15 Negara Meriahkan Karnaval di Ibukota Asia Afrika
Kota Bandung tumplek blek ribuan orang. Meriah minta ampun. Lebih dari 2.000 orang dari 15 negara, tumpah ruah di Jalan Asia Afrika, Bandung.
Ada apakah? Rupanya mereka sedang ikut meramaikan Asian Africa Carnival 2018. Tidak hanya peserta mancanegara, sejumlah daerah juga ambil bagian dalam event yang menjadi bagian dari Asia Africa Week 2018.
“Kemeriahan Asian African Carnival ini tidak terlepas dari julukan yang disematkan untuk Bandung. Sejak Konferensi Asia Afrika tahun 1955 silam, Kota Kembang kerap disebut sebagai Ibukota Asia Afrika. Tak heran jika kemudian event Asian African Carnival selalu diminati,” tutur Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Berbagai daerah di Indonesia yang ambil bagian dalam kegiatan ini antara lain Jakarta, Bekasi, Kota Bandung, dan masih banyak lagi. Sedangkan negara-negara yang berpartisipasi antara lain Thailand, India, Australia, Polandia, Inggris, Ukraina, Italia, Somalia, Madagaskar, Tajikistan, Azerbaizan, Jepang, Belanda, dan Vietnam.
Kali ini, karnaval akan melalui rute yang tidak terlalu panjang. Hanya sekitar 1,2 km. Iring-iringan tersebut melintasi Jalan Asia Afrika, Jalan Cikapundung Barat, Jalan Naripan, Jalan Tamblong, dan kembali ke Jalan Asia Afrika. Kawasan jalan Asia Afrika sendiri ditutup sejak pukul 06.00 hingga 23.00, atau saat puncak acara yang dimeriahkan band Kahitna.
Asian African Carnival 2018 mengangkat tema Respect for Diversity atau Menghargai Perbedaan. Ribuan peserta ini seolah-olah merefleksikan kebersamaan negara-negara Asia Afrika dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 lalu.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat antusias dengan kegiatan ini. Menurutnya, Asian African Carnival 2018 adalah event internasional yang selalu mampu menyedot wisatawan dalam jumlah tinggi.
“Konferensi Asia Afrika tahun 1955 silam adalah salah satu momen bersejarah. Bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga negara-negara Asia dan Afrika lainnya. Oleh karenanya, perhelatan Asian African Carnival bisa kita bilang menjadi refleksi kebersamaan itu,” tutur Menpar.
“Asian African Carnival ini bukan event sembarangan. Ini adalah kegiatan internasional. Negara-negara tetangga selalu antusias ambil bagian dalam event ini. Kemasannya selalu menarik dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Setiap digelar, kemeriahan pasti tersaji. Selain itu,” sambungnya.
Pelepas peserta Asian African Carnival 2018 dilakukan oleh Staf Ahli Menteri Bidang ,jikMultikultural Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuti. Dalam sambutannya, Esthy memuji pelaksanaan Asian African Carnival 2018.
“Apa yang disajikan Asian African Carnival ini luar biasa. Selain memotret masa depan, Asian African Carnival ini juga mengajak pengunjungnya bernostalgia. Ada banyak hiburan berkualitas yang akan menambah semarak malam akhir pekan,” ujar Esthy Reko Astuti, yang juga Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar.
Menurut Esthy pelaksanaan Asian African semakin baik setiap tahunnya. "Asian African Carnival ini masuk dalam top 7 Wonderful Event Indonesia. Kita dari Kemenpar sangat support. Apalagi setiap tahun pelaksanaannya semakin baik jumlah peserta dan wisatawannya semakin baik. Bandung memang tidak diragukan. Karena sudah sangat memenuhi 3A, yaitu atraksi, aksesibilitas, juga amenitasnya," tutup Esthy.
Tak hanya diisi karnaval, Asia Africa Week 2018 juga akan dimeriahkan dengan Unity wRun, Minggu (29/4). Lomba lari berbentuk fun ini, menempuh rute sepanjang 6,3 km. Rangkaian Unity Run akan dimulai pukul 05.00 WIB. Oleh karena itu, sejak pukul 04.00 WIB, Jalan Asia Afrika akan ditutup hingga pukul 12.00 WIB.
Asia Africa Week yang digelar sejak 23 April lalu, juga menggelar berbagai kegiatan. Seperti Photo and Short Movie Competition, Youth Conference, yaitu konferensi yang menitikberatkan pada perkembangan digital, juga Cultural and Tourism Expo. (*)