133 Korban Jiwa di Kanjuruhan, Unesa Dorong Saran dari Forum
Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar sarasehan sepak bola nasional menyambut tragedi yang menewaskan 133 orang di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Dalam kegiatan ini, Unesa mengundang sejumlah pakar mulai dari Menpora Zainudin Amali, Anggota Komite Eksekutif PSSI Ahmad Riyadh UB, Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia Ignatius Indro, Sosiolog Imam B Prasojo, Profesor Muchlas ahli pendidikan karakter dan Profesor Agus Kristiyanto dari Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia.
Rektor Unesa, Profesor Nurhasan mengatakan, sarasehan ini sengaja digelar sebagai bentuk keprihatinan atas Tragedi Kanjuruhan. Menurutnya, sangat mahal dan tidak bisa diganti harga satu nyawa dengan tontonan sepak bola.
"Kita perlu menata hati kita semua dalam rangka menyiapkan manajemen penyelenggaraan sepak bola. Semua inginnya damai semua inginnya pertandingan membahagiakan," ungkap pria yang akrab disapa Cak Hasan itu.
Dalam penanganan masalah tersebut, kata Cak Hasan, perlu ada formulasi baru yang dibuat oleh PSSI bersama stakeholder sepak bola Indonesia. Mulai dari aturan penyelenggaraan, tata kelola klub sampai suporter, termasuk dari pihak keamanan.
"Jadi harapan ke depan kita bersama bisa bantu pemerintah dan PSSI menyusun formula terbaik pada kegiatan pertandingan sepak bola, dengan selalu memperhatikan beberapa indikator termasuk manajemen suporter, keamanan, sampai manajemen penyelenggaraan. Sehingga harapan tidak ada lagi tragedi serupa," ujarnya.
Salah satunya seperti yang menjadi keluhan dari perwakilan suporter Ignatius Indro yang menilai sepak bola belum memanusiakan suporter. Ia menilai, selama ini suporter hanya diambil keuntungan saja dari pembelian tiket. "Tetapi jaminan keamanan dan kenyamanan itu belum. Tali kalau ada kejadian suporter jadi sasaran katanya suporter rusuh," ungkapnya.
Karena itu, ia usul, jika harus ada ketentuan baru yang dapat menjamin keselamatan suporter. Salah satunya dengan adanya asuransi dalam tiket yang dibeli suporter.
Selain itu, perlu adanya ketegasan dari PSSI dalam menjalankan regulasi yang ada sesuai ketentuan FIFA. Sehingga, pertandingan dapat berjalan dengan baik. "Saya ajak seluruh suporter kita junjung sportivitas dan ada hal lebih besar dari rivalitas ya kemanusiaan," pungkasnya.