14 Desa di Bondowoso Jadi Sasaran Percepatan Stunting
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso melakukan percepatan menurunkan angka stunting di Kota Tape, sebutan Kabupaten Bondowoso- yang masih tinggi. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menetapkan 14 Desa di Bondowoso menjadi lokasi sasaran penanganan stunting pada 2022.
Empat belas Desa, itu adalah Dabasah, Bendelan, Plalangan, Solor, Cermee, Dawuhan, dan Kesemek. Kemudian, Desa Sumberanom, Sumber Kemuning, Kemirian, Jurang Sapi, Blimbing, Dawuhan, dan Pekauman.
"Empat belas Desa lokasi sasaran penanganan stunting di Bondowoso pada 2022, itu tersebar di 9 Kecamatan. Yakni, Kecamatan Bondowoso, Grujugan, Tenggarang, Wonosari, Binakal, Tamanan, Tapen, Klabang, dan Cermee," kata Kepala Dinkes Bondowoso, dr. M. Imron, dikonfirmasi Ngopibareng.id.
Menurut Dokter Imron, 14 Desa tersebar di 9 Kecamatan menjadi lokasi sasaran penanganan stunting, karena angka stuntingnya masih tinggi. "Dengan menjadikan sasaran penanganan stunting, kita berharap semua pihak berkomitmen menurunkan angka stunting dengan menjadikan gerakan masif," terangnya.
Dokter Imron juga menjelaskan, penyebab masih tingginya angka stunting di Bondowoso tidak hanya pada gizi saja. Ada beberapa indikator lain yang belum dilakukan masyarakat Bondowoso, khususnya di desa.
"Seperti bagaimana pola asuh selama balita, rumah layak huni atau tidak, dan mempunyai jamban atau tidak. Jadi, stunting ini tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat hingga rukun warga dan keluarga," jelasnya.
Angka stunting di Bondowoso terbilang masih tinggi. Dari hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka stunting di Bondowoso masuk kategori merah. Karena, angka stunting tinggi di atas 30 persen, yakni mencapai 37 persen.
Advertisement