10 Destinasi Prioritas Bakal Dibuat 10 Judul Film
JAKARTA: Sepuluh judul film dengan latar belakang 10 destinasi prioritas pariwisata di Indonesia bakal dibuat. Ini jelas kabar gembira. Sepuluh film yang bakal digarap tersebut adalah inisiasi Badan Ekonomi Kreatif Nasional.
Gerak wisata ini menandakan bahwa Indonesia Incorporated dalam memajukan pariwisata Indonesia makin yahud. Demikian Abdur Rohim Boy Berawi, Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan (DREP) Bekraf, mengatakan.
Kata dia, sebanyak 10 sutradara juga bakal dipilih untuk menggarap 10 film fiksi panjang yang direncanakan. Adapun lokasi pembuatannya berpusat di 10 tempat wisata prioritas pilihan pemerintah.
Seluruh proyek sedang dalam tahap awal dan akan dibawa Bekraf untuk bertemu calon investor dalam forum pendanaan film Akatara 2017.
Untuk semua rencana ini, Bekraf menggandeng Asosiasi Sutradara Indonesian Film Directors Club (IFDC). Gandengan ini perlu sekali guna memilih sutradara yang dinilai tepat dengan planing yang ada. Jika sudah terpilih, para sutradara dikirim ke 10 destinasi yang sudah ditetapkan untuk melakukan riset dan menyiapkan cerita yang cocok.
"Riset ini bertujuan menggali budaya dan potensi lokal setempat untuk dijadikan inspirasi dalam pembuatan proyek film mereka. Akan ada sinopsis film yang dibuat dalam bentuk proposal proyek film, yang nanti akan dipresentasikan dalam Akatara," kata Abdur Rohim.
Akatara sendiri adalah program dukungan baru dari Bekraf untuk subsektor Film, Animasi, dan Video, berupa forum pendanaan yang akan digelar di Jakarta selama dua hari pada 15-16 November 2017. Para calon investor potensial diundang untuk menyimak 40 proyek film yang ditawarkan oleh Bekraf.
Proyek film-film berbasis tempat wisata adalah 10 di antaranya Danau Toba (Sumut), Belitung (Babel), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), dan Candi Borobudur (Jateng), Gunung Bromo (Jatim), Mandalika Lombok (NTB), Pulau Komodo (NTT), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan, film-film yang mengambil latar di destinasi wisata, diharapkan lebih dikenal di kalangan traveler dan mampu mendongkrak kunjungan di destinasi wisata yang disajikan.
“Apresiasi sekali kepada teman-teman Bekraf dan para sutradara. Karena kita tidak bisa bekerja sendiri untuk mengembangkan potensi pariwisata daerah. Film merupakan salah satu media yang tepat untuk berpromosi,” katanya.
Esthy menambahkan, setidaknya ada empat jalur yang dapat mengangkat pariwisata Indonesia yang dilakukan bersama-sama. Konsep ini dikenal ABCGM (academic, bussiness, community, government, media).
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, dukungan Kemenpar terhadap film nasional ini karena pariwisata dan film merupakan bagian dari ekonomi kreatif Indonesia yang tidak bisa dipisahkan. "Kita harapkan film dan pariwisata sangat dekat. Film juga bisa mempromosikan keindahan alam Indonesia," ujar pria asal Banyuwangi tersebut. (*)
Berikut 10 Sutradara dan Lokasi Pembuatan Film
1. Lasja Susanto, drama romantis berlatar histori Candi Borobudur, Jawa Tengah
2. Kamila Andini, drama keluarga dengan kultur masyarakat Tengger di Bromo, Jawa Timur
3. Adrianto Sinaga, drama historis di Danau Toba, Sumatera Barat
4. Agung Sentausa, drama tentang perempuan dan gegar budaya di Labuan Bajo, NTT
5. Viva Westi, drama keluarga di Mandalika, NTB
6. Pritagita Arianegara, drama tentang pasangan bulan madu di Morotai, Maluku
7. Paul Agusta, drama komedi keluarga di Kepulauan Seribu
8. Robby Ertanto, drama keluarga di Tanjung Kelayang, Kepulauan Bangka Belitung
9. Yosep Anggi Noen, drama tentang nelayan di Tanjung Lesung, Jawa Barat
10. Kuntz Agus, drama tentang ketakutan perempuan hamil di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.