13 Orang Tewas Baku Tembak Etnis Meitei Vs Kuki di Manipur India
Baku tembak di Manipur, India kembali memakan korban 13 orang. Ini merupakan bentrokan mematikan terbaru sejak kekerasan etnis meletus tujuh bulan lalu di wilayah tersebut.
Sebelumnya, pejabat negara bagian mengkonfirmasi kepada media Times of India, sebanyak 200 orang telah tewas di negara bagian Manipur sejak pertempuran pecah pada Mei lalu.
Kelompok yang bertikai ialah komunitas Meitei vs Kuki. Etnis Meitei sebagian besar beragama Hindu dan tinggal di dalam dan sekitar wilayah Imphal. Sedangkan etnis Kuki sebagian besar beragama Kristen tinggal di area perbukitan setempat.
"Mayat-mayat ditemukan di distrik Tengnoupal, Manipur, sebuah daerah yang terletak dekat perbatasan dengan Myanmar," ungkapnya.
Ketegangan berlangsung lama antara kedua komunitas tersebut karena persaingan untuk mendapatkan tanah dan pekerjaan publik. Di mana para aktivis hak asasi manusia menuduh para pemimpin lokal memperburuk perpecahan etnis demi keuntungan politik.
Negara bagian tersebut kini telah terpecah belah berdasarkan etnis, dengan para milisi yang saling bersaing melakukan blokade untuk mencegah masuknya anggota komunitas lawan.
Etnis Meitei
Mengutip dari situs Britannica, Meitei yang dieja Meetei atau Meithei disebut Manipuri adalah populasi dominan Manipur di timur laut India. Daerah itu pernah dihuni seluruhnya oleh orang-orang yang menyerupai suku pegunungan, seperti Naga dan Mizo.
Perkawinan campur dan dominasi politik dari suku-suku terkuat menyebabkan penggabungan kelompok etnis secara bertahap dan akhirnya pembentukan Meitei, berjumlah sekitar 1,5 juta pada awal abad ke-21. Mereka dibagi menjadi klan, yang anggotanya tidak menikah.
Mereka berbicara bahasa Tibeto-Burman.
Etnis Kuki
Etnis Kuki disebut sebagai Lushai, Kukis, Darlongs, Rokhums, dan di antara penduduk Burma mereka dikenal sebagai Chins. Mereka menyebut diri mereka Hareems.
Masyarakat etnis Kuki terdiri dari orang Asia Tenggara yang tinggal di Perbukitan Mizo (sebelumnya Lushai) di perbatasan antara India dan Myanmar (Burma) dan berjumlah sekitar 12.000 pada tahun 1970-an. Masyarakat Kuki sebagian besar berasimilasi dengan Mizo yang lebih padat penduduknya serta mengadopsi kebiasaan dan bahasa mereka.
Suku Kuki hidup terasing di hutan bambu yang menyediakan bahan bangunan dan kerajinan tangan bagi mereka. Mereka menanam padi, berburu binatang liar serta memelihara anjing, babi, kerbau, kambing, dan unggas.
Advertisement