11 Sapi Perah Mati Terjangkit PMK, KUD Argpuro ‘Lockdown’
Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di lingkungan peternak sapi perah di bawah binaan Koperasi Unit Desa (KUD) Argopuro, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo membuat pengurus KUD di lereng atas Gunung Argopuro itu bersikap. Agar PMK tidak semakin meluas, pengurus KUD Argopuro melakukan penyekatan (lockdown).
Penyekatan dilakukan sejak Selasa, 31 Mei 2022 setelah sebanyak 229 sapi perah dari total populasi 7.375 sapi perah binaan KUD Argopuro terserang PMK. Sebanyak 11 sapi perah di antaranya dilaporkan mati karena terjangkit PMK.
“Sehingga untuk mencegah penularan PMK lebih luas, pengurus KUD Argopuro memilih melakukan lockdown,” ujar Suloso, Kepala Bidang Usaha KUD Argopuro, Suloso, Selasa, 31 Mei 2022.
Dikatakan wabah PMK ini menyebabkan produksi susu segar yang disetorkan ke KUD Argopuro menurun drastis. Tentu saja hal ini berpengaruh terhadap perekomonian ratusan peternak sapi perah.
“Lockdown ini sebagai bentuk antisipasi untuk mencegah penyebaran wabah PMK. Mulai dari kunjungan antar peternak hingga petugas di-lockdown,” ujar Suloso.
Kebijakan penyekatan sementara ini sudah mendapatkan persetujuan dari Dinas Pertanian dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo Kabupaten Probolinggo.
Demi kepentingan lockdwon, kata Suloso, untuk sementara pelayanan inseminasi buatan (IB) dihentikan selama 21 hari (satu siklus). Sebab penularan PMK diduga dibawa petugas IB yang berpindah-pindah kandang sapi perah.
“Lockdown ini sebagai salah satu cara untuk memutus mata rantai penularan PMK,” katanya. Selama lockdown, petugas melalukan pencegahan dengan cara penyemprotan disinfektan pada kandang dan pemberian vitamin kepada sapi-sapi perah.
Sementara Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo, Anung Widiarto mengatakan, KUD Argopuro telah melakukan pangkah preventif dan kuratif menghadapi wabah PMK.
“Mudah-mudahan dengan lockdown, penyebaran PMK yang menjangkiti sapi-sapi perah bisa dihentikan,” ujarnya.
Di luar sapi perah, PMK juga menjangkiti ratusan sapi-sapi pedaging di Kabupaten Probolinggo. Bahkan, Dinas Pertanian setempat melaporkan, dari 24 kecamatan di Kabupaten Probolinggo, hanya dua kecamatan yang bebas dari PMK.