15 Ton Rumput Laut asal Sidoarjo Diekspor ke Australia
Sebanyak 15 ton rumput laut gracilaria Asal Sidoarjo diekspor ke Australia. Ini merupakan ekspor perdana Koperasi Rumput Laut Agar Makmur Sentosa di Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Sidoarjo melakukan ekspor ke ULUU Australia.
Ekspor rumput laut gracilaria ini hadiri langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, Konsulat Australia Lauren Adams serta Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan TB. Heru Rahayu.
Pada kesempatan ini, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, peluang pendapatan tambak yang digunakan budidaya rumput laut ini bisa mencapai ratusan juta. Karena sistem pertanian tumpang sari. Menurutnya, misi ekspor rumput laut ini sesuai dengan green ekonomi.
"Jadi tidak hanya rumput laut saja, tapi juga bisa untuk bandeng dan udang. Kalau ini terus dikembangkan akan lebih sejahtera. Sekarang juga sudah disiapkan hilirisasi-nya dari pemerintah," ucap Khofifah, Jumat, 4 Agustus 2023.
Sementara itu, Ketua Koperasi Rumput Laut Agar Makmur Sentosa, Hery Sudarmono mengatakan, ekspor ini untuk pre-production yang ada di pabrik ULUU Australia. Karena pihaknya berorientasi bersama JV Sea Sae Indonesia akan membangun pabrik sendiri di Indonesia di tahun 2024 mendatang.
"Sebelumnya kami juga melakukan ekspor 25 ton rumput laut ke China. Pada kesempatan kali ini kami melakukan ekspor rumput laut lagi sebanyak 15 ton ke Australia," ucap Hery.
Hery menjelaskan kemampuan produksi dari Koperasi Rumput Laut Agar Makmur Sentosa sebanyak 300 ton per bulan. Untuk kebutuhan pasar rumput laut gracilaria di ULUU Australia di tahun 2024 sekira 90 ton dan tahun 2025 diproyeksikan naik menjadi 300 ton.
"Market untuk rumput laut gracilaria ini cukup terbuka. Tinggal kita di sini yang harus terus menjaga suplai dan kualitas produk," ungkapnya.
Saat ini Koperasi Rumput Laut Agar Makmur Sentosa memiliki areal budidaya seluas 1.200 ha dengan jumlah 150 petani lebih. Ia menargetkan sebanyak 1.000 ton rumput laut di tahun 2024.
Ditemui di tempat yang sama, Lauren Adams Deputi Konjen Australian Trade and Investment Commissioner di Surabaya mengatakan pihaknya sangat senang dan akan terus mendukung ULUU sebagai perusahaan startup asal Australia yang sangat inovatif dan bergerak di bidang renewable biomaterial dengan cara carbon negative.
"Rencananya mereka akan berinvestasi di Jawa Timur dengan membangun pabrik di tahun 2024. Kami terus berkomitmen kerja sama dengan Koperasi Agar Makmur Sentosa dan komunitas daerah Sidoarjo untuk meningkatkan budidaya rumput laut," jelasnya.
Menurut Lauren Adams Australia dan Indonesia sudah cukup lama bekerjasama untuk mendukung inovasi dalam upaya mengatasi tantangan lingkungan. Termasuk melalui Partnership for Australia-Indonesia Research mengenai budidaya rumput laut dan Plastic Innovation Hub yang juga didukung oleh CSIRO.
"Kami sangat apresiasi misi sosial dan komersial ULUU dan saya optimis sekali upayanya mereka akan ada kontribusi positif kepada upaya dua negara kami menuju net zero dan sustainability secara umum," tutupnya.