120 Tahun Tebuireng, Gerakan Pencerahan Muhammadiyah pun Dibahas
Ketua Pimpinan pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmaad ketika menyampaikan materi dalam acara Peringatan Hari Lahir ke-120 tahun Pesantren Tebuireng, Jombang mengatakan bahwa, gerak dakwah dalam bentuk Amal Usaha (AUM) yang dilakukan dan tumbuh subur oleh Muhammadiyah merupakan hasil dari keikhlasan semua pihak.
Guru Besar Sosiologi Agama di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung ini berbagi rahasia perihal melimpahnya AUM yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Menurut nya, keberhasilan tersebut bukan hasil kerja dari satu pihak saja melainkan hasil kerja kolektif yang dimiliki oleh komponen Muhammadiyah. Baik yang ditingkat Pusat sampai Ranting.
"Kami bangun trust pada umat, serta yang perlu digaris bawahi adalah jiwa keikhlasan yang dimiliki warga persyarikatan juga menjadi titik poin yang turut menumbuh kembangkan AUM," ujarnya, dikutip ngopibareng.id, Minggu 25 Agustus 2019.
Selain kepercayaan dan jiwa ikhlas, juga ada prinsip pokok yang membantu melanggengkan eksistensi sebuah organisasi dakwah di tengah masyarakat, yaitu sebuah usaha kebermanfaatan. Sebagai lahan dakwah, keberadaan AUM harus senantiasa memberi kemanfaatan yang bisa dirasakan secara langsung oleh umat disekitarnya.
Menurut Dadang, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah adalah upaya memberikan pencerahan dan pemberdayaan kepada masyarakat. Suatu bentuk gerakan perubahan sosial, tujuannya untuk mencapai masyarakat berkemajuan. Muhammadiyah juga merupakan gerakan Islam yang bersifat kaffah, artinya memliki bidang garapan menyeluruh yang menyangkut sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Visi Muhammadiyah dalam mencerdaskan Bangsa bertumpu pada tiga basis peradaban, yaitu kemanusiaan, keilmuan dan spiritualitas. Ketiga aspek tersebut menjadi syarat mutlak untuk mewujudkan suatu bangunan kemajuan bangsa.
Secara berurutan Dadang menjelaskan, kemanusiaan sebagai suatu kesadaran untuk mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabarnya, keberadaan Muhammadiyah sebagai organisasi pergerakan dalam memandang persoalan kemanusiaan memiliki visi keberpihakan terhadap kaum Mustadh'afin.
Sementara untuk keilmuan menjadi aspek pendorong dalam membentuk kemajuan peradaban Islam, dalam Islam keilmuan/inteletualitas mendapat legitimasi kuat melalui nash-nash atau dalil baik yang terdapat dalam Al Qur'an maupun As Sunnah.
"Muhammadiyah sendiri memandang keilmuan sebagai syarat utama bagi pencerahan dan penyelamatan jiwa serta pencapaian kebahagiaan dan kesejahteraan manusia.
"Selanjutnya yang ketiga adalah spiritualitas, aspek ketiga ini merupakan sebuah kesadaran mendalam yang menjadi basis etos bagi setiap aspek kehidupan. Spiritualitas merupakan nilai-nilai yang membentuk dan mendasari seseorang dalam segala aktivitas hidupnya," kata Dadang.
Advertisement