia telah membeli 1.500 dosis hidroksiklorokuin dengan mengeluarkan uang yang tak banyak. “ Kami tak membutuhkan investasi miliaran dollar AS. Inilah bagian yang menyenangkan dari percobaan ini,” katanya.
Namun ilmuwan juga mengingatkan pasien agar tak menggunakan obat ini tanpa resep dokter. “Perawatan ini hanya boleh dilakukan di rumah sakit dan oleh tenaga spesialis,” kata Russel Buhr, dari Universitas California, Los Angeles.
Selain obat malaria, sejumlah perusahaan farmasi juga mengembangkan obat untuk covid-19 dari berbagai bahan lain. Ada yang menggunakan Losartan, obat yang sering digunakan penderita tekanan darah tinggi. Losartan dipercaya berperan memblokir enzim yang digunakan virus untuk mengikatkan diri pada sel hidup.
Ada pula percobaan yang menggunakan obat anti virus remdesivir. Obat ini awalnya juga digunakan dalam percobaan melawan Ebola. China menyebutkan percobaan remdesivir bisa keluar di awal bulan depan, dialihbahasakan dari Reuters.
Advertisement