10 Fakta Polemik Kasus Dugaan Penipuan Pengadaan Jaket BEM Unair
Beberapa saat yang lalu publik dihebohkan dengan viralnya video dugaan penipuan jaket BEM Unair (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga).
Video itu diunggah oleh Achmad Alak, Menteri Ekonomi Kreatif BEM Unair, Rabu, 16 Juni 2021 di akun Instagram pribadinya @alakachmad. Alak menjelaskan kronologi dugaan penipuan jaket sejumlah Rp20 juta.
Dalam kasus tersebut, Alak menyeret sejumlah nama yang terlibat. Antara lain pihak vendor bernama Widhi Arif, Presiden BEM Unair (Pres BEM) Muhammad Abdul Chaq, dan Inspektorat Jenderal (Irjen) BEM Unair Zinedine Reza. Melansir berbagai sumber berikut kesepuluh faktanya.
Irjen BEM Unair Sarankan Alak Memilih Widhi Sebagai Vendor
Dalam pengerjaan jaket BEM Unair, Alak membuka tender bagi mahasiswa yang memiliki usaha konveksi. Saat itu Alak disarankan Zinedine Reza, Irjen BEM Unair memilih vendor atas nama Widhi Arif. Alak sempat bingung, di antara 4 vendor yang ada justru Widhi yang terpilih. Padahal, di antara vendor lainnya milik Widhi belum jelas rekam jejaknya.
Dengan terpaksa Alak menyetujui dan melakukan Memorandum of Understanding (MOU) dengan Widhi. Alak lalu mentransfer uang Rp 20 juta secara berkala yaitu Rp 3 juta pada 19 Maret 2021, disusul dengan uang Rp 17 juta 540 pada awal April 2021 kepada Widhi. Setelah menerima uang dari Alak Widhi menghilang dan sulit dihubungi.
Pres Bem Beri Solusi Pinjang Uang ke Dirmawa
Lantaran uang mahasiswa telah ditransfer Alak kepada Widhi, Alak meminta saran kepada Chaq, Pres BEM untuk mencari solusi. Chaq menawarkan peminjaman uang sejumlah Rp 20 juta kepada Direktorat Kemahasiswaan (Dirmawa) untuk mengganti uang yang dibawa Widhi.
Widhi Akui Lalai
Setelah video Alak viral, pada Jum’at 18 Juni 2021 Widhi melakukan konfirmasi dengan mengunggah video di akun Instagramnya, @widhiarif13. Widhi menyatakan permintaan maafnya atas kegaduhan yang dia buat. Widhi pun mengaku lalai dengan menggunakan uang dari Alak untuk digunakan membantu keluarganya.
Widhi menyebut hal tersebut dia lakukan secara pribadi tanpa ada pihak lain yang terlibat. Widhi juga meminta maaf karena tidak bisa membedakan urusan pribadi dengan bisnis.
Dalam video 11 menit 45 detik itu Widhi berjanji akan mengembalikan uang Alak. Dia lantas meminta ditengahi Dirmawa untuk dipertemukan dengan Alak dan pihak BEM.
Irjen BEM Akui tak Menyarankan Widhi sebagai Vendor
Zinedine Reza, Inspektorat Jenderal (Irjen) BEM Unair menyangkal dirinya merekomendasikan Widhi Arif sebagai vendor jaket kepada Alak. Zined menegaskan dia tidak terlihat dalam penentuan vendor. Zinedine menambahkan, dia lalu menjawab pertanyaan-pertanyaan Alak terkait Widhi agar bisa dijadilan pembanding dalam menentukan keputusan.
Setelah itu Zinedine tidak mengikuti perkembangan pemesanan jaket hingga terjalinnya MOU antara Alak dengan Widhi. Zinedine pun mengaku tidak mengetahui riwayat Widhi sebagai vendor. Dia hanya mendengar Widhi dari testimoni orang lain.
Pres Bem Tak Kenal Akrab dengan Widhi
Berbeda dengan Zinedine, Chaq mengaku mengenal Widhi tetapi tidak berteman akrab. Chaq pun menjanjikan masalah jaket ini akan dia selesaikan secara kelembagaan.
Kasus Jaket Dibawa ke Jalur Hukum
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya telah menerima laporan dari Alak terkait kasus dugaan penipuan jaket. Sejak 25 Juni 2021, pihak kepolisian menindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan.
Ada Terduga Nama Baru Kasus Vendor
Sebelumnya Alak telah melaporkan Widhi Arif selaku vendor ke Polrestabes Surabaya terkait dugaan penipuan jaket BEM sebesar Rp 20 juta. Sementara, saat ini muncul nama baru terduga vendor kasus jaket BEM bernama Zamzam Syahara.
Dugaan ini muncul ketika diadakan sidang kedua yang digelar Dewan Legislatif (DLM) pada Rabu, 23 Juni 2021. Sidang itub dihadiri oleh Zinedine Reza, Muhammad Abdul Chaq, dan Sinyie Wulandari, Menteri Keuangan BEM Unair.
Sinyie menjelaskan kronologi kasus dugaan penggelapan uang Dirmawa yang diduga mencatut nama Presiden Bem Unair.
Pada Rabu, 2 Juni 2021 Chaq meminta Sinyie menemaninya ke Dirmawa untuk meminjam dana sejumlah Rp 20 juta. Keesokan harinya, 3 Juni 2021 uang tersebut telah dikirimkan Dirmawa melalui Sinyie. Sabtu, 5 Juni 2021 Chaq meminta Sinyie mencairkan uang dari Dirmawa dalam bentuk tunai. Lantaran bank tutup, Sinyie menyarankan mengambil uang itu pada Senin, 7 Juni 2021.
Pada Senin, 7 Juni 2021 Sinyie dan Chaq mengambil uang sejumlah Rp 20 juta di Bank Mandiri Cabang Kampus B Unair. Saat itu Sinyie sempat menanyakan kepada Chaq alasan uang tersebut harus diambil secara cash. Pasalnya bagi Sinyie membawa uang dalam jumlah besar terlalu beresiko. Chaq menyebut jika itu atas permintaan vendor.
Malam harinya, Chaq mengajak Sinyie bertemu dengan vendor di Full Moon Café pada pukul 20.00 WIB. Sinyie datang telat setengah jam dan di sana dia melihat Chaq dengan seorang pria bernama Zamzam Syahara. Pada pertemuan itu Chaq menjelaskan jika pengerjaan jaket akan dialihkan ke Zamzam.
Penyeraha Uang Tanpa Kwitansi dan Tanda Transaksi
Mendengar penjelasan tersebut Sinyie lantas memberikan uang sejumlah Rp 20 juta kepada Zamzam tanpa kwitansi dan tanda transaksi lainnya. Sinyie tak menaruh rasa curiga. Sebab, pada pembuatan aplikasi ASA Unair, MOU dan Invoice dibawa oleh pihak vendor. Dari pertemuan itu Sinyie menerima uang Rp 500 ribu, namun tidak dijelaskan uang tersebut untuk keperluan apa.
Diminta untuk Mengarang Cerita
Pada Selasa, 8 Juni 2021 Sinyie bertemu dengan Risyad Fahlefi, Wakil Presiden BEM Unair untuk membahas program kerja yang lain. Pada pertemuan itu Risyad menyinggung kasus jaket yang menimpa Alak. Sinyie lantas menceritakan pertemuannya dengan Zamzam dan Chaq.
Delapan hari berselang, Selasa 15 Juni 2021 Sinyie tak kunjung menerima invoice. Lantaran gelisah, Sinyie lalu menghubungi Zamzam. Sayangnya, Zamzam berkelit. Dia menyebut invoice akan diberikan kepada Sinyie tapi bukan dari Zamzam. Mendengar jawaban itu Sinyie menuntut agar invoice tetap segera diberikan.
Tiga hari kemudian, Jum’at 18 Juni 2021 Chaq dan Zinedine menghubungi Sinyie atas undangan sidang terbuka dari DLM. Siangnya, pada pukul 12.30 WIB Zinedine dan Zamzam menemui Sinyie di kosannya. Saat itu terjadi dialog nan panjang dan pelik antara ketiganya.
Sinyie dibimbing Zinedine mengarang cerita dengan menyebut nama Faisal di Jombang sebagai pihak vendor jaket. Mengetahui hal ini Sinyie menolak. Kendati demikian, Zinedine memohon kepada Sinyie. Zinedine pun menjamin Sinyie akan tetap aman jika mengatakan hal itu.
Wakil Presiden BEM Unair Minta Uang Mahasiswa Dikembalikan
Beberapa hari sebelum sidang kedua DLM, Risyad mengunggah postingan di Instastory pribadinya @Risyadfahlevi.
Risyad menulis, “Sudah dari beberapa hari yang lalu saya meminta uang mahasiswa 20 juta + 20 juta itu agar dikembalikan. Berhari-hari juga saya menahan diri untuk mengambil sikap. Baik melalui chat dan bertemu di warung kopi saya meminta uang untuk dikembalikan. Terlebih @widhiarif13 juga sudah bersama @zamzamsyahara @mas_chaq dan @zinedinereza. Jangan main-main sama uang mahasiswa!”.
Risyad mengunggah postingan tersebut setelah mengetahui fakta terkait keterlibatan keempat aktor itu dari Sinyie pada Senin, 14 Juni 2021. Sementara, setelah unggahan Alak viral, pada Rabu 16 Juni 2021 malam Risyad menemui Zamzam dan Zinedine. Secara terpisah Risyad juga meminta pertanggung jawaban Chaq.
Risyad meminta klarifikasi mereka kepada publik serta pengembalian uang. Chaq dan Zinediane menjanjikan klarifikasi akan dilakukan secara kelembagaan. Namun, saat Risyad menagih uang dia hanya dijanjikan bertemu pada hari yang selalu berubah-ubah. Sementara, keterlibatan Zamzam masih menjadi teka-teki.(LPM Mercusuar Unair/RS)
Advertisement