1.433 Warganya Meninggal Karena Corona, Iran Protes Sanksi AS
Penyebaran virus corona di Iran semakin meluas. Informasi terakhir menyebutkan terdapat 19.644 kasus infeksi dengan 1.433 pasien meninggal. Terdapat 1.237 infeksi baru dan 149 kematian dalam 24 jam terakhir. Iran pun memprotes ketatnya sanksi perekonomian yang diberikan Amerika Serikat (AS). Sanksi itu diklaim menghalangi bantuan dalam bentuk peralatan medis dan obat-obatan untuk masuk ke Iran.
Hingga saat ini pemerintah setempat telah menutup sekolah, kampus, kuil, melarang kegiatan perkumpulan ibadah dan kebudayaan, meski tidak menerapkan larangan bepergian.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif, melanjutkan upaya untuk meringankan sanksi ekonomi yang diterapkan oleh Amerika Serikat, serta menjalin diplomasi dengan Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi, setelah Negeri Matahari Terbit itu memberikan donasi sebesar USD23 juta kepada Iran.
Iran mengaku janji Amerika untuk mengeluarkan peralatan medis dan obat-obatan dari daftar sanksi, ternyata tak ditepati. Bank Internasional, tidak mengizinkan transfer bantuan keuangan untuk Iran dari negara lain, hal ini sesuai dengan Perjanjian Kerjasama Kemanusiaan Swiss (SHTA), perjanjian kemanusiaan baru yang disepakati antara Pemerintahan Swiss dan AS, sejak 27 Februari 2020.
Sebelumnya, Direktur Organsasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pada jurnalis di Libanon, bahwa Mike Pompeo, Sekretaris Negara AS, telah menyetujui unyuk menghapus sejumlah sanksi terkait transfer dana medis yang melibatkan perbankan.
Namun, Brian Hook, Perwakilan Khusus AS untuk Iran mengatakan pada jurnalis di pekan ini. “Kebijakan kami untuk menekan secara maksimal pada rezim Iran terus berlanjut. Sanksi dari US tidak mencegah bantuan masuk ke Iran,” katanya, dialihbahasakan dari The Guardian, dikutip pada Minggu 22 Maret 2020.
Sebelumnya, AS menjatuhkan sanksi perekonomian pada rezim pemerintahan Iran di antaranya sebagai alat untuk menekan penghapusan nuklir di wilayah itu. Upaya juga dilakukan untuk menekan aliran uang yang berasal dari Iran dan ditujukan pada gerakan terorisme.
Advertisement