10 Jenis Ikan Langka yang Ada Di Perairan Indonesia
Di Indonesia terdapat beberapa jenis ikan yang sudah langka. Hal tersebut bisa disebabkan adanya pemburu liar, khususnya kolektor ikan hias. Mereka sembarangan menangkap ikan tanpa tahu apakah ikan tersebut langka atau tidak. Akibatnya, ekosistem di laut pun rusak. Ikan terancam punah.
Selain itu, beberapa spesies ikan tawar yang termasuk jenis ikan yang terancam punah, seperti jumlah habitat yang berkurang, polusi air, dan diperparah dengan penangkapan ikan secara berlebihan menyebabkan beberapa jenis ikan hias air tawar langka beberapa tahun terakhir.
Meski sekarang jarang ditemui, mungkin dengan membaca ulasan berikut dapat membantu menjawab rasa penasaran, ikan apa saja yang saat ini sudah mulai langka.
Penyebab Jenis Ikan Indonesia Menjadi Langka
Indonesia memang memiliki kekayaan ribuan jenis ikan. Namun jenis-jenis ikan tersebut pada saat ini banyak yang harus diperhatikan karena mengalami ancaman serius. Jenis-jenis ikan laut seperti, hiu, paus, dan lumba-lumba banyak yang mengalami ancaman diberbagai tempat dipelosok negeri untuk diburu untuk diperdagangkan. Oleh karena itulah penurunan populasinya terjadi sangat signifikan. Pada saat ini perburuan tersebut sudah dilarang oleh pemerintah. Selain itu ada faktor lain yang menjadi penyebab menurunnya populasi jenis-jenis ikan Indonesia, seperti mengalami tekanan lingkungan yang luar biasa.
Berbagai jenis ikan seperti Pesut Mahakam dan Hiu Sentani menjadi langka karena menyusutnya habitat yang menjadi tempat hidupnya. Selain itu pembukaan hutan secara besar-besaran untuk industri kelapa sawit di Kalimantan juga menyebabkan pesut mahakam menjadi salah satu jenis ikan (mamalia) paling terancam punah. Beberapa jenis ikan lainnya juga menjadi terancam atau langka karena over fishing dan penggunaan alat tangkap ikan tidak ramah lingkungan, seperti pukat harimau (muroami), putas (racun sianida), dan bom ikan dapat menghancurkan kelangsungan jenis ikan Indonesia.
Selain itu populasi manusia yang melonjak menyebabkan pemenuhan kebutuhan menjadi tinggi, lahan-lahan digantikan dengan bangunan-bangunan manusia. Pembangunan ekonomi pada saat ini bahkan banyak yang mengindahkan dampak lingkungan. Pembangunan DAM, PLTA, atau Bendungan tanpa memperhatikan dampak lingkungan dapat saja memutus jalur migrasi jenis-jenis ikan yang bermigrasi ke daerah hulu, seperti halnya ikan sidat. Ikan yang tidak dapat bermigrasi tidak akan dapat melakukan peneluran untuk beregeneras, sehingga bisa dipastikan populasinya menurun dan lambat laun dapat terancam punah.
Jenis-jenis Hewan Yang Mulai Langka di Indonesia
Berikut beberapa jenis ikan yang saat ini sudah terancam langka atau punah, di antaranya:
1. Ikan Balashark
Ikan Balashark atau Radiangaus (Balantiocheilos melanopterus) merupakan jenis ikan hias yang banyak dipelihara oleh masyarakat. Ikan kecil yang dapat ditemukan di Pulau Sumatera, Pennisular Malaysia, dan Kalimantan ini populasinya kian hari kian menyusut dan diambang kepunahan. Bahkan kalau dilihat dari status konservasinya, IUCN telah memasukannya dalam status vurnerable (Vu) atau rentan, dimana beresiko tinggi terhadap kepunahan. Ikan Balashark banyak yang ditemukan telah punah secara regional di beberapa tempat. Di Indonesia tepatnya di Danau Sentarum, Kalimantan, pada tahun 1993-1995 dilaporkan terjadi penurunan populasi yang sangat drastis sejak tahun 1975.
2. Wader Goa
Ikan Wader Goa (Puntius microps) merupakan ikan wader endemik Pulau Jawa yang biasa ditemukan di goa-goa. Oleh karena itulah ikan ini dinamai sebagai ikan wader goa. Biasanya wader goa hidup pada badan air di dalam goa yang gelap. Dalam sebuah penelitian diungkapkan bahwa indra pengelihatan ikan ini tidak aktif atau bisa dikatakan ikan ini buta. Di Indonesia jenis ikan ini dilindungi oleh PP Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
3. Ikan Kadal atau Selusur Maninjau
Ikan Kadal (Homaloptera gymnogaster) merupakan jenis ikan asli Indonesia yang dapat ditemukan di Pulau Sumatera. Jenis ikan yang dapat ditemukan di perairan berarus deras atau jeram pada dataran tinggi ini pernah tercatat di Danau Maninjau, Jambi, Sungai Bohorok Sumatera Utara, dan Danau Gunung Tujuh perbatasan antara Jambi dan Sumatera Barat. Seperti halnya ikan wader goa, ikan kadal juga dilindungi oleh PP Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
4. Pesut mahakam (Orcaella brevirostris)
Ikan pesut merupakan mamalia air tawar yang memiliki bentuk mirip dengan lumba-lumba, namun memiliki moncong yang relatif datar, sehingga disebut “lumba-lumba air tawar”. Berdasarkan data tahun 2007, populasi pesut mahakam hanyalah tinggal 50 ekor saja dan menempati urutan tertinggi satwa Indonesia yang terancam punah. Didunia Populasi pesut yang dilindungi oleh undang-undang hanya di 3 lokasi: Sungai Mahakam, Sungai Irawady, dan Sungai Mekong. Namun pesut di 2 lokasi, di Mekong dan di Irawady dikabarkan telah punah.
5. Ikan Raja Laut (Coelacanth)
Coelacanth merupakan ikan purba yang memiliki 120 spesies berdasarkan hasil identifikasi fosil. Coelacanth dinyatakan punah akhir Zaman Cretaceous (sekitar 65 juta tahun silam). Hingga tahun 1938, ditemukan Coleacanth hidup, Spesies “Latimeria Chalumnae” tersangkut jaring hiu di Chalumna, Afrika Selatan. Diketahui ikan ini memiliki populasi di kepulauan Komoro. Pada tahun 1998, 60 tahun setelah ditemukannya fosil hidup coelacanth Komoro, seekor coelacanth spesies baru“Latimeria menadoensis” tertangkap jaring nelayan di perairan Pulau Manado Tua, Sulawesi Utara. Masyarakat Sulawesi menyebutnya dengan “Ikan Raja Laut”. Maka kini orang mengetahui bahwa ada populasi coelacanth yang kedua di sulawesi.
6. Hiu Sentani (Pritis macrodon)
Hiu Sentani adalah nama populer dari jenis Hiu gergaji endemik dari danau Sentani, Papua. Orang barat menyebutnya “Largetooth Jawfish” yang berarti ikan hiu bergigi besar. Saat ini Hiu Sentani sudah mulai jarang ditemukan. IUCN memasukkan Hiu Sentani dalam red list hewan terancam punah. Populasi Hiu Sentani Semakin menurun akibat menipisnya habitat mereka dan perburuan ilegal.
7. Arwana Asia atau Peyang (Scleropages formosus)
Arwana Asia adalah salah satu jenis ikan air tawar Asia Tenggara yang biasa disebut Siluk Merah. Arwana Asia terdaftar dalam daftar spesies langka berstatus “terancam punah” oleh IUCN pada Tahun 2004, karena jumlah yang terus menurun akibat perdagangan dan kerusakan habitat. Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Arwana Asia adalah spesies asli sungai-sungai di Asia Tenggara. Ikan Arwana memiliki 4 Varian berdasarkan perbedaan warna: Hijau: ditemukan di Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Myanmar, Merah: ditemukan di Indonesia, Emas dengan ekor merah: hanya ditemukan di Indonesia, dan warna Emas yang ditemukan di Malaysia.
8. Lopis atau Belida (Chitala lopis)
Adalah Jenis Ikan dari suku ikan punggung pisau (Notopteridae). Di Indonesia ikan ini sangat populer dengan nama belida, yang merupakan nama sungai yang menjadi habitatnya di Sumatra Selatan. Belida dapat ditemukan di Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Semenanjung Malaya, namun saat ini sangatlah sulit menemukannya, karena rusaknya kualitas sungai, karena terancam punah, lembaga penelitian berusaha menyusun teknologi budidayanya. Hingga 2005, Balai Budidaya Air Tawar Mandiangain di Kalsel telah mencoba membudidayakan, menangkarkan serta memperbanyak benih ikan belida.
9. Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus)
Ikan Napoleon adalah ikan karang berukuran besar, dengan ukuran bisa mencapai 2 m dengan berat 190 kg. Ikan Napoleon terutama ditemukan di terumbu karang di kawasan perairan India-Pasifik. Penelitian yang dilakukan IUCN 2005 di Sulawesi Utara, NTT, Bali dan Raja Ampat, menunjukan bahwa di habitatnya Napoleon mendapat tekanan (target penangkapan) sangat tinggi sehingga populasinya menurun dan sangat jarang ditemukan. Napoleon dimasukkan ke dalam daftar merah IUCN (Endangered/Terancam punah) pada tahun 2004 dan appendix II CITES pada tahun 2005.
10. Ikan Matahari (Mola mola/Mola ramsayi)
Mola-mola atau yang lebih populer dengan nama “Sun Fish” (Ikan Matahari) adalah ikan langka tropis dan subtropis yang menjadi perburuan bagi penyelam dan fotografer Under Water diseluruh dunia. Ikan Mola-mola dewasa dapat mencapai panjang 1 meter dengan berat 1-2 ton. Uniknya, ikan Mola-mola hampir tidak memiliki sirip ekor, namun memiliki clavus, yang merupakan sambungan sirip pungung dan sirip perut. Beruntungnya Indonesia menjadi salah satu tempat persinggahan, Mola-mola dapat dijumpai sepanjang bulan Juli-September di Lembongan, Bali.