Ini 14 Sekolah Surabaya yang Lolos Adiwiyata
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya dan tim penilai telah meloloskan 14 sekolah dalam proses penilaian Adiwiyata. Bagi instansi pendidikan yang terpilih, akan dilanjutkan dalam skala provinsi.
Sebanyak 14 lembaga pendidikan tersebut terdiri dari 10 jenjang SD, serta empat sekolah SMP. Penilaian yang dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor: P.53/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019.
Penilaian yang dilakukan secara daring itu mencakup beberapa aspek, mulai dari verifikasi kelengkapan administrasi, kebersihan lingkungan, hingga fasilitas serta sarana prasarana di sekolah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Eko Agus Supiadi mengatakan, di masa pandemi Covid-19 ini ada perbedaan pada proses penjaringan maupun penilaian Calon Sekolah Adiwiyata tersebut.
Meski demikian, lanjut Agus, selama ini pendampingan dan pengawasan terhadap Calon Sekolah Adiwiyata di Surabaya itu terus berjalan. Namun tetap dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Pakai virtual, jadi dibatasi, kalau dulu (tim penilai) itu datang dan ada penyambutan. Kalau sekarang tidak,” kata Agus, melalui rilis resmi Pemkot Surabaya, Jumat, 25 September 2020.
Bagi Calon Sekolah Adiwiyata yang dinyatakan lolos di tingkat kota, nantinya lembaga pendidikan itu akan diusulkan ke jenjang Provinsi Jawa Timur.
“Nanti yang lolos kita usulkan ke tingkat provinsi. Biasanya kalau di provinsi itu tunggu satu tahun dulu, dia bina sekolah itu, kemudian di tahun berikutnya diusulkan ke tingkat nasional,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu anggota tim penilai Sekolah Adiwiyata Kota Surabaya 2020, Andreas Agus Kristanto Nugroho, berharap agar 14 lembaga pendidikan yang lolos itu dapat lebih berkembang lagi.
Sebab, dia menilai, masih banyak media pembelajaran lain yang belum dimanfaatkan oleh para guru. Seperti mengadopsi konsep wisata alam, heritage, serta taman di Surabaya.
“Itu yang masih belum saya temukan di salah satu peserta ini. Jadi itu yang perlu dikembangkan oleh sekolah yang bisa menunjukkan karakter Surabayanya,” kata Andreas.
Menurut Andreas, dalam program ini rata-rata sekolah itu hanya sekadar melengkapi persyaratan yang harus ada. Tapi, dia tidak mengerti esensi yang harus diajarkan kepada anak didiknya seperti apa.
“Seharusnya dia bisa men-twice, bolehlah copy paste tapi silakan ubah sedikit, misal saya modifikasi hasilnya. Cari yang bisa sesuai dengan sekolah saya seperti apa,” tutupnya.