12 Karomah Kiai Maimoen Zubair, Persingkat Waktu Perjalanan
KH Maimoen Zubair (almaghfurlah) atau lebih dikenal Mbah Moen merupakan seorang tokoh Islam yang berpengaruh di Indonesia. Ia telah wafat pada 2019 dalam usia 90 tahun di ta.nah suci Makkah, Arab Saudi.
Semasa hidupnya, Mbah Moen berjuang untuk kemajuan Islam serta memberikan kontribusi di dunia perpolitikan nasional. Ia merupakan tokoh penting dalam Nahdlatul Ulama (NU), serta pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Rembang.
Berbeda dengan tokoh lainnya, Mbah Moen diberikan karomah oleh Allah Subhanahu wa ta'ala karena ketakwaannya.
Karomah sendiri merupakan suatu keajaiban yang diberikan oleh Allah Ta'ala kepada para kekasih-Nya.
Berikut 12 karomah Mbah Moen yang belum banyak diketahui publik. Di antaranya dikisahkan Kiai Fadholan, santri Kiai Maimoen Zubair.
1. Dapat Mempersingkat Waktu Perjalanan
Ketika Kiai Fadholan kuliah di Mesir dimintai tolong untuk mengantarkan Mbah Moen menuju makam Imam Syadzili yang wafat di Mesir. Namun Kiai Fadholan bingung karena perjalanan tersebut cukup panjang bahkan harus menginap, sedangkan waktu Mbah Moen di Mesir sangatlah singkat.
Keyakinan dan kepercayaan Kiai Fadholan kepada Mbah Moen. Kiai Fadholan menyewa mobil untuk menemani Mbah Moen. Perjalanan darat sepanjang 400 km dengan medan jalan yang berat yang normalnya ditempuh 7–9 jam namun hanya ditempuh 2,5 jam. Padahal saat perjalanan kerap kali istirahat salat.
2. Menyembuhkan Sakit dengan Air Putih
Saat mengunjungi makam di Mesir, Mbah Moen bersama rombongan mampir di rumah makan sederhana. Beliau dimintai tolong untuk mendoakan air putih yang dibawa oleh seorang wanita agar suaminya dapat sembuh.
Lalu Mbah Moen minta diantarkan menuju tempat suaminya. Air tersebut dioleskan ke suami si wanita, dan secara ajaib suami tersebut berangsur membaik.
3. Restoran Mesir terbakar usai menipu Mbah Moen
Usai ziarah ke makam Imam Syadzili di Mesir, Mbah Moen menepi untuk makan di sebuah restoran seafood. Mbah Moen membayar sejumlah 300 pounds Mesir. Uang tersebut sudah lebih dari cukup untuk membayar total dari makanan dipesan, namun kasir tersebut menyebutkan total yang harus dibayar yaitu 750 pounds Mesir.
Langsung Kiai Fadholan menambahkan dari uangnya untuk membayar kekurangan pembayaran, namun Mbah Moen mengetahui kejadian tersebut.
Mbah Moen terheran kenapa bisa membengkak biaya makannya, lalu berkata, "Bukan dari golongan kita, Masya Allah."
Lalu sesaat rombongan keluar dari restoran tersebut, muncul api yang membakar restoran beserta hotelnya yang tidak dapat dipadamkan.
4. Tongkatnya Kembali Lagi Setelah Hilang selama 7 Tahun
Seorang santri dari Pondok Pesantren Al Anwar Rembang yang merupakan murid dari Mbah Moen tengah melaksanakan ibadah haji. Ia ingin memberikan hadiah, namun karena Mbah Moen telah memiliki banyak sorban, sang santri akhirnya memutuskan membelikan tongkat.
Sempat menolak tawaran pedagang di sana, namun karena memaksa akhirnya santri membeli tongkat tawaran pedagang tersebut. Namun, Mbah Moen terkejut dengan pemberian santrinya tersebut yang ternyata itu merupakan tongkatnya yang hilang 7 tahun lalu.
5. Memiliki Penglihatan Batin
Kediaman Mbah Moen tidak pernah sepi dari orang yang sholat maupun tamu yang datang sekadar bersilahturahmi. Saat itu rumah Mbah Moen memang sering datang tamu tanpa diundang.
Ketika itu rumah Mbah Moen kedatangan tamu dari marga Bin Syaikh Abu Bakar dan Asegaf. Namun sebelum mulai berbicara, Mbah Moen langsung menghampiri tamunya tersebut lalu berkata, "Antum As-Seqof, Antum BSA (Bin Syaikh Abu Bakar)."
Tamu tersebut pun terkejut lalu bertanya bagaimana Mbah Moen dapat mengetahuinya. Lalu Mbah Moen menjawab, "Dilihat dari matanya sudah ketahuan."
Kemudian diajak masuk ke ruangan dalam karena kedatangan tamu istimewa dan dijamu dengan makanan.
Setelah makan, Mbah Moen memberikan dua amplop kepada habib tersebut lalu dijelaskan amplop tersebut dapat digunakan untuk bekal habib serta kebutuhan lainnya. Isi amplop sama persis dengan apa yang mereka butuhkan.
6. Bertemu Nabi Khidir Alaihissallam
Dahulu saat sedang berada di Jawa Timur, sekira pukul 11.00 WIB, Mbah Moen merasakan seperti ada yang memanggil dirinya yang suara tersebut datang dari makam dekat pondok.
Di makam tersebut ternyata terdapat Nabi Khidir Alaihissallam yang berpakaian petani. Lalu Nabi Khidir berkata, "Kamu cinta kepada saya, saya juga cinta kepada kamu, dijamin Gusti Allah nantinya."
Kemudian Nabi Khidir Alaihissallam mendoakan Mbah Moen lama sekali. Selanjutnya Nabi Khidir menghilang, kemudian Mbah Moen kembali ke pondok.
7. Dititipi Pesan oleh Rasulullah Melalui Mimpi
Melalui mimpi, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam menitipkan keturunannya untuk berguru dengan Mbah Moen. Habib Zaky yang saat itu merupakan keturunan Rasulullah diberi wejangan dari pamannya agar tidak memberi tahu kepada Mbah Moen kalau dirinya merupakan keturunan Rasul.
Namun di tengah malam, Mbah Moen mendatangi Habib Zaky lalu mengatakan mengapa dirinya tidak menyebutkan kalau keturunan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, karena Mbah Moen baru saja bermimpi bertemu Rasulullah dan dititipkannya keturunannya untuk berguru di pondok Mbah Moen.
8. Keajaiban di Sekitar Wafatnya Mbah Moen
Ada beberapa yang mengatakan bahwa Mbah Moen mengetahui kapan dia wafat, salah satu kisahnya yaitu saat Mbah Moen sedang berada di salah satu hotel di Makkah.
Ada tamu yang menemui Mbah Moen lalu bertanya sampai kapan Mbah Moen menetap. Lalu Mbah Moen menjawab sampai tanggal 5, namun saat itu ritual haji baru selesai saat tanggal belasan.
Keajaiban lain saat di hari wafatnya, alam sekitar mengiringi kepergiannya. Awan mendung serta hujan turun saat di pagi hari padahal saat itu musim kemarau.
9. Nasi Berkat Tahlil 7 Harian tidak Basi sampai Pk 11 siang
Mulai nasi, ikan, daging, kue, dan lain-lain tidak ada penurunan kualitas yang normalnya dapat terjadi pada makanan. Kondisinya masih layak makan seperti saat baru saja dibagikan.
10. Menghentikan hujan lebat saat pengajian
Saat situasi pengajian, tidak disangka turun hujan lebat. Saking derasnya para jemaah mencari posisi yang aman agar tidak kehujanan. Di tengah kepanikan panitia dan undangan, ternyata Mbah Moen menyikapi dengan tenang, beliau melantunkan doa yang diamini para jamaah, hujan pun seketika berhenti.
11. Menaiki Mobil Tanpa Bahan Bakar
Mbah Moen kerap menaiki mobil saat sedang ke sana kemari. Ketika menuju Pasuruan, mobil yang biasa beliau tersebut mengalami kerusakan.
Saat pulang akhirnya mobil tersebut dibawa ke bengkel. Namun, montir terheran-heran karena diketahui selang bahan bakar itu terlepas sehingga mobil melaju tanpa menggunakan bahan bakar.
12. Amalan Pelaris Dagang Sapi
Bisnis sapi yang sedang sulit membuat para pedagang kebingungan mengenai kehidupan ekonominya. Di tengah kebingungan, seorang juragan sapi bertemu dengan Mbah Moen untuk sowan dan bercerita mengenai bisnisnya.
Ketika malam tiba, juragan tersebut hendak pamit usai bercerita, namun Mbah Moen melarang dan menyuruh agar menginap di pondoknya. Usai sowan dan menginap di pondok Mbah Moen, bisnis sapinya mulai kembali berputar, geliat jual-beli kembali berjalan dan segala kerumitan ekonominya berangsur membaik.
Wallahu a'lam bishawab..
Semoga bermanfaat. Amiin.