100 Hari Tragedi Kanjuruhan, 2 Anak Tak Tahu Ibunya Meninggal
Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022, genap memasuki hari ke-100 pada Minggu 8 Januari kemarin. Warga Malang Raya terus merawat ingatan untuk tetap mengenang insiden yang menelan 135 korban jiwa tersebut.
Momen haru dirasakan oleh warga RT 04, RW 04 Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Salah satu Aremanita menjadi korban tragedi Kanjuruhan bernama Radina Astrida Lufitasari. Ia berusia 21 tahun.
Di momen 100 hari tragedi Kanjuruhan, digelar kirim doa bersama keluarga, warga sekitar, lurah, Babinsa, Bhabinkamtibmas serta Aremania. Lantunan surat Yasin dan tahlil menggema di kampung tersebut. Lantas mereka juga menyanyikan lagu Salam Satu Jiwa serta menyalakan lilin untuk mendoakan Radina Astrida Lufitasari dan para korban meninggal lainnya.
Korban mengembuskan napas terakhir dengan meninggalkan dua anaknya yang masih kecil. Mereka bernama Yusril, usia 3,5 tahun dan adiknya Defan, usia 1,5 tahun. Sudah 100 hari kematian ibunya, kedua bocah ini ternyata tak menyadari telah kehilangan sosok orang tua. Sang ayah sedang mendekam dipenjara karena kasus narkoba.
Ayah korban, Heri Prasetyo, selalu menyembunyikan informasi kematian putrinya. Ia sengaja berbohong setiap kali kedua bocah itu menanyakan keberadaan ibunya.
"Kalau ditanya cucu, saya cuma jawab mama kerja, nyari uang buat kamu sekolah," ujarnya kepada Ngopibareng.id, Senin 9 Januari 2023.
Seiring waktu, si sulung sudah mengetahui bahwa ibunya meninggal dunia. Sementara untuk adiknya hanya tahu jika ibunya sedang sibuk bekerja. “Kalau untuk cucu yang paling besar (Yusril) sudah menyadari bahwa ibunya meninggal. Untuk adiknya (Defan) masih belum tahu,” kata Heri.
Soal perkembangan jiwa cucunya, Heri menyebut Yusril dan Defan sudah mulai bergaul lagi dengan teman-teman sebayanya. Mereka tidak lagi mengurung diri di kamar. Sebelumnya, mereka kerap marah dan menangis karena ditinggal 'kerja' sang ibu tanpa pamitan.
“Harapannya saya titip pesan ke pemerintah untuk memperhatikan cucu saya. Anak-anak dari almarhumah Radina Astrida Lufitasari,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua RT 04 RW 04 Kelurahan Bandulan, Sukun, Kota Malang, Dedi Wahyu Sanjaya mengatakan, agenda doa bersama dan penyalaan lilin tersebut adalah bentuk solidaritas dari warga sekitar.
“Ini adalah bentuk dari kemanusiaan di atas segalanya. Kalau saya inginnya agar tragedi Kanjuruhan ini segera dituntaskan,” katanya.