10 Destinasi Sumsel yang Wajib Dikunjungi Saat Asian Games
Sebagai salah satu tuan rumah Asian Games 2018, Sumatera Selatan memiliki 10 destinasi wisata yang wajib dikunjungi.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga mengakui kekayaan potensi pariwisata Sumatera Selatan, khususnya Kota Palembang. Dan, Asian Games menjadi momentum bagus untuk memperkenalkan destinasi-destinasi tersebut.
"Palembang itu tidak kalah dengan destinasi-destinasi unggulan lainya seperti Bali dan Jogja. Petensinya lengkap. Dan Asian Games merupakan momentum yang baik untuk mengangkat itu semua. Silahkan datang dan nikmati pesona Palembang," ujar Menteri asal Banyuwangi tersebut.
Promosi pun gencar dilakukan. Salah satunya dilakukan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Sumsel.
"Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disparbud) Sumsel serta Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Palembang telah mengajak kami untuk kolaborasi untuk, menyukseskan Asian Games 2018.
Saat ini kami sedang proses menjalankannya dengan mempromosikan destinasi-destinasi yang ada di Sumsel, khususnya 10 destinasi unggulan di Kota Palembang," ujar Ketua Harian GenPI Sumsel, Nanda Dadidud.
Berikut 10 destinasi unggulan tersebut:
1. Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besak adalah keraton yang dibangun pada tahun 1780, yang juga merupakan pusat Kesultanan Palembang. BentengBenteng Kuto Besak sering menjadi venue penyelenggaraan berbagai festival dan panggung hiburan di Palembang. Viewnya ciamik berlatar belakang Sungai Musi dan Jembatan Ampera.
2. Museum Balaputra Dewa
Museum Balaputra Dewa terletak di pegunungan Bukit Barisan. Tepatnya di sisi barat Sumatera Selatan. Museum Balaputra Dewa menyimpan berbagai koleksi dari zaman pra-sejarah, zaman Kesultanan Palembang, hingga ke zaman Kolonialisme Belanda. Museum ini juga menyimpan banyak koleksi arca yang berasal dari zaman megalith (kebudayaan batu besar) di Sumatera Selatan.
3. Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS)
TPKS adalah sebuah taman yang mengoleksi benda-benda purbakala zaman Kerajaan Sriwijaya. Menurut interprestasi foto udara, lokasi TPKS juga merupakan tempat berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Lokasi TPKS ternyata juga memilik sistem jaringan air. Hal ini menggambarkan bahwa ternyata sejak dulu, kawasan ini telah ditinggali masyarakat yang ahli di bidang tata air dan kemaritiman. Penataan TPKS terus dilakukan. Harapannya, merevitalisasi kembali arti penting Kerajaan Sriwijaya bagi Indonesia.
4. Museum Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II
Museum ini berdiri di atas bangunan Benteng Koto Lama (Kuto Tengkurokato Kuto Batu) dimana Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo dan Sultan Mahmud Badaruddin I (1724-1758) memerintah. Mirip dengan TPKS, SMB juga memilki benda-benda bersejarah. SMB menyimpan 556 koleksi benda bersajarah mulai dari bekas peninggalan hingga Kesultanan Palembang.
5. Kampung Kapitan
Kampung Kapitan adalah sebuah kawasan yang sangat kental dengan akulturasi antara budaya Palembang dan Tionghoa. Nilai budaya yang sangat terlihat dari Kampung Kapitan adalah struktur bangunan rumah di sana. Selain itu juga ada sebuah Batu Pagoda yang berdiri tegak dengan ketinggian 2,5 meter.
6. Bukit Siguntang
Bukit ini terletak di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I. Bukit Siguntang dulunya adalah sebuah tempat ibadah keluarga Kerajaan Sriwijaya, sekaligus tempat pertapaan. Terdapat pula banyak makam raja, bangsawan, dan pahlawan melayu Sriwijaya yang sering dijadikan tempat berziarah.
7. Pulau Kemaro
Pulau Kemaro terletak lima kilometer dari Jembatan Ampera. Kemaro sendiri memiliki arti “kemarau” dalam bahasa Palembang. Nama tersebut diberikan, karena Pulau Kemaro sangat unik. Pulau tersebut tidak pernah tergenang air, meskipun volume Sungai Musi sedang meluap. Pulau ini juga menyimpan sebuah legenda. Yaitu kisah cinta antara Siti Fatimah, putri Raja Palembang, yang dilamar oleh anak Raja China yang bernama Tan Bun Ann. Pulau Kemaro juga memiliki sebuah kelenteng Budha yang diminati para pengunjung.
8. Kampung Al-Munawar
Kampung Al-Munawar menjadi salah satu destinasi yang mulai diminati wisatawan. Kampung yang biasa disebut Kampung Arab oleh warga Palembang ini terletak di wilayah 13 Ulu, Palembang. Asal usul Kampung Arab Al-Munawar tak terlepas dari peran Pemerintah Belanda yang pada ratusan tahun silam.
Sekitar tahun 1825 Pemerintah Belanda melakukan pendekatan terhadap Etnis Arab, dengan menunjuk seorang pemimpin yang diberi pangkat Kapten. Kapten Arab terakhir disini bernama Ahmad Al-Munawar yang wafat pada tahun 1970.
Di Kampung Al-munawar terdapat deretan rumah-rumah tua yang berusia hingga 250 tahun. Rumah-rumah tersebut masih koko berdiri lantaran terbuat dari kayu-kayu ulin dan batu marmer yang didatangkan langsung dari Eropa.
9. Museum Al-Quran Al-Akbar
Museum Al Quran Raksasa ini berlokasi di Jalan M Amin Fauzi, Soak Bujang, Palembang. Destinasi ini sangat Instagramable dan menjadi salah satu wisata religu unggulan Palembang.
Di destinasi ini Al Quran raksasa dipahat di permukaan kayu tembesu berukuran panjang 177 centimeter dengan lebar 140 centimeter dan ketebalan 2,5 centimeter.
Mahakarya asli Wong Kito itu, tidak hanya menjadi alternatif tujuan wisata warga lokal. Bahkan turis dari mancanegara, terutama dari negara-negara Arab banyak yang sengaja berkunjung untuk membuktikan sendiri karya seni yang tiada duanya itu.
10. Jembatan Ampera
Nama Jembatan Ampera tentu sudah tidak asing lagi. Jembatan ini telah menjadi ikon kota Palembang selama puluhan tahun. Letaknya berada di tengah-tengah kota Palembang. Jembatan ini menghubungkan daerah Seberang Ilir dan Seberang Ulu yang dipisahkan oleh Sungai Musi. Jembatan ini awalnya berwarna abu-abu kemudian berganti warna menjadi kuning dan sekarang berwarna merah.
Dahulu jembatan ini hanya dijadikan alat penghubung antara Seberang Hulu dan Hilir. Seiring perkembangnya zaman telah banyak perubahan di jembatan ini. Jembatan ini menjadi objek wisata yang menarik dan banyak dikunjungi wisatawan.
Malam hari adalah waktu yang paling tepat untuk menikmati keindahannya. Dengan lampu yang berwarna warni, jembatan ini merupakan spot fantastis menikmati malam Kota Palembang. (*)