125.000 Guru Dipecat, Tolak Kudeta Militer Myanmar
Federasi Guru Myanmar mengatakan, pemerintah militer -- Junta Myanmar memberhentikan sementara 125 ribu lebih guru yang ikut gerakan perlawanan sipil menentang kudeta militer 1 Februari 2021.
Langkah ini dilakukan beberapa hari sebelum tahun ajaran baru dimulai. Pejabat Federasi Guru Myanmar yang tidak bersedia disebutkan namanya karena khawatir diserang pemerintah mengatakan, pemerintah militer memberhentikan 125.900 guru.
"Bila mereka memang memecat orang-orang ini, maka seluruh sistem akan terhenti," kata pejabat yang juga seorang guru tersebut seperti dilansir Reuters, Senin 24 Mei 2021.
Pejabat Federasi Guru Myanmar ini sudah masuk dalam daftar orang yang didakwa junta. Data terbaru yang diambil dua tahun yang lalu menunjukkan Myanmar memiliki 430 ribu guru sekolah.
"Langkah ini hanya ancaman agar bersedia kembali bekerja," kata dia.
Respon Rakyat
Sejumlah guru dan orang tua murid memboikot tahun ajaran tahun ini sebagai bagian dari upaya melumpuhkan negara. Upaya rakyat menentang kudeta yang menghentikan proses demokratisasi di Myanmar.
Pejabat tersebut juga mengatakan, telah diberitahu dakwaannya akan dicabut bila ia bersedia kembali mengajar.
Juru bicara Departemen Pendidikan Negara Asia Tenggara itu belum dapat dimintai komentar.
Surat kabar yang dikuasai pemerintah Global New Light of Myanmar meminta guru dan siswa-siswi kembali ke sekolah agar sistem pendidikan dalam kembali berjalan.
Selain pendidikan, sektor kesehatan dan seluruh sektor swasta maupun pemerintah di Myanmar juga terhenti sejak militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi yang terpilih.
Organisasi guru mengatakan sekitar 19.500 staf universitas juga diberhentikan sementara. Pendaftaraan tahun ajaran yang dimulai bulan Juni mulai dibuka pekan depan. Tetapi sejumlah orang tua murid mengatakan mereka berencana membiarkan anak-anak mereka tidak bersekolah.
Menolak Pendidikan Diktator Militer
"Saya tidak akan mendaftarkan putri saya, karena saya tidak ingin memberinya pendidikan dari diktaktor militer. Saya juga khawatir dengan keselamatannya," kata Myint yang memiliki putri berusia 14 tahun.
Para siswa-siswi yang menjadi garda depan unjuk rasa harian mengatakan mereka berencana memboikot proses belajar mengajar.
"Saya tidak akan kembali ke sekolah bila kami tidak mendapatkan demokrasi kami kembali," kata Lwin yang berusia 18 tahun.
Sistem pendidikan Myanmar sudah menjadi yang terburuk di kawasan. Berdasarkan survei global tahun lalu negara itu berada di peringkat 92 dari 93 negara.
Walaupun pemerintah Suu Kyi berusaha meningkatkan pendidikan tapi anggaran untuk pendidikan kurang 2 persen dari produk domestik bruto.
Data Bank Dunia menunjukkan anggaran pendidikan Myanmar terendah di dunia.
Pemerintah tandingan yang didirikan untuk melawan junta, National Unity Government mengatakan akan memberikan semua yang dapat mereka berikan untuk mendukung para guru dan siswa-siswi.
Mereka meminta pendonor asing berhenti memberikan bantuan pada Kementerian Pendidikan yang kini dikuasai militer.
"Kami akan bekerja sama dengan pendidik Myanmar yang menolak mendukung militer yang kejam, guru-guru hebat dan berani ini tidak akan pernah ditinggalkan," kata juru bicara National Unity Government.
Menentang Kudeta Myanmar
Lebih dari 125.000 guru sekolah di Myanmar diskors oleh otoritas militer karena bergabung dengan gerakan pembangkangan sipil yang menentang kudeta militer pada Februari, kata seorang pejabat Federasi Guru Myanmar.
Skors terjadi beberapa hari sebelum dimulainya tahun ajaran baru, yang diboikot oleh beberapa guru dan orang tua sebagai bagian dari kampanye yang telah melumpuhkan negara itu sejak kudeta memutus satu dekade reformasi demokrasi.
Sebanyak 125.900 guru sekolah sudah diskors hingga Sabtu 22 Mei 2021, kata pejabat federasi guru, yang menolak menyebutkan namanya karena takut akan pembalasan. Dia sudah masuk dalam daftar buronan junta dengan tuduhan menghasut ketidakpuasan.
Myanmar memiliki 430.000 guru sekolah menurut data terbaru, dari dua tahun lalu.
"Ini hanya pernyataan untuk mengancam orang agar kembali bekerja. Jika mereka benar-benar memecat orang sebanyak ini, seluruh sistem akan berhenti," kata pejabat yang juga seorang guru itu. Dia mengatakan dia telah diberitahu bahwa tuduhan yang dia hadapi akan dibatalkan jika dia kembali, seperti dikutip dari Reuters, Minggu 23 Mei 2021.
Reuters tidak dapat menghubungi juru bicara junta atau Kementerian Pendidikan untuk dimintai komentar.
Surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah meminta para guru dan siswa untuk kembali ke sekolah untuk memulai kembali sistem pendidikan. Sekitar 19.500 staf universitas juga telah diskors, menurut kelompok guru.