13 Negara Dunia Islam Bereaksi atas Sikap Islamofobia Marcon
Pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang menyudutkan Islam dan Muslim. Ia menganggap penghinaan Nabi Muhammad SAW sebagai ekspresi kebebasan.
Tentu saja, hal itu telah menjadi bumerang, dengan situasi di negara itu yang menegang karena insiden pembunuhan guru sejarah yang menghina nabi dan penusukan dua Muslimah di ibukota Paris.
Setidaknya, dunia Islam mereaksi sikap Marcon. Berikut 13 negara berpenduduk Muslim memberi reaksinya:
1. Pakistan
Kementerian Luar Negeri Pakistan pada hari Senin memanggil duta besar Prancis di Islamabad untuk menyampaikan keluhan tentang komentar Macron.
“Benih kebencian yang ditanam hari ini akan mempolarisasi masyarakat dan memiliki konsekuensi serius,” kata Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi dalam sebuah pernyataan.
2. Suriah
Para demonstran mengadakan protes pada hari Minggu di wilayah Suriah yang masih di luar kendali pemerintah di mana mereka membakar gambar Macron, menurut monitor perang Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
3. Libya
Sekitar 70 orang melakukan protes di ibu kota Libya, Tripoli, kata seorang koresponden AFP. Beberapa membakar bendera Prancis dan mencap foto presiden Prancis.
“Sebagai Muslim, adalah kewajiban kami untuk menghormati semua nabi, jadi kami mengharapkan hal yang sama dari semua agama lain,” kata ibu rumah tangga Fatima Mahmud, 56 tahun, menjelang protes di Tripoli. “Menjelekkan Islam dan Muslim tidak akan menjaga perdamaian sosial di Prancis.”
Sementara Dewan Tinggi Negara Libya meminta pemerintah untuk mengakhiri hubungan ekonomi dengan Prancis sambil menghapus kesepakatan minyak dengan perusahaan minyak Prancis Total.
4. Mesir
Para pengguna sosial media mengejek Macron dengan menggambarkannya sebagai anjing. Selain itu mereka juga membagikan daftar merk Prancis seperti perusahaan mobil Peugeot dan Renault serta perusahaan susu terkenal seperti Kiri, Babybel dan Danone, menyerukan agar orang-orang untuk memboikotnya.
Kepala lembaga Islam paling berpengaruh di dunia, Al-Azhar, Syeikh Ahmed Al-Tayeb pada Sabtu menyebut ketegangan Prancis baru-baru ini dengan dunia Muslim adalah bagian dari kampanye sistemik Islamofobia.
“Saya katakan kepada mereka yang membenarkan penghinaan terhadap nabi Islam: krisis sebenarnya adalah karena duplikasi intelektual Anda dan agenda sempit Anda,” lanjut cendekiawan itu dalam serangkaian tweet.
Dia mengingatkan Macron bahwa tanggung jawab paling penting dari para pemimpin adalah menjaga perdamaian sipil, keamanan dalam komunitas, menghormati agama, melindungi orang dari perselisihan, dan tidak mengobarkan konflik atas nama kebebasan berekspresi.
5. Qatar
Supermarket-supermarket besar di Qatar telah menyingkirkan produk-produk Prancis dari rak mereka. Pada Jumat, supermarket Al Meera Qatar mengeluarkan semua produk Prancis dari raknya sebagai tanggapan atas dugaan provokasi Paris.
“Kami menegaskan bahwa sebagai perusahaan nasional, kami bekerja sesuai dengan visi yang sejalan dengan agama kami yang setia, adat istiadat dan tradisi kami yang mapan, dengan cara yang melayani negara dan keyakinan kami, dan memenuhi aspirasi pelanggan kami,” kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Sejumlah perusahaan lain, termasuk Al Merkati, Souq Al Baladi, Qatar Shopping Complex, Al Wajba Factory, dan Snoonu juga ikut memboikot.
6. Iran
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menulis di Twitter: “Muslim adalah korban utama dari ‘kultus kebencian’ – diberdayakan oleh rezim kolonial & diekspor oleh klien mereka sendiri. Menghina 1.9 M Muslim- & kesucian mereka – untuk kejahatan menjijikkan dari ekstremis seperti itu adalah penyalahgunaan kebebasan berbicara oportunistik. Itu hanya menyulut ekstremisme. ”
7. Palestina
Di Deir al-Balah di Jalur Gaza, warga Palestina membakar potret Macron, menyebut ucapannya “serangan dan penghinaan terhadap Islam”.
“Kami mengutuk komentar presiden Prancis… dan siapa pun yang menyinggung Nabi Muhammad, baik melalui kata-kata, tindakan, gerak tubuh atau gambar,” kata Maher al-Huli, pemimpin kelompok Hamas Palestina.
8. Iraq
Rabaa Allah, sebuah faksi pro-Iran di Irak, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa satu setengah miliar orang di seluruh dunia pada dasarnya telah dihina, dan memperingatkan bahwa orang-orangnya “siap untuk menanggapi kapan dan di mana mereka mau”.
9. Moroko
Kementerian luar negeri Maroko “dengan keras” mengutuk terus terbitnya karikatur tersebut, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi MAP.
Gerakan Persatuan dan Reformasi menolak upaya Prancis untuk menyalahgunakan Islam dan simbol-simbolnya. Partai oposisi terbesar kedua di negara itu, Partai Istiqlal (Kemerdekaan), juga mengungkapkan “kebencian yang mendalam atas kartun yang menghina Nabi Muhammad, saw, dan pernyataan menentang Islam”.
10. Yordania
Menteri Urusan Islam Yordania Mohammed al-Khalayleh mengatakan bahwa “menghina” nabi adalah “bukan masalah kebebasan pribadi, tetapi kejahatan yang mendorong kekerasan.”
11. Prancis
Sementara itu, Jean-Luc Melanchon, ketua partai sayap kiri Prancis Unbowed France dan anggota parlemen, juga menyerang Macron.
“Macron benar-benar kehilangan kendali atas situasi. Dengan pernyataan Erdogan, Prancis direndahkan, dihina, dan diejek. Apa strategi Macron? Apa yang dia rencanakan selain tweet? ”
13. Indonesia
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan kecewa pada pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyudutkan umat Islam dan menganggap penghinaan Nabi Muhammad SAW sebagai ekspresi kebebasan. Pernyataan ini disampaikan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Dadang Kahmad.
“Kami merasa kecewa dan patut disayangkan pernyataan tersebut keluar dari seorang pemimpin yang memperlihatkan ketidaktoleranan terhadap keyakinan orang lain,” kata Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad dikutip laman Antara News hari Senin 26 Oktober 2020.
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan Presiden Macron adalah tipikal pemimpin yang bisa membawa pada pertentangan dan permusuhan umat beragama jika tidak mengubah cara berkomunikasinya, termasuk meminta maaf kepada masyarakat dunia.
“Saya melihat pimpinan seperti Presiden Prancis inilah contoh pemimpin yang akan bisa menyeret dunia kepada kekacauan dan permusuhan yang dalam yang akan memunculkan dendam yang berkepanjangan yang tidak akan kunjung berakhir,” kata dia.