13 Anggota Militer AS Tewas dalam Ledakan di Luar Bandara Kabul
Depertemen Pertahanan AS mengkonfirmasi 13 anggota milternya tewas bersama sekitar 60 warga sipil lainnya, akibat dua ledakan yang terjadi di luar Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Kamis malam. Delapan belas anggota militer AS lainnya luka-luka.
Kelompok Afiliasi Afghanistan dari ISIL (ISIS) yang dikenal sebagai Negara Islam Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K) mengaku bertanggung jawab terhadap serangan itu.
Presiden AS Joe Biden berjanji untuk membalas serangan di Kabul itu. Biden juga membenarkan bahwa pemboman itu dilakukan oleh Negara Islam Provinsi Khorasan, ISKP (ISIS-K) afiliasi kelompok ISIL (ISIS) di Afghanistan.
“Kami akan memburu kalian, dan kalian akan membayar. Saya akan membela kepentingan kami pada rakyat kami dengan segala tindakan atas perintah saya.”
Joe Biden mengatakan pasukan AS tidak menghadapi serangan selama setahun terakhir karena kesepakatan penarikan. Menurut Biden, alasan tidak adanya korban jiwa militer Amerika di Afghanistan sejak Februari 2020 sebelum serangan Kamis malam, adalah karena kesepakatan pendahulunya Donald Trump yang telah menandatangani dengan Taliban.
“Alasan mengapa tidak ada serangan terhadap orang Amerika … adalah karena komitmen yang dibuat oleh Presiden Trump, 'Saya akan keluar pada 1 Mei; sementara itu, Anda setuju untuk tidak menyerang orang Amerika mana pun,” kata Biden. "Itulah kesepakatannya. Itu sebabnya tidak ada orang Amerika yang diserang, sampai hari Kamis kemarin,” kata Biden, seperti dikutip Al Jazeera.
Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan satu ledakan terjadi di dekat Gerbang Biara bandara dan ledakan lainnya di dekat Hotel Baron di dekatnya. Dua pejabat AS mengatakan setidaknya satu dari ledakan itu tampaknya berasal dari bom bunuh diri.
Serangan itu terjadi pada saat militer AS dan NATO sedang mengevakuasi warga asing dan warga Afghanistan yang akan meninggalkan negeri itu. Evakuasi dipercapat karena Taliban memberi batas waktu hingga 31 Agustus.
AS telah mengumumkan bahwa lebih dari 100.000 orang dari Afghanistan telah dievakuasi sejak 14 Agustus, menjelang kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan.
"Sejak 14 Agustus, AS telah mengevakuasi dan memfasilitasi evakuasi sekitar 100.100 orang," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Kamis kemarin, beberapa jam setelah ledakan kembar menewaskan puluhan warga Afghanistan dan setidaknya 13 tentara AS, di salah satu pintu masuk. di bandara Kabul. (*)