12 Ribu Terdampak Banjir Trenggalek, BPBD Dirikan Dapur Umum
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Trenggalek selama beberapa jam menyebabkan tiga kecamatan terendam banjir pada Senin 16 Desember 2024. Salah satu penyebab utama banjir adalah jebolnya tanggul Sungai Ngasinan di Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek. Akibatnya, pelayanan publik dan aktivitas masyarakat lumpuh.
Kepala BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi, menyebutkan bahwa tujuh desa dan kelurahan di Kecamatan Trenggalek, Pogalan, dan Karangan terdampak banjir ini. Tinggi air yang menggenang mencapai lutut hingga setinggi 1,5 meter di beberapa wilayah.
"Saat ini sejumlah wilayah masih tergenang air, terutama di Kelurahan Kelutan. Debit air belum bisa surut karena elevasi daratan lebih rendah dari sungai," jelas Stefanus.
Banjir paling parah terjadi di Kelurahan Kelutan. Sebanyak 2.200 warga terdampak, dan banyak dari mereka memilih mengungsi. Ketinggian air yang mencapai 1,5 meter membuat rumah-rumah warga serta fasilitas umum seperti puskesmas pembantu (Pustu), dua sekolah dasar (SD), dua pondok pesantren, hingga kantor pelayanan desa tidak dapat beroperasi.
"Banjir ini menjadi salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Kami telah menyediakan posko pengungsian di kantor kelurahan untuk warga yang membutuhkan tempat aman," ujar Lurah Kelutan, Pamuji Rochmad.
Pamuji menambahkan, warga saat ini sangat membutuhkan bantuan logistik seperti makanan, perahu karet untuk evakuasi, dan pompa air untuk mempercepat pengaliran banjir ke Sungai Ngasinan. "Kami berharap ada bantuan pompa air, karena debit sungai sangat tinggi dan mempersulit air untuk surut," katanya.
Dinas Sosial (Dinsos) Trenggalek telah bergerak cepat dengan membuka dapur umum di lokasi terdampak untuk memenuhi kebutuhan warga. Selain itu, tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan evakuasi serta pemantauan di wilayah yang masih tergenang air.
"Dapur umum sudah kami siapkan sejak pagi untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi. Banyak perabotan rumah warga yang terendam, sehingga mereka kesulitan memasak," ungkap Stefanus.
Sementara itu, penanganan jangka pendek sedang difokuskan pada membantu warga yang rentan, seperti lansia dan anak-anak, agar dapat mengakses tempat aman dan layanan kesehatan.
Meski penanganan darurat sudah dilakukan, warga terdampak berharap pemerintah segera memperbaiki tanggul Sungai Ngasinan yang jebol untuk mencegah banjir serupa di masa depan.
"Banjir ini sangat menyulitkan. Kami berharap pemerintah memberikan solusi jangka panjang, terutama perbaikan tanggul sungai dan pengelolaan drainase yang lebih baik," harap Pamuji.
Hingga berita ini diturunkan, kondisi banjir di beberapa wilayah belum menunjukkan tanda-tanda surut. BPBD terus memantau situasi, sementara bantuan logistik dan alat berat mulai dikerahkan untuk penanganan lebih lanjut.