150 Surfer dari 20 Negara Unjuk Gigi di Nias
Sukses dengan Krui Pro dan Bali Pro Indonesa kembali menggelar perlombaan surfing tingkat dunia.
Kali ini eventnya adalah World Surfing League (WSL) Nias 2018. 150 Surfer dari 20 negara ini akan tampil.
Ajang ini akan berlangsung di Pantai Sorake, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, 24-28 Agustus 2018.
“Marketnya sudah jelas, Nias dengan pantai Sorake yang masuk 10 besar tempat surfing di dunia. Bahkan nomor 2 terbaik setelah Hawaii,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya saat me-launching Festival Ya’ahowu Nias 2018, di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, Senin (25/6/2018).
Menpar Arief Juga menyebut WSL Nias 2018 digelar untuk mempromosikan Pulau Nias sebagai destinasi wisata surfing kelas dunia. Namun, untuk menjadi destinasi kelas dunia Nias, membutuhkan infrastruktur dan akses yang memadai. Khususnya untuk menjangkau kepulauan yang berada di ujung Pulau Sumatera itu.
“Untuk bisa menjadi destinasi kelas dunia, harus memiliki International Airport terlebih dahulu. Untuk menjadi International Airport itu harus memiliki Imigrasi, saya yakin itu tercapai terlebih. Pak Yasonna H Laoly (Menteri Hukum dan Ham) siap mendukung,” ujarnya.
Dari sisi infrastruktur Bandara, pemerintah membantu memperpanjang landasan pacu Bandara Binaka, Nias dari 1.800 meter menjadi 2.200-2.500 meter. Lebarnya masih 30 meter. Ketebalan landasan baru (PCN) 30.
“Solusinya, pemerintah daerah setempat harus menyediakan lahan sebesar 40 hektare untuk memperlebar landasan menjadi 2.500 meter. Serta memperlebar landasan dari 30 meter ke 45 meter serta ketebalan landasan. Sehingga bisa didarati didarati pesawat berbadan besar seperti Bombardier CRJ 1000 berkapasitas 100 dan Boeing 737 500. Kalo itu terjadi, jadilah Nias Sebagai destinasi kelas dunia,” ujar Menteri asal Banyuwangi itu.
Untuk menuju Nias, terdapat penerbangan langsung sebanyak tujuh kali. Maskapai Garuda sebanyak 2 kali, Wings Air sebanyak 5 kali dan 1 kali penerbangan yang dilayani oleh maskapai Wings Air melalui Padang menuju Gunung Sitoli. Untuk akomodasi laut dapat melalui pelabuhan Tanjung Priok – Nias Gunungsitoli.
Pantai Sorake adalah surga bagi pecinta surfing. Di bulan Juni-Juli Pantai Sorake sangat ramai dikunjungi turis asing untuk berselancar. Karena, ketinggian ombaknya bisa mencapai 10-12 meter.
Selain tempat favorit untuk selancar, Pantai Sorake sangat unik. Karena, tidak ditemukan pasir yang melandai dimana pantai pada umumnya, yang ada adalah batu karang yang bertebaran. Terumbu karang yang ada dipantai ini sangatlah indah untuk dipandang. Kemudian, di sekitar pantai sudah terdapat penginapan dan hotel sehingga tidak perlu repot lagi.
“Homestay sudah sangat cocok dengan para surfer. Dan membangun homestay tidak kaya membangun hotel berbintang. Biaya untuk membangun homestay lebih murah dan cepat. Saat ini terdapat 136 kamar untuk homestay di sana,” ujarnya.
Tokoh masyarakat yang juga Menteri Hukum dan Ham Yasonna H Laoly menambahkan, jika Kejuaraan Surfing Internasional harus menjadi agenda tahunan di Nias. Hal itu lantaran membawa dampak ekonomi dan pengembangan infrastruktur di sana.
“Surfing harus juga menjadi agenda tahunan. Kita benchmark ke Banyuwangi. Dahulu Banyuwangi itu nothing. Namun kita liat sekarang. Karena pemerintah daerah konsisten dan masyarakat mendukung. Semua bergerak jadi seperti sekarang ini,” ujar Yasonna.
Tidak hanya itu, Yasonna juga meminta seluruh pemerintah Kabupaten/Kota untuk bersatu padu mengembangkan potensi daerah yang ada di Nias.
"Saya kira Kepulauan Nias tidak kalah dengan Banyuwangi dan mempunyai potensial yang besar. Oleh sebab itu semua tokoh masyarakat dan Pemerintah Daerah bersatu padu. Apabila sudah ada Bandara Internasional, Saya jamin Imigrasi akan ada kantor di sana," pungkas Yasonna. (*)