10 Langkah Penting! Amalan Masuk Surga Tanpa Dihisab
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang dilakukan. Dan dari amal tersebut nantinya yang akan mengantarkan ke surga atau neraka. Setidaknya ada beberapa amalan atau kebiasaan yang bisa dilakukan sebagai pintu masuk menuju surga.
Rasulullah telah memberikan beberapa penjelasan, yang akan menghantarkan kita menuju surga Allah Subhanahu Wa Taala. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagaimana berikut:
أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الْأَرْحَامَ، وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
Artinya: Sebarkan kedamaian, berikan makanan, bersilaturrahimlah, shalatlah ketika orang-orang tidur, engkau akan masuk surga dengan damai.
Di antara orang islam yang masuk surga, ada yang langsung masuk ke dalamnya ada pula yang harus menunggu lama, dan ada juga yang harus mampir dulu ke neraka.
Jika bisa memilih pastilah kita menginginkan masuk surga tanpa harus menunggu, tanpa harus mampir neraka, namun langsung masuk saja, tanpa dihisab tanpa diadzab. Bagaimana caranya?
Berikut dijelaskan pembahasannya.
1. Bertauhid
Keutaamaan mempelajari tauhid merupakan ilmu yang paling agung, kewajiban yang paling wajib, dan perintah Allah yang terbesar. Oleh karena itulah, keistimewaan yang didapatkan oleh Al-Muwahhidin (orang-orang yang menauhidkan Allah) itu banyak dan sangat besar.
Di antara keutamaan ilmu tauhid islam yang didapatkan oleh mereka adalah, Ahli Tauhid mendapatkan keamanan dan hidayah,
Tempat kembalinya adalah Surga, Allah Ta’ala menyelamatkannya dari neraka, Ahli Tauhid mendapatkan kesempatan diampuni seluruh dosa-dosanya,
Timbangan tauhid beratnya mengalahkan timbangan langit dan bumi.
Dan puncak keutamaan yang dianugerahkan kepada Ahli Tauhid adalah mendapatkan kesempatan masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
2. Beramal Sesuai dasar hukum Islam
Sa’id berkata, “Alangkah baiknya orang yang beramal sesuai dengan dalil yang didengarnya, namun Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu menuturkan kepada kami hadits dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Aku telah diperlihatkan beberapa umat oleh Allah, lalu aku melihat seorang Nabi bersama beberapa orang (tidak sampai 10 orang). Seorang Nabi bersama seseorang dan dua orang, serta seorang Nabi yang sendirian. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku sekelompok orang yang sangat banyak. Aku mengira mereka itu umatku, namun disampaikan kepadaku, ‘Itu adalah Nabi Musa dan kaumnya.’
Selanjutnya, tiba-tiba aku melihat lagi sejumlah besar orang, dan disampaikan kepadaku, ‘Ini adalah umatmu, bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Orang-orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu.
3. Tawakkal
Dengan hukum beradab dengan Rasulullah, Ada di antara mereka yang mengatakan, ‘Barangkali mereka itu sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.’ Ada lagi yang mengatakan, ‘Barangkali mereka orang-orang yang dilahirkan dalam lingkungan Islam dan tidak pernah menyekutukan Allah.’ dan mereka menyebutkan yang lainnya pula.
Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam keluar, mereka memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Lalu beliau bersabda, “Mereka itu adalah orang yang tidak minta diruqyah, tidak melakukan kay dan tidak melakukan tathayyur serta mereka bertawakal hanya kepada Rabb mereka.”
4. Meninggal dalam Keadaan Islam
“Sesungguhnya amalan itu hanya berdasarkan penutupnya” (HR. Al-Bukhari). sebab itu selalu panjatkan doa diwafatkan dalam islam.
5. Bersih dari Dosa Syirik dan Bid’ah
Maksud bersih dari dosa dengan segala macamnya (syirik atau bid’ah ) adalah seorang hamba meninggal dalam keadaan sudah bertaubat dari seluruh dosa atau dosanya sudah terlebur dengan pelebur (mukaffirat) dosa.
6. Bersih dari Dosa Maksiat
Maksud bersih dari dosa dengan segala maksiat adalah seorang hamba meninggal dalam keadaan sudah bertaubat dari seluruh dosa atau dosanya sudah terlebur dengan pelebur dosa. Jadi, yang dijadikan patokan di sini adalah akhir hidup seseorang, karena Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيْمِ
“Sesungguhnya amalan itu hanya berdasarkan penutupnya” (HR. Al-Bukhari).
7. Jauh dari Syirik Besar dan Kecil
As-Saabiqun bil khairaat (orang-orang yang bersegera dalam kebaikan) bahwa mereka adalah orang-orang yang selamat dari syirik besar maupun kecil. Mereka meninggalkan hal-hal haram dan makruh. Bahkan mereka meninggalkan sebagian hal yang mubah/halal. Mereka bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amal ketaatan, baik amal yang wajib maupun yang sunnah. Mereka adalah orang-orang yang lebih dahulu berbuat kebaikan. Maka barangsiapa yang sampai pada tingkatan ini, maka ia masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
8. Mengucap Syahadat Ketika Meninggal
Pada ucapan asyhadu anna muhammadar rasulullah mengandung tuntutan jauh dari kemaksiatan dan bid’ah, hal itu disebabkan karena konsekuensi syahadat Muhammadar Rasulullah adalah taat pada perkara yang diperintahkan oleh rasulullah, membenarkan apa yang beliau infromasikan, menjauhi larangannya, dan tidak menyembah Allah melainkan sesuai dengan syari’at yang diajarkannya (QS. At-Tamhiid: 33).
9. Mengucap Laa Ilaaha Illallah Ketika Meninggal
Perealisasian tauhid dengan sempurna adalah perealisasian syahadatain laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah‘, karena pada ucapan seorang Ahli Tauhid laa ilaaha illallaah’, terdapat tuntutan pelaksanaan tauhid dan jauh dari syirik, dengan segala macamnya.
10. Pengikut Setia Rasulullah
Daripada Abu Bakar , Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Aku dianugerahi Allah 70,000 orang dari umatku masuk syurga tanpa hisab. Wajah mereka nampak seperti bulan pada malam purnama. Hati mereka semuanya sama. Lalu, aku memohon tambahan kepada Allah dan Allah menambahkan untukku setiap satu orang menjadi 70,000 orang .” (Hadis riwayat Ahmad dalam Musnad dengan sanad yang sahih).
Semoga bermanfaat.