10 Hari Promosi, Desa Wisata Tampilkan Beragam Atraksi
Upaya memperkenalkan desa-desa wisata yang ada di Sleman terus dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman. Gelaran Pameran Potensi Daerah yang berlangsung 12-21 Juli 2018 pun dimanfaatkan untuk promosi Desa Wisata.
Selain pameran, setiap harinya stan Dinas Pariwisata juga menawarkan sajian interaktif dengan kerja sama dengan pengelola desa wisata. Setidaknya sembilan desa wisata dijadwal menampilkan atraksi selama event digelar.
Diawali oleh Desa Wisata Nganggring pada Kamis (12/7). Desa wisata di wilayah kecamatan Turi ini menampilkan olahan oseng salak pondoh dan susu kambing. Nganggring memang dikenal sebagai Kampung Ternak dan penghasil salak. Dua atraksi unggulan itu menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang ke Nganggring.
Hari berikutnya, Jumat (13/7), giliran Desa Wisata Nawung. Desa wisata di wilayah tenggara Sleman ini menampilkan pembuatan bros. Nawung dikenal dengan legenda Nawang Wulan dan Jaka Tarub. Nama Nawung "kependekan" dari Nawang Wulan.
Atraksi pembuatan keris bisa disaksikan pada Sabtu (14/7) di stan Dinas Pariwisata Sleman. Kali ini Desa Wisata Tunggularum yang mengisi atraksinya.
Minggu (15/7) atraksi diisi dengan pembuatan topeng kertas oleh Desa Wisata Tlatar. Sedangkan Senin (16/7) jatah Desa Wisata Mlangi menampilkan pembuatan kerudung dan jaring net.
Para pengunjung stan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman pada Selasa (17/7) disuguhi atraksi pembuatan batik. Kali ini disampaikan oleh tim Desa Wisata Pulewulung. Atraksi batik ini juga ditampilkan pada Kamis (19/7) oleh Desa Wisata Pulesari (Dewi Puri). Selain batik, Dewi Puri juga menampilkan pembuatan tas dari tali kur.
Kemudian pada Jumat (20/7) desa wisata spesialis tenun, yakni Desa Wisata Gamplong menampilkan pembuatan celengan dari tenun. Gamplong, selain sebagai sentra tenun, kini memiliki studio alam yang instagramable. Studio ini menjadi lokasi syuting film fatsos Hanung Bramantyo.
Sejumlah bangunan kelengkapan syuting, seperti benteng kuno, rumah Pecinan, selokan, dan sebagainya kini menjadi jujugan wisatawan.
Hari terakhir, Sabtu (21/7) atraksi interaktif yang tahun lalu selalu menarik pengunjung, diisi pembuatan Surthung. Surthung adalah ikon Desa Wisata Pancoh. Surthung ini semacam pancuran air dari bambu yang mengeluarkan suara "surrr" dan "thung" saat air mengalir.
Selain desa wisata, atraksi selama 10 hari ini juga diisi oleh tempat wisata baru Sleman Eksotarium atau Sleman Mini Zoo. Sleman Eksotarium ini setiap hari menampilkan atraksi satwa koleksinya. Ada berbagai ular dan iguana yang bisa diajak foto.
Ada lagi atraksi mainan tradisional yang ditampilkan pada Rabu (18/7). Atraksi berupa mainan dakon, egrang, dan bedil-bedilan ini ditampilkan tim Kampung Flori.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Dra. Hj. Sudarningsih, M.Si berpesan agar semua tim memberikan yang terbaik dalam upaya menjadikan Kabupaten Sleman sebagai the living culture yang akan menjadi tujuan utama bagi wisatawan, pebisnis dan investor di masa mendatang.
Lewat stan yang atraktif dan interaktif, tahun lalu, stan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman berhasil menjadi yang terbaik. "Semoga tahun ini kembali mengulang prestasi membanggakan tersebut," tandas Sudarningsih.
Pameran Potensi Daerah (PPD) yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan ini berlangsung di komplek Alun-Alun Denggung dan Gedung Serbaguna Sleman. Pameran dengan jam operasional mulai pukul 09.00 hingga 21.00 WIB setiap harinya.
Pameran PPD 2018 ini bertujuan untuk mengenalkan dan mempromosikan berbagai potensi daerah dan budaya yang terdapat dari 17 kecamatan, produk unggulan UKM dan kinerja serta prestasi dan inovasi yang telah diraih oleh kalangan pelaku usaha, pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Sleman.
Mengusung tema 'Sleman Kreatif Menuju Smart Regency' PPD 2018 akan menampilkan beragam produk UMKM Sleman mulai dari Produ Seni dan Budaya.
Di antaranya produk fashion, kuliner, kerajinan, produk lain dan kebudayaan unggulan Sleman. (Erwan Widyarto)