1.300 Tour Guide Disiapkan Sambut Wisman Tiongkok yang Rayakan Imlek
Wisatawan Tiongkok ke Bali melonjak pesat. Imlek 2018 yang jatuh 16 Februari besok adalah alasan mengapa mereka menyerbu Bali.
Untuk menjamu para turis, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) menyiapkan 1.300 tour guide berbahasa mandarin.
“Untuk SDM di Bali, sesuai laporan dari Divisi Mandarin, terdapat 1.300 guide bahasa Mandarin. Semua tour guide akan disebar saat Imlek,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) HPI, Sang Putu Subaya, di Denpasar.
Meski memiliki banyak SDM, pria yang akrab disapa Sangtu itu mengaku tetap berjaga-jaga jika terjadi lonjakan permintaan guide.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Asita, pola kedatangan turis Tiongkok mulai bergeser dari grup ke pola free independent traveller (FIT).
“Kalau berbicara kurang atau tidak, tentu harus disandingkan dengan data statistik, kira-kira berapa kebutuhannya dan ekspekstasi kedatangannya. Terlebih ada perubahan pola, dari biasanya datang secara grup atau berkelompok, sekarang turis ini berangkat hanya 2-4 orang,” ujarnya.
Dengan pola baru tersebut, kebutuhan guide akan lebih banyak. Karena, turis yang datang akan mengambil 1 guide. “Jika tadinya 30 orang mengambil 1 guide, sekarang itu dipecah lagi. Turis yang datang sendiri-sendiri juga membutuhkan guide juga,” jelasnya.
Faktor ini yang harus dikalkulasi Asita dan HPI untuk menentukan jumlah guide, khususnya saat peak season.
Selama ini, Bali menjadi salah satu tujuan favorit wisman asal Tiongkok. Mengacu pada data BPS, wisman Tiongkok yang berlibur ke Pulau Dewata mencapai 1,38 juta orang selama tahun 2017.
Jumlah itu meningkat 395.079 orang, atau 39,88 persen, dibandingkan tahun 2016 yang tercatat 990.771 orang.
Sebagian besar wisatawan Tiongkok berkunjung ke Bali melalui Bandara Ngurah Rai, langsung dari negaranya. Wisatawan yang berkunjung lewat jalur laut menggunakan kapal pesiar, tercatat hanya 272 orang. Di Bali, warga Tiongkok rata-rata untuk menikmati panorama alam, serta keunikan seni dan budaya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sendiri memberikan perhatian serius terhadap pemandu wisata berbahasa Mandarin. Sebab, belakangan turis asal Tiongkok membanjiri seluruh penjuru dunia, termasuk Bali.
Menteri menilai jumlah pemandu wisata berbahasa Mandarin yang ada masih kurang. Hal ini perlu segera diatasi.
“Tiongkok menjadi pasar utama wisman 2018, karena total nilai dari size, sustain (growth), dan spread (spending) tertinggi (WA) mencapai 92%. Sedangkan posisi kedua adalah Eropa yang total nilainya 77%. Keunggulan pasar wisman Eropa pada spread atau spending,” kata Menpar.
Menurutnya, pengeluaran wisatawan asal Eropa rata-rata mencapai USD1.538/wisman per kunjungan. Sedangkan wisatawan Tiongkok USD1.019/wisman per kunjungan.
Meskipun jumlah wisatawan Tiongkok lebih besar (size) dari sisi total nilai (WA), namun untuk perolehan devisa atau spread (spending) wisatawan Eropa lebih unggul mencapai USD2,6 miliar, sedangkan devisa dari wisatawan Tiongkok sebesar USD1,9 miliar.
“Hampir semua destinasi dipenuhi turis Tiongkok. Masuk akal, karena ada 120 juta outbound China tahun 2015, dan tahun 2016 naik, tahun 2017 semakin naik lagi. Di Bali pun begitu. 2016 Bali didominasi wisman Australia. Tapi, 2017 dominasi itu sudah tergeser oleh wisman China," kata Arief Yahya. (*)