10 Destinasi Kota Jogja yang Bisa Dikunjungi dalam Sehari
Kota Jogja memang terbuat dari angkringan, kenangan, rindu, dan pulang. Anda tak akan pernah bosan membicarakannya bahkan untuk berulang datang.
Apalagi pada libur lebaran, Kota Jogja selalu menjadi pilihan utama untuk disinggahi para pemudik. Pasalnya aura #PesonaMudik2018 selau bisa dirasakan di kota ini. Apalagi aksesibilitas sudah tidak perlu diragukan.
"Kota Jogja itu Bali-nya Pulau Jawa. Kulturnya sangat kental dengan budayanya yang kuat. Kulinernya wow. Aksesibilitas serta amenitasnya lengkap. Atraksi dan #PesonaDestinasiLebaran2018 tidak perlu diragukan," kata Menpar Arief Yahya.
Ada #Top10DestinasiLebaran2018 paling hits di seputaran Malioboro yang wajib Anda kunjungi. Cukup satu hari Anda bisa mengunjungi semuanya. Tak percaya? Berikut #Top10DestinasiLebaran2018 yang bisa anda kunjungi bersama keluarga.
1. Pasar Beringharjo
Pasar yang berdiri sejak tahun 1758 ini, merupakan penyangga ekonomi Jogja. Anda akan sangat mudah menemukan batik, kaos oblong khas Jogja hingga berbagai camilan khas Jogja.
Perlu Anda ketahui, Saat ini Beringharjo buka sampai pukul 22.00 WIB. Anda semakin leluasa untuk memilih belanjaan sebagai oleh-oleh untuk orang tercinta. Saat belanja di Beringharjo, Anda akan merasakan pengalaman yang istimewa, yaitu langsung berinteraksi dengan warga Jogja.
2. Benteng Vredeburg
Benteng Vredeburg merupakan salah satu saksi dari peristiwa bersejarah di Indonesia yang pernah terjadi di Jogja pada masa lalu. Selain mengenal dan mempelajari sejarah, Anda juga bisa berfoto-foto ria sambil menikmati suasana tempo dulu di sekitar Benteng ini.
Meretas masa lalau dapat Anda lakukan dengan mengamati diorama-diorama yang menceritakan perjuangan kemerdakaan Indonesia. Kini, Museum Benteng Vredeburg juga sudah dilengkapi dengan informasi audio visual.
3. Titik Nol Kilometer
Tak perlu beranjak lebih jauh, ke luar dari pintu Benteng Vredeburg Anda akan disuguhkan dengan pedestrian yang ramah untuk semua wisatawan. Lokasi paling hits dijagat media sosial ini menawarkan lanskap gedung-gedung tua.
Bangunan megah jaman kolonial seperti Kantor Pusat BI, Kantor Pos, BNI, dan Gedung Agung ini terbelah oleh jalan simpang empat. Terkenal sebagai kawasan Titik Nol Kilometer, sayang jika dilewatkan begitu saja.
Kawasan ini tak pernah sepi terlebih saat Sabtu malam. Sekitaran Titik Nol akan dipenuhi dengan beragam atraksi atau hiburan yang bisa disaksikan oleh wisatawan khususnya malam Minggu.
Saat ini, anda tak perlu lagi bingung mencari toilet saat di Titik Nol Kilomenter. Tepat di depan kantor BI saat ini sudah ada toilet kelas bintang 5 di bawah tanah, ramah difabel dan gratis.
4. Taman Pintar
Cukup dengan berjalan kaki sekitar 200 meter dari Titik Nol Kilometer ke arah Timur, Anda sudah sampai di Taman Pintar. Tempat yang berada tepat di belakang Benteng Vredeberg ini bisa dijadikan sebagai lokasi wisata edukasi.
Jika Anda berlibur bersama anak-anak, Taman Pintar adalah pilihan tepat untuk menumbuhkan minat dan bakat mereka terhadap ilmu pengetahuan alam. Tidak hanya itu Anda juga bisa menemukan Taman Budaya dan juga Pasar buku murah berlokasi tepat di belakang Taman Pintar.
5. Museum Sonobudoyo
Museum Sonobudoyo berada di Selatan gedung BNI, Jalan Trikora / Pangurakan No. 6 Yogyakarta. Keunikan Museum ini adalah mengadopsi rumah joglo dengan arsitektur masjid keraton kesepuhan Cirebon.
Didesain oleh Ir. Th. Karsten, museum ini erat hubungannya dengan sebuah yayasan masa Kolonial Java Institut dibidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali, dan Lombok.
Aset kebudayaan Pemda DIY ini diresmikan pada tanggal 6 November 1935, oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dengan ditandai Candrasengkala “Kayu Winayang Ing Brahmana Budha”.
Beberapa contoh koleksi yang dapat Anda lihat adalah barang-barang tembikar dari zaman Neolitikum. Ada juga arca-arca dan benda-benda perunggu dari abad VIII sampai abad X yang merupakan kelengkapan dari candi-candi di wilayah Jogja dan Jawa Tengah.
Tak hanya itu, berbagai jenis batik, wayang, topeng, gamelan, dan pusaka yang berusia ratusan tahun juga dapat Anda saksikan di sana.
6. Masjid Gedhe Kauman
Masjid yang berdiri pada tahun 1763 ini merupakan satu-satunya masjid raya di Indonesia yang berumur lebih dari 200 tahun. Lokasinya tak jauh dari keraton, tepat di sebelah barat alun-alun Utara.
Gaya Arsitekturya kental dengan nuansa keraton dengan sistem atap tumpang tiga. Hal ini bermakna kesempurnaan hidup melalui tiga tahapan kehidupan manusia yaitu, Syariat, Makrifat dan Hakekat.
Saat bulan ramadan, Panitia masjid menyediakan lebih dari 600 porsi takjil dan menu buka puasa untuk para jamaah. Saat sekaten tiba, Masjid ini digunakan untuk membacakan riwayat Nabi Muhamamd SAW dan penyebaran udhik-udhik oleh sultan.
7. Keraton
Keraton sebagai simbol dari Daerah Istimewa Yogyakarta wajib Anda kunjungi saat berlibur di Jogja. Anda bisa melihat berbagai jenis koleksi benda yang berkaitan dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat cukup dengan jalan kaki dari Masjid Gedhe Kauman ke arah Selatan.
Jangan langsung beranjak, Anda juga bisa mengunjungi museum yang akan membuat Anda merasa lebih dekat dengan Kraton Yogyakarta.
8. Taman Sari
Tidak jauh dari Kraton, Anda juga bisa mengunjungi Taman Sari atau istana air yang sarat dengan arsitektur kuno nan menawan.
Anda akan menemukan tiga kolam pemandian serta lorong dan juga Masjid yang berada di bawah tanah.
Taman Sari merupakan tempat yang sangat fotogenik dan juga indah, oleh karena itu banyak sekali pasangan muda yang kagum dan menjadikannya sebagai lokasi foto pre-wedding.
9. Plaza Ngasem
Sudah sampai taman sari, tak lengkap jika tak singgah ke Plaza Ngasem. Seperti di Pasar Bering Harjo, Anda juga dapat berinteraksi dengan pedagang lokal di sini.
Plaza Ngasem juga merupakan pasar tradisional yang mengalami revitalisasi sehingga lebih rapi dan bersih. Anda juga bisa berfoto-foto di sana atau justru berburu kaos oblong dan juga cinderamata khas Jogja lainnya.
10. Alun-Alun Selatan
Jika Anda memiliki sebuah pengharapan, mampirlah ke Alun-alun Selatan. Konon, jika Anda mampu melewati antara beringin kembar dalam keadaan mata tertutup, harapan Anda akan terkabul.
Permainan in disebut masangin. Tapi jangan anggap mudah melakukan masangin. Kenyataannya banyak pengunjung yang harus mencoba berulang kali untuk bisa melampaui beringin kembar itu.
Tradisi Masangin sendiri sudah ada sejak zaman Kesultanan Yogyakarta masih berjaya. Mulanya masangin itu dilakukan saat tradisi topo bisu dilaksanakan setiap malam 1 suro. Saat itu yang melakukan adalah para prajurit dan abdi dalem dengan mengelilingi benteng dan tidak boleh mengucap 1 kata apapun.
Mereka harus berpakaian lengkap adat Jawa dan berbaris rapi. Mereka berjalan dari halaman keraton menuju pelataran alun-alun lalu melewati dua pohon kembar itu. Penasaran? Silahkan Anda buktikan sendiri. (*)
Advertisement