105 Pelanggaran dan Kekerasan! Gusdurian Serukan Pemilu Damai
Pemilu adalah prosedur pergantian kepemimpinan secara demokratis. Dalam pemilu suara rakyat adalah instrumen legitimasi sekaligus.
Hal itu dimaksudkan untuk memastikan proses peralihan kekuasaan berlangsung damai, terbuka, adil dan bermartabat.
"Karena itu keseluruhan proses pemilu harus transparan, akuntabel dan tak partisan sehingga hasilnya mendapat kepercayaan penuh dari publik."
Demikian diungkapkan Alissa Wahid, Koordinator Jaringan Gusdurian se-Indonesia, dalam keterangan pers, Jumat 9 Februari 2024.
Putri sulung Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid, menyampaikan penjelasan didampingi sejumlah tokoh seperti K.H. Imam Aziz, dan KH. Lukman Hakim Saifuddin, dll.
Pelanggan Pemilu
Selama masa kampanye pemilu 2024 sampai 8 Februari 2024 Gardu Pemilu Jaringan Gusdurian telah mencatat adanya 105 dugaan pelanggaran pemilu.
"Sebanyak 58 di antara dugaan pelanggaran tersebut terkait dengan penyalahgunaan wewenang penyelenggara negara," tutur Alissa Wahid.
Kondisi ini adalah ancaman terhadap integritas dan martabat Pemilu. Jaringan Gusdurian bertekad untuk turut mengoreksi hal ini, dan mengawal proses politik elektoral agar sejalan dengan nilai perjuangan Gus Dur yang meletakkan kemanusiaan di atas kepentingan politik.
7 Poin Penting Pernyataan Jaringan Gusdurian
Untuk itu, Jaringan Gusdurian menyampaikan beberapa hal berikut ini:
1. Kami menyayangkan terjadinya sejumlah dugaan pelanggaran yang terjadi sebelum dan selama masa kampanye terbuka Pemilu 2024. Seperti pelanggaran netralitas pejabat dan aparat negara, penyalahgunaan sumber daya negara, kekerasan berbasis politik, penyebaran hoaks, misinformasi, serta disinformasi, serta perbuatan yang merendahkan martabat. Penting untuk memastikan dugaan pelanggaran tidak lagi terjadi.
2. Kami menuntut para penyelenggara negara dari pusat hingga daerah, khususnya Presiden sebagai kepala negara, para penegak hukum, TNI-POLRI, dan kejaksaan, untuk tetap menjaga integritas, kejujuran, dan sikap netral agar proses politik pemilu dapat berlangsung dengan demokratis, jujur, adil, dan bermartabat.
Penyalahgunaan kekuasaan dalam pemilu adalah penanda akan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan setelah pemilu.
3. Kami mengajak masyarakat untuk menggunakan hak politiknya dengan memilih sesuai dengan hati nurani atas pertimbangan rekam jejak, bukan karena intimidasi, paksaan, maupun iming-iming berupa materi.
4. Kami meminta para penyelenggara Pemilu untuk menjaga integritas, keadilan, dan profesionalisme selama penyelenggaraan pemilu.
Pelanggaran etika sebagaimana telah diputuskan DKPP telah dilakukan oleh KPU tidak boleh terulang karena penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran etika hanya akan merusak integritas pemilu.
Selain itu, juga melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penyelenggara, yang berujung pada kepercayaan publik terhadap legitimasi hasil Pemilu
5. Kami mengajak para tokoh agama untuk tetap menjadi teladan moral serta turut mengawal penyelenggaraan Pemilu agar tetap berpijak pada moralitas, etika, nilainilai kejujuran, dan kemanusiaan.
Pemuka agama juga menjalankan peran untuk membimbing umatnya untuk ikut menjaga Pemilu dalam berbagai bentuk, mulai dari menghindari ujaran kebencian hingga terlibat pengawasan Pemilu di lingkungan masing-masing.
6. Kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengawal dan memastikan bahwa Pemilu 2024 berlangsung secara adil, bersih, jujur, dan bermartabat, sesuai dengan semangat demokrasi dan konstitusi.
7. Kami mengimbau semua pihak untuk menjaga situasi damai dan mencegah segala potensi konflik kekerasan.
Yogyakarta, 9 Februari 2024
Jaringan Gusdurian Indonesia:
1. Alissa Wahid
2. K.H. Imam Aziz
3. KH. Lukman Hakim Saifuddin
4. Farha Ciciek
5. KH. Husein Muhammad
6. Anita Hayatunnufus Wahid
7. Hakim Jayli
8. Achmad Munjid
9. Saiful Huda Sodiq
10. Inaya Wahid
11. Abdul Gaffar Karim
12. Hairus Salim
13. Ahmad Sauedy
14. Mayadina
15. Wiwin Siti Aminah
16. KH. Marzuki Wahid
17. KH. Faqihuddin Abdul Kodir
18. Nur Rofiah
19. Maftcuhan
20. Jay Akhmad
21. Wahyudi Anggoro Hadi
22. Marzuki Rais
23. Mujtaba Hamdi
24. Tedi Kholiludin
25. Subhi Azhari
26. Rindang Farihah
27. Alamsyah M. Dja’far
28. Suraji Sukamzawi
29. KH. Shalahuddin Al-Warits
30. Muhammad Iqbal Arsyad
31. Zainal Abidin Bagir
32. Sri Hidayati
33. Nur Kholik Ridwan
34. M. Jadul Maula
35. Maryam Fithriyati
36. Khotimatul Husna
37. Tri Noviana
38. Romo Martinus Joko Lelono
39. Wasingatu Zakiyah
40. Suhadi Cholil
41. Lilin Herlina
42. Najib Kaelani
43. Hasan Basri Marwah
44. Anditya
45. Eko Teguh Paripurno
46. Banu Subagyo
47. Heru Prasetia
48. Nur Solikhin
49. Mukhibullah
50. Sarjoko
51. Siti Munawaroh
52. Fatin Ilfi
53. Rifa Mufidah
54. Adin Fahima Zulfa
55. Haibatun Nisa
56. Wahyuni Della Sari
57. Aulia Abdurrahman Soleh
58. Laila Fajrin
59. Zahri Humairah
60. M. Pandu Agung
61. Suaib Prawono
62. Masruroh
63. M. Amrul Haq Zain
64. Ryan Sevian
65. Humam Rimba
66. Djemi Radji
67. Imam Maliki
68. Masturidho
69. Ulfatun Hasanah
70. Nurun Nisa
71. Tata Khoiriyah
72. Yayasan LKiS
73. Wahid Foundation
74. Fahmina Institute
75. Yayasan Inklusif
76. Lembaga Studi Sosial & Agama (ELSA)
77. Institute for Javanese Islam Research (IJIR)
78. Center for Marginalized
Communities Studies (CMARs)
79. Kampoeng Sinaoe Sidoarjo
80. Yayasan Pemberdayaan
Masyarakat Indonesia Cerdas (YPMIC)
81. Rumah Inklusif
82. Yayasan Desantara
83. Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR)
84. Abdurrahman Wahid Centre for Peace and Humanities Universitas
Indonesia (AWCPH UI)
85. Tanoker Ledokombo
86. HAMberger Podcast
87. Pusat Studi Gus Dur dan Transformasi Sosial, ISIF
88. Kindai Institute
89. GUSDURian Adipala
90. GUSDURian Demak
91. GUSDURian Pemalang
92. GUSDURian Banjarnegara
93. GUSDURian Brebes
94. GUSDURian Solo
95. GUSDURian Pekalongan
96. GUSDURian Yogyakarta
97. GUSDURian Jepara
98. GUSDURian Semarang
99. GUSDURian Purworejo
100. GUSDURian Kudus
101. GUSDURian Prawoto
102. GUSDURian Banyumas
103. GUSDURian Kebumen
104. GUSDURian UIN Walisongo
105. GUSDURian Klaten
106. GUSDURian Wonosobo
107. GUSDURian Pontianak
108. GUSDURian Palangkaraya
109. GUSDURian Banjarmasin
110. GUSDURian Samarinda
111. GUSDURian Barabai
112. GUSDURian Lawang kuari
113. GUSDURian Totabuan
114. GUSDURian Kab. Gorontalo
115. GUSDURian Bone
116. GUSDURian Minahasa
117. GUSDURian Polewali Mandar
118. GUSDURian Bolaang Mongondow Selatan
119. GUSDURian Palopo
120. GUSDURian Barru
121. GUSDURian Mamasa
122. GUSDURian Kota Gorontalo
123. GUSDURian Manado
124. GUSDURian Makassar
125. GUSDURian Majene
126. GUSDURian Bonebolango
127. GUSDURian Boalemo
128. GUSDURian Hongkong
129. GUSDURian Mesir
130. GUSDURian Sorong
131. GUSDURian Surabaya
132. GUSDURian Gresik
133. GUSDURian Ponorogo
134. GUSDURian Tulungagung
135. GUSDURian Mojokerto
136. GUSDURian Malang
137. GUSDURian Sumenep
138. GUSDURian Sidoarjo
139. GUSDURian Lamongan
140. GUSDURian Kab. Blitar
141. GUSDURian Bangkalan
142. GUSDURian Mojokuto Pare Kediri
143. GUSDURian Ngawi
144. GUSDURian Pamekasan
145. GUSDURian Pasuruan
146. GUSDURian Jombang
147. GUSDURian Tuban
148. GUSDURian Lombok Utara
149. GUSDURian Lombok Tengah
150. GUSDURian Lombok Barat
151. GUSDURian Lombok Timur
152. GUSDURian Mataram
153. GUSDURian Banyuwangi
154. GUSDURian Batu
155. GUSDURian Bojonegoro
156. GUSDURian Kota Blitar
157. GUSDURian Jember
158. GUSDURian Bekasi
159. GUSDURian Ciputat
160. GUSDURian Cirebon
161. GUSDURian Karawang
162. GUSDURian Tasikmalaya
163. GUSDURian Garut
164. GUSDURian Sukabumi
165. GUSDURian Depok
166. GUSDURian Banjar Petroman
167. GUSDURian Tangerang
168. GUSDURian Lebak
169. GUSDURian Jakarta
170. GUSDURian Cilegon
171. GUSDURian Pandeglang
172. GUSDURian Serang
173. GUSDURian Padang
174. GUSDURian Bandung
175. GUSDURian Kab. Bandung
176. GUSDURian Kab. Bandung Barat
177. GUSDURian Lampung Barat
178. GUSDURian Jambi
179. GUSDURian Lampung
180. GUSDURian Subang
181. GUSDURian Cianjur
182. GUSDURian Bandung
183. GUSDURian Silampari
184. GUSDURian Medan
185. GUSDURian Riau
186. GUSDURian Kanjuruhan
187. GUSDURian Jerman
188. GUSDURian Bogor