13 Tahun Kamisan, Aksi Kamisan Malang: Kami Ingin Merawat Ingatan
Pada 2020 ini, Aksi Kamisan sudah menginjak umur 13 tahun, sejak dibentuk pada 18 Januari 2008 silam oleh para korban dan maupun keluarga korban pelanggaran HAM.
Semenjak itu Aksi Kamisan mulai menyebar di berbagai kota salah satunya Aksi Kamisan Malang yang terbentuk pada 2017, di Kota Batu, tempat kelahiran aktivis HAM, Munir Said Thalib.
Pembentukan tersebut diinisiasi oleh lembaga Omah Munir. Sejak itu Aksi Kamisan Malang eksis sampai saat ini.
"Pemantiknya itu adalah banyaknya teman-teman yang menanyakan perkembangan kasus Cak Munir. Apalagi di Malang ini adalah kelahiran beliau," tutur Korlap Aksi Kamisan Malang, Kevin Al Firdaus pada Kamis 16 Januari 2020, saat menggelar Kamisan di Balai Kota Malang.
Aksi Kamisan Malang sendiri memang tak terlepas dari semangat konsistensi yang dibangun oleh Aksi Kamisan Jakarta yang sudah melakukan Kamisan selama 13 tahun.
"Alasan sederhana kami konsisten melakukan Kamisan karena seperti yang dikatakan Bu Sumarsih (salah satu inisiator Kamisan) sebab banyak pelanggaran HAM itu belum diungkap. Kalau sudah diselesaikan kami tidak akan capek-capek aksi di Balai Kota Malang ini," tuturnya.
Sumarsih sendiri merupakan ibu dari Wawan yang merupakan mahasiswa korban penghilangan pada peristiwa Semanggi I tanggal 13 November 1998.
"Yang membuat kami terus bertahan melakukan aksi ini karena melihat penantian keadilan Bu Sumarsih dan Bu Suciwati Munir," ujarnya
Bahkan kata Kevin, meskipun massa yang datang sedikit, kamisan akan tetap digelar. "Pernah ada yang aksi cuma satu-dua orang," ucapnya.
Aksi Kamisan Jakarta juga kata Kevin, telah mampu membangun semangat emosional bagi Aksi Kamisan di Malang.
Semangat emosional itu melalui pembangunan ingatan kolektif yang dibangun Aksi Kamisan Jakarta yang terinspirasi dari aksi ibu-ibu di Argentina yang menuntut keadilan terhadap pemerintah atas kehilangan anaknya selama Presiden Videla berkuasa.
Berkat kegigihan tersebut Presiden Argentina, Videla pada 1985, akhirnya mendapatkan hukuman seumur hidup atas dakwaan pelanggaran HAM.
"Kejadian itu yang membuat emosional kami semakin kuat. Juga karena kegigihan Bu Sumarsih dan Bu Suciwati Munir," tutur Kevin.
Aksi Kamisan Malang sendiri memiliki isu besar berupa pelanggaran HAM, terutama mendiang Munir dan konflik yang ada di Jawa Timur.
Seperti pada Aksi Kamisan pada 16 Januari 2020 ini mereka menyuarakan konflik tambang yang ada di Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur.
"Mayoritas mata pencaharian masyarakat yang semula adalah petani dan nelayan ini terenggut setelah pegunungan Timpa Pitu diubah statusnya yang semula hutan lindung menjadi hutan produksi," jelasnya.
Advertisement