10 Tanda Happy Hypoxia Pasien Covid-19
Pandemi virus corona (Covid-19) menyimpan banyak misteri, salah satunya adalah kemunculan happy hypoxia. Sejumlah pasien positif corona di Indonesia memiliki gejala happy hypoxia dan dinyatakan meninggal dunia.
Dikutip dari Medical News Today, happy hypoxia adalah penurunan kadar oksigen dalam darah. Ketika kadar oksigen darah mulai berkurang, seseorang mungkin mengalami sesak napas, yang juga disebut dispnea. Jika kadar oksigen dalam darah terus menurun, organ-organ mungkin mati dan mengancam nyawa.
Covid-19 pada dasarnya adalah penyakit pernapasan. Kasus yang parah dapat mengurangi jumlah oksigen yang dapat diserap paru-paru. Tingkat oksigen darah ditemukan sangat rendah pada beberapa pasien Covid-19.
Berikut 10 tanda happy hypoxia pasien Covid-19:
1. Takipnea, peningkatan laju pernapasan merupakan indikasi gangguan pernapasan.
2. Sesak napas (Dyspnea Shortness of breath/ SOB) merupakan indikasi gangguan pernapasan.
3. Penggunaan otot aksesori, yakni penggunaan otot leher atau interkostal saat bernapas merupakan indikasi gangguan pernapasan.
4. Pernapasan bising atau mengi dan berderak.
5. Penurunan tingkat saturasi oksigen, di mana tingkat saturasi oksigen harus antara 92% dan 98% untuk orang dewasa tanpa penyakit pernapasan yang mendasari. Lebih rendah dari 92% dianggap hipoksia.
6. Lubang hidung melebar atau mengerucutkan bibir, yang mungkin menandakan perlunya oksigen tambahan.
7. Perubahan warna kulit menjadi kebiruan atau abu-abu merupakan tanda akhir hypoxia.
8. Pasien dengan gangguan pernapasan akan duduk atau membungkuk dengan mengistirahatkan lengan di atas kaki untuk meningkatkan ekspansi paru. Pasien yang mengalami hypoxia mungkin tidak dapat berbaring di tempat tidur.
9. Pasien dengan gangguan pernapasan mungkin tidak dapat berbicara dalam kalimat lengkap, atau mungkin perlu mengatur napas di antara kalimat.
10. Perubahan status mental atau kehilangan kesadaran bila terlambat ditangani.
11. Kegelisahan atau kecemasan.