100 Ribu Wisatawan jadi Target Dieng Culture Festival
Mengeksplorasi kawasan Dieng tidak akan pernah membosankan. Alam yang eksotis mampu menggoda apa saja yang bisa digoda. Budayanya juga keren. Ditambah lagi dengan berbagai atraksinya. Seperti Dieng Culture Festival 2018.Tahun ini, Dieng Culture Festival memasuki pelaksanaan yang kesembilan. Makanya nama keren acara ini adalah DCF-9. Pada pelaksanaan tahun ini, sebany
Menurut Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana, DCF-9 menjadi motor penarik kunjungan wisatawan. “DCF-9 tetap daya tarik dan fenomena pariwisata terbaik saat ini. Eventnya dikemas dengan sangat luar biasa. Eksotisme Dataran Tinggi Dieng akan dieksplore melalui festival ini. Dengan eksotisnya Dieng, festival ini akan menarik kunjungan wisatawan dalam jumlah besar,” ungkap Pitana, Senin 9 Juli 2018.
Konsep yang ditawarkan diantaranya Sendra Tari Rambut Gembel, Jamasan Rambut Gembel, hingga Prosesi Ruwatan Cukur Gembel. “Festival ini jangan sampai terlewatkan begitu saja. Hiburan yang ditawarkan menarik. Dieng familiar dengan cerita rambut gembelnya. Belum lagi keunikan lain yang ditawarkan,” terangnya.
Melengkapi pesta, Senandung Negeri di Atas Awan dan Jazz di Atas Awan digulirkan. Dikemas sangat unik, live music Jazz di Atas Awan memberikan experience luar biasa. Nikmatnya alunan jazz menyatu dengan vibrasi alam Dieng yang eksotis dan sejuk menyegarkan. Lebih spesial, Jazz di Atas Awan selalu memberi kejutan dengan penampilan musisi besar. Tahun lalu, Katon Bagaskara dan Anji tampil di sini.
“DCF-9 adalah cara terbaik menikmati eksotisnya destinasi Dataran Tinggi Dieng. Pokoknya event ini jangan sampai terlewatkan. Apalagi, saat ini sudah banyak wisatawan yang mulai mengatur liburannya ke sana,” kata Pitana lagi.
Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni menambahkan, wisatawan harus bergerak cepat untuk mengatur perjalanan menuju Dieng Plateau. Sebab, sejumlah dan penginapan sold out.
“Progress teknis dari persiapan DCF-9 ini sangat positif. Penyelenggara event ini sudah sangat intensif menyiapkan festival. Pergerakan jumlah wisatawan yang sudah memastikan kunjungan juga luar biasa. Respon mereka bagus. Untuk itu, wisatawan lain harus bergerak cepat demi mendapatkan tempat di sana,” katanya.
Demi memberikan kenyamanan dan akses terdekat, berbagai treatment diberikan. Penyelenggara DCF-9 ini sudah menyiapkan konsep menginap berupa camping ground. Konsep berkemah ini dijamin akan menguatkan experience, apalagi nuansa eksotis alam Dieng Plateau sangat kental. “Terkait dengan soal penginapan, tidak perlu khawatir. Ada banyak alternatif yang disiapkan,” ujar Sumarni lagi.
DCF-9 juga jadi kolaborasi besar beberapa elemen masyarakat Dieng. Dimotori oleh Pokdarwis Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, DCF-9 ini melibatkan desa lain di area Dieng Plateau. Mereka juga melibatkan desa lainnya di Dieng yang masuk wilayah Wonosobo. Sebab, Dieng Plateau dengan kekayaan budayanya menjadi milik semua masyarakat.
“Secara teknis, penyelenggaraan DCF-9 ini sangat solid. Sebab, semua unsur dilibatkan. Mereka tidak lagi melihat batas administrasi daerahnya, tapi semua penyangga kawasan Dieng dilibatkan. Kondisi ini pun semakin menambah warna warni dari event DCF-9 yang disajikan,” terang Kepala Bidang Pemasaran Area I Kemenpar Wawan Gunawan.
Optimisme besar juga ditiupkan oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Ia yakin target minimal kunjungan wisatawan DCF-9 ini akan terpenuhi.
“Dengan soliditas di semua lini, DCF-9 ini pun akan menjadi experience terbaik bagi wistawan. Mereka akan memadati event ini dan target akan terpenuhi. Enjoy Dieng,” tutup Menteri asal Banyuwangi ter
ak 100.000 wisatawan menjadi target.
Target tersebut sangat realistis. Sebab tingkat hunian di Dieng Plateau terus semakin membaik. DCF-9 rencananya akan digelar 3-5 Agutus 2018. Lokasinya di Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Total, ada 16 sub event yang bisa dinikmati oleh wisatawan selama 3 hari. Seperti Festival Caping dan Bunga, Ragam Pertunjukan Seni Tradisional, juga Kongkow Budaya.
Ada juga Festival Kembang Api, Festival Tumpeng, Kirab Budaya, Festival Lampion, hingga Pameran Produk Kreatif UKM dan Kuliner.
Menurutku Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana, DCF-9 menjadi motor penarik kunjungan wisatawan.
“DCF-9 tetap daya tarik dan fenomena pariwisata terbaik saat ini. Eventnya dikemas dengan sangat luar biasa. Eksotisme Dataran Tinggi Dieng akan dieksplore melalui festival ini. Dengan eksotisnya Dieng, festival ini akan menarik kunjungan wisatawan dalam jumlah besar,” ungkap Pitana, Senin (9/7).
Konsep yang ditawarkan diantaranya Sendra Tari Rambut Gembel, Jamasan Rambut Gembel, hingga Prosesi Ruwatan Cukur Gembel.
“Festival ini jangan sampai terlewatkan begitu saja. Hiburan yang ditawarkan menarik. Dieng familiar dengan cerita rambut gembelnya. Belum lagi keunikan lain yang ditawarkan,” terangnya.
Melengkapi pesta, Senandung Negeri di Atas Awan dan Jazz di Atas Awan digulirkan. Dikemas sangat unik, live music Jazz di Atas Awan memberikan experience luar biasa. Nikmatnya alunan jazz menyatu dengan vibrasi alam Dieng yang eksotis dan sejuk menyegarkan. Lebih spesial, Jazz di Atas Awan selalu memberi kejutan dengan penampilan musisi besar. Tahun lalu, Katon Bagaskara dan Anji tampil di sini.
“DCF-9 adalah cara terbaik menikmati eksotisnya destinasi Dataran Tinggi Dieng. Pokoknya event ini jangan sampai terlewatkan. Apalagi, saat ini sudah banyak wisatawan yang mulai mengatur liburannya ke sana,” kata Pitana lagi.
Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni menambahkan, wisatawan harus bergerak cepat untuk mengatur perjalanan menuju Dieng Plateau. Sebab, sejumlah dan penginapan sold out.
“Progress teknis dari persiapan DCF-9 ini sangat positif. Penyelenggara event ini sudah sangat intensif menyiapkan festival. Pergerakan jumlah wisatawan yang sudah memastikan kunjungan juga luar biasa. Respon mereka bagus. Untuk itu, wisatawan lain harus bergerak cepat demi mendapatkan tempat di sana,” katanya.
Demi memberikan kenyamanan dan akses terdekat, berbagai treatment diberikan. Penyelenggara DCF-9 ini sudah menyiapkan konsep menginap berupa camping ground. Konsep berkemah ini dijamin akan menguatkan experience, apalagi nuansa eksotis alam Dieng Plateau sangat kental. “Terkait dengan soal penginapan, tidak perlu khawatir. Ada banyak alternatif yang disiapkan,” ujar Sumarni lagi.
DCF-9 juga jadi kolaborasi besar beberapa elemen masyarakat Dieng. Dimotori oleh Pokdarwis Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, DCF-9 ini melibatkan desa lain di area Dieng Plateau. Mereka juga melibatkan desa lainnya di Dieng yang masuk wilayah Wonosobo. Sebab, Dieng Plateau dengan kekayaan budayanya menjadi milik semua masyarakat.
“Secara teknis, penyelenggaraan DCF-9 ini sangat solid. Sebab, semua unsur dilibatkan. Mereka tidak lagi melihat batas administrasi daerahnya, tapi semua penyangga kawasan Dieng dilibatkan. Kondisi ini pun semakin menambah warna warni dari event DCF-9 yang disajikan,” terang Kepala Bidang Pemasaran Area I Kemenpar Wawan Gunawan.
Optimisme besar juga ditiupkan oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Ia yakin target minimal kunjungan wisatawan DCF-9 ini akan terpenuhi.
“Dengan soliditas di semua lini, DCF-9 ini pun akan menjadi experience terbaik bagi wistawan. Mereka akan memadati event ini dan target akan terpenuhi. Enjoy Dieng,” tutup Menteri asal Banyuwangi tersebut. (*)