10 Tanaman Indonesia Terancam Punah
Indonesia terkenal dengan Zamrud Khatulistiwa. Hal ini membuat Tanah Air memiliki banyak keragaman termasuk tanaman. Dari jutaan jenis tumbuhan yang hidup di Indonesia, beberapa di antaranya dikategorikan sebagai tumbuhan langka di Indonesia yang terancam punah.
Kabar duka ini tak hanya menjadi perhatian bagi para pegiat dan pihak-pihak pemerhati flora di Indonesia. Lebih jauh lagi, seharusnya hal ini juga menjadi fokus bersama antara pemerintah dan warganya. Soalnya, kekayaan flora di Indonesia merupakan warisan tak-benda yang sama-sama harus dijaga dan dilestarikan.
Berikut ini 10 tanaman yang mengalami kepunahan:
1. Tanaman Kantong Semar
Kantong semar memiliki nama ilmiah Nepenthes. Bunga ini berbentuk menyerupai kantong bulat di bagian ujung. Ada beberapa orang yang menyebut tanaman ini seperti salah satu tokoh pewayangan bernama Semar yang memiliki perut buncit. Kantong Semar memiliki tinggi 15-20 meter, dan termasuk tumbuhan karnivora karena memakan hewan yang berada di dekatnya seperti lebah, lalat, juga serangga lainnya. Ya, itulah keunikan Kantong Semar. Spesiesnya mencapai 130 dan tersebar di Sumatera, Borneo, Kalimantan, Serawak, dan tempat dengan iklim tropis lainnya.
2. Tengkawang
Tengkawang yang juga memiliki nama ilmiah Shorea. Tanaman ini langka akibat dieksploitasi. Banyak orang yang mengambil biji-bijinya untuk dijadikan minyak dan diperjual belikan. Hasil dari minyak Tengkawang itu digunakan sebagai obat-obatan tradisional sekaligus penyedap masakan. Sedangkan di industri modern, minyak Tengkawang dijuluki sebagai butter, yang digunakan sebagai bahan pembuatan kosmetik, sabun, lilin, dan lainnya. Tengkawang berbentuk tegak lurus dengan duan tunggal yang tebal, bulat memanjang juga kaku. Sedangkan buahnya bersayap, bundar, dan berbulu. Tanaman ini dapat ditemukan di Kalimantan.
3. Tanaman Anggrek Hitam
Anggrek terkenal sebagai tanaman hias. Ada sebanyak 200 spesies Anggrek. Salah satunya Anggrek Hitam yang saat ini sudah punah akibat kebakaran hutan. Anggrek Hitam memiliki kelopak bunga berwarna hitam dan mengeluarkan bau yang harum. Berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999, Anggrek Hitam menjadi salah satu tanaman yang dilindungi di Indonesia. Kurang lebih habitatnya tersebar di berbagai Asia hingga kepulauan pasifik, mulai dari Himalaya, Kalimantan, dan Sumatera. Beruntung saat ini Kebun Raya Bogor dapat membudidayakannya dari Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, dan Riau.
4. Tanaman Anggrek Tebu
Berbeda dengan Anggrek Hitam, tanaman Anggrek Tebu memiliki kelopak bintik-bintik warna cokelat dan merah kehitaman. Tanaman yang memiliki nama ilmiah Grammatophyllum speciosum ini juga terkenal sebagai anggrek raksasa karena memiliki berat hingga 1 ton untuk satu rumpun. Ketika sudah menjadi dewasa panjangnya bisa mencapai 3 meter.
5. Tanaman Edelweis Jawa
Bunga Edelweis juga dikenal dengan nama bunga abadi. Banyak pula yang percaya bahwa bunga tersebut melambangkan kesetiaan, karena mampu hidup di berbagai daerah, mulai dari kering hingga ekstrem seperti berada di puncak gunung pada batuan pasir tetap hidup tanpa layu.
Bunga edelweis biasanya akan tumbuh setelah terjadinya erupsi gunung dan akan mekar di bulan April sampai Agustus, sehingga habitatnya banyak ditemui di pegunungan yang terletak di Jawa, seperti Papandayan, Gunung Gede, Gunung Pangrango, dan Gunung Rinjani.Yang menakjubkan, Edelweis mampu berusia hingga 100 tahun dengan tinggi tanaman mencapai 8 meter.
6. Bunga Bangkai
Tanaman langka lainnya ialah Bunga Bangkai alias Amorphophallus titanium. Tanaman ini bagian dari kelompok genus amorpophallus atau suku talas-talasan. Seperti namanya, bau yang dikeluarkan seperti bangkai. Gunanya untuk mengundang lalat dan kumbang agar dapat membantu penyerbukan. Bunga bangkai memiliki tinggi 4 meter, berwarna putih ketika mekar, mahkotanya berwarna merah, dan hanya mekar dalam rentang waktu 5 tahun sekali.
7. Bunga Padma (Raflesia)
Beberapa orang mungkin menganggap jika bunga Bangkai dan bunga Raflesia merupakan jenis tanaman yang sama. Namun nyatanya tanaman ini berbeda. Jika bunga Bangkai berbentuk menjulang tinggi, bunga Raflesia berbentuk melebar, dan hanya memiliki tinggi 1 meter dengan berat mencapai 10 kilogram. Raflesia juga memiliki bau tak sedap atau beraroma busuk. Saat ini keberadaannya sudah sulit ditemui karena masifnya penebangan hutan. Sedangkan pertumbuhan Raflesia hanya mekar setelah berusia 9 bulan dan durasi 7 hari saja. Setelahnya tanaman ini akan layu kemudian mati. Jadi kemungkinan untuk perberdayaan kehidupannya sangat kecil.
8. Pohon Cendana
Pohon yang biasa dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan dan minyak ini tergolong dalam kelompok kayu mewah. Seluruh batang dan akar pohonnya dapat dimanfaatkan. Pohon Cendana memiliki batang yang bulat dengan kulit kecoklatan yang memiliki diameter 25-30 cm, daunnya berbentuk elips lancip, juga memiliki bunga yang berwarna merah dengan empat sampai lima kelopak. Tak heran jika Cendana memiliki daya jual yang tinggi, karena nilai ekonominya yang cukup tinggi itu menjadikannya sebagai komoditas primadona.
9. Pohon Ulin
Pohon ulin atau yang dikenal dengan bulinan juga yang dikenal sebagai kayu besi, merupakan salah satu tanaman endemik khas milik Indonesia yang berasal dari Kalimantan. Pohon yang juga dapat dimanfaatkan kayunya sebagai bahan pembangunan seperti pembuatan jembatan, rumah, dan kapal laut karena memiliki kualitas kayu yang baik. Akibatnya, pohon Ulin kini sulit ditemuai karena keberadaannya yang sudah punah.
10. Pohon Damar
Pohon bernama latin Agathis Dammara ini bernilai ekonomi tinggi. Tanaman asal Papua juga tersebar di Nusa Tenggara. Tinggi batang pohon mencapai 60 meter dan berdiameter 2 meter. Batangnya berbentuk silindris dan lurus, berwarna abu-abu muda hingga coklat kemerahan.
Daunnya berbentuk bulat memanjang dengan panjang 6-8 cm, terdapat bunga jantan dan bunga betina pada tandan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Habitat pohon damar ialah hutan tropis dataran rendah dengan ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, pohon damar dapat dimanfaatkan getahnya, karena mengandung asa resinol, minyak atsiri dan resin.
Nah, 10 tanaman tersebut saat ini tergolong sulit ditemui alais langka. Tanaman-tanaman tersebut dapat dilestarikan dengan menjaga kelestariannya dengan tidak merusaknya atau ditebang secara liar. Selain itu, mari kita kampayekan “Jangan merusak tanaman”.