10 Karakter Islam Wasathiyah, Penjelasan Ketua Komisi Dakwah MUI
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ahmad Zubaidi mengatakan, Islam Wasathiyah yang digaungkan oleh MUI sejak selesai Munas di Surabaya tahun 2015 ini merupakan jihad dakwah.
Ia juga menyebut sepuluh poin penting dalam Islam Wasathiyah agar penafsirannya tidak berbeda-beda.
“Tahun ini merupakan start point dalam menuruskan jihad dakwah berdasrkan Islam Wasathiyah tersebut. Dalam jihad tersebut, agar penafsirannya tidak berbeda-beda, ada 10 karakter jihad tersebut,” ujarnya, dalam keterangan Selasa 16 November 2021.
Dia mengungkapkan sepuluh poin penting dalam karakteristik Islam Wasathiyah di antaranya:
1. Tawaauth (mengambil jalan tengah),
2. Tawazun (berkesinambungan),
3. I’tidal (lurus dan tegas),
4. Tasamuh (toleransi),
5. Musawah (egaliter non diskriminatif),
6. Syura (musyawarah),
7. Islah (reformasi),
8. Awlawiyah (mendahulukan yang prioritas), 9. Tathawwur wa ibtikar (dinamis, kreatif, dan inovatif), dan
10. Tahaddhur (berkeadaban).
Peran Berimbang Umat Islam
Kiai Ahmad Zubaidi menuturkan, dalam beberapa hal yang dilakukan umat harus seimbang terutama dalam urusan dunia dan akhirat.
Ia menekankan, umat tidak boleh hanya mendahulukan dunia tetapi melupakan akhirat, maupun sebaliknya.
Dia juga menyebutkan, sikap Islam Wasathiyah juga bukan sikap yang lembek terhadap kebenaran.
“Sikap wasathiyah bukan sifat lembek kepada kebenaran, bukan tujuanya melembekan umat. Suatu hal yang kita identifikasi dengan kebenaran, tidak ada tawar menawar,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, persoalan di tengah masyarakat seringkali terjadi perbedaan penafsiran bahkan sesama Muslim yang kerap kali mengalami gesekan. Dalam kondisi itu, kata Kiai Zubaidi salah satu karakter Wasathiyah seperti tasamuh atau toleransi harus dilakukan.
“Perbedaan hanya perbedaan di antara kita, kita lihat persamaanya. Kalau perbedaan itu wilayah yang memang salah satunya penyimpangan, tidak ada toleransi, persoalan yang muncul dengan hukum kita serahkan kepada hukum negara kita. Semangat wasathiyah harus dibangun,” tuturnya, mengakhiri.