100 Pesantren Ekonomi, Kaji Potensi Ekonomi Berbasis Pesantren
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) Balitbang Diklat Kementerian Agama meluncurkan buku berjudul ‘100 Pesantren Ekonomi’. Salah satu tujuan penyusunan buku tersebut hendak memberikan informasi tentang 100 pesantren ekonomi di Indonesia.
Dalam laporannya, Kepala Puslitbang Penda Hj Sunarini mengatakan hal tersebut saat menyampaikan laporan kepada Kepala Badan (Kaban) Litbang Diklat yang mewakili Menteri Agama RI dalam pembukaan Peluncuran Buku 100 Pesantren Ekonomi yang dihelat di Hotel Sari Pacific Jl MH Thamrin Jakarta pada Senin lalu.
“Ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemetaan pesantren yang kami lakukan di tahun 2020, kerjasama kami dengan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren mulai tahun 2020 kemarin dan berlanjut di 2021.
Direktori dan Referensi
"Buku ini kami susun dengan tujuan sebagai direktori atau referensi terhadap sebagian, karena dari banyak pesantren baru 100 pesantren yang bisa kami sodorkan di dalam buku ini,” kata Rini, sapaan akrabnya, dikutip Minggu 24 Oktober 2021.
Harapannya, lanjut dia, buku ini menjadi referensi bagi unit-unit ataupun lembaga yang memang mempunyai program-program atau kegiatan yang bisa memberikan penguatan-penguatan kepada ekonomi pesantren baik direktorat, kementerian, lembaga maupun kelompok pengusaha yang memang ingin bersinergi dengan pesantren dalam mengembangkan ekonomi pesantren.
“Kedua, buku ini semoga juga bisa menjadi motivasi bagi para pengasuh pesantren dengan semakin jelasnya tugas yaitu adanya pengembangan ekonomi ini akan menjadi salah satu motivasi bagi pengelola pesantren untuk mengembangkan ekonomi yang dikelolanya,” paparnya.
“Atau juga menjadi motivasi bagi pesantren-pesantren yang sudah memiliki usaha yang besar sehingga bisa saling bersinergi dengan pesantren-pesantren yang ada di sekelilingnya sehingga bisa saling menguatkan dan saling melengkapi usaha ekonomi yang ada baik yang besar maupun kecil,” sambung alumnus Pascasarjana Manajemen Informatika, Universitas Indonesia, 2003 ini.
Pemanfaatan Data
Menurut dia, inilah sebenarnya tujuan dari penerbitan buku ‘100 Pesantren Ekonomi’ ini. “Karena buku ini, kami merasa sangat memberikan manfaat yang banyak baik untuk pesantren itu sendiri maupun untuk yang memang mempunyai program pengembangan ekonomi, penguatan ekonomi, maupun juga kepada kelompok-kelompok pengusaha yang ingin bersinergi dengan pesantren,” tandasnya.
Di samping itu, lanjut dia, buku ini sebagai referensi akan kami kirimkan kepada pihak yang mempunyai program yang bisa bersinergi dengan pesantren. Kemudian buku itu kami upload ke dalam sistem informasi hasil-hasil kelitbangan (Simlitbang) sehingga bisa diakses oleh siapapun yang memang butuh informasi terkait ekonomi pesantren yang ada di buku 100 Pesantren Ekonomi ini.
Kepala Badan (Kaban) Litbang Diklat Kemenag, Prof Achmad Gunaryo, dalam arahannya mengatakan, terlepas dari pesantren sebagai lembaga berbasis masyarakat yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan warga. Mengingat posisi strategis pesantren sebagai basis ekonomi umat yang baru, maka perlu adanya upaya untuk mendorong penguatan peran pesantren sebagai institusi pemberdayaan masyarakat.
“Upaya tersebut dengan terlebih dahulu memahami pesantren dan belajar dari pengalaman pemberdayaan masyarakat oleh pesantren untuk kemudian menjawab tantangan yang dihadapi oleh pesantren di era digital ini,” kata Kaban.
Acara peluncuran ini dilanjutkan dengan kegiatan bedah buku "100 Pesantren Ekonomi" mengundang dua narasumber, yakni Pengasuh Pesantren Al-Ashriyah Nurul Iman Parung Bogor Hj Umi Waheedah Saggaf, dan salah seorang ketua asosiasi pengusaha Dr. Drifa Sjabana.
Hadir dalam peluncuran yang digelar pada 18 Oktober 2021 sejumlah pejabat Eselon II, antara lain, Direktur PD Pontren Ditjen Pendis Kemenag H Waryono Abdul Ghafur, Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Prof M Adlin Sila, dan Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Prof M Arskal Salim. Selain itu, juga para undangan dari sejumlah ormas keagamaan antara lain RMI dan LPNU.
Advertisement