100 Migran Ditahan Polandia di Perbatasan Belarusia
Tentara Polandia pada hari Kamis mengatakan telah menahan sekitar 100 migran yang melintasi perbatasan Belarusia pada malam hari. Mereka menuduh pasukan Belarusia memimpin operasi tersebut.
Insiden itu terjadi ketika Belarus, yang mengatakan ingin meredakan krisis, menyiapkan penerbangan repatriasi pertama bagi para migran ke Irak yang akan membawa 200 sampai 300 orang.
Ribuan migran, terutama dari Timur Tengah, berkemah atau tinggal di dekat perbatasan Polandia-Belarus dalam kondisi mengerikan. Mereka bertujuan untuk menyeberang ke Uni Eropa, dalam krisis yang dimulai selama musim panas. Demikian dilansir Arabnews.com Sabtu 20 November 2021.
Uni Eropa mengatakan Belarus merekayasa krisis sebagai pembalasan atas sanksi terhadap negara bekas Soviet itu. Minsk dan sekutu utamanya Rusia telah menolak tuduhan itu dan mengkritik Uni Eropa karena tidak menerima para migran yang ingin menyeberang.
Insiden di Perbatasan
Dalam insiden perbatasan terbaru, kementerian pertahanan Polandia mengatakan, pasukan Belarusia pertama kali melakukan pengintaian dan “kemungkinan besar” merusak pagar kawat berduri di sepanjang perbatasan.
“Kemudian orang Belarusia memaksa para migran untuk melempari tentara Polandia dengan batu untuk mengalihkan perhatian mereka. Upaya untuk melintasi perbatasan terjadi beberapa ratus meter jauhnya,” katanya.
“Sekitar 100 migran ditahan,” katanya, seraya menambahkan bahwa insiden itu terjadi di dekat Desa Dubicze Cerkiewne.
“Pasukan khusus Belarusia memimpin serangan kemarin,” katanya.
Rekaman video yang dirilis oleh kementerian pertahanan menunjukkan tentara Polandia yang mengelilingi sekelompok besar migran berjongkok di daerah berhutan pada malam hari di sebelah kawat berduri.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, yang telah memerintah dengan tangan besi selama hampir tiga dekade, telah berbicara dua kali dengan Kanselir Jerman Angela Merkel tentang krisis dalam beberapa hari terakhir.
Layanan pers Lukashenko pada hari Rabu mengatakan pemimpin Belarus dan Merkel “setuju bahwa masalah secara keseluruhan akan dibawa ke tingkat Belarus dan Uni Eropa.
“Pejabat terkait, yang akan ditentukan dari kedua belah pihak, akan segera memulai negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang ada,” katanya.
Juru bicara Merkel, Steffen Seibert, mengatakan pemimpin Jerman telah “menggarisbawahi perlunya memberikan perawatan kemanusiaan dan opsi pemulangan bagi orang-orang yang terkena dampak.”
Seorang juru bicara Uni Eropa mengatakan ada “pembicaraan teknis” dan mendesak Minsk untuk memberikan akses kemanusiaan ke daerah perbatasan.