10.000 Relawan Olimpiade Mengundurkan Diri, Khawatir Corona Ganas
Jelang gelaran Olimpiade yang akan dihelat beberapa bulan lagi, ada sekitar 10.000 dari total 80.000 volunteer yang terdaftar untuk membantu gelaran Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 dikabarkan mengundurkan diri.
Langkah ini semakin memanaskan isu pro-kontra berlangsungnya Olimpiade dan paralimpiade Tokyo 2020 di tengah masa pandemik Covid-19 pada Juli-Agustus 2021 mendatang. Sehubungan dengan hal ini, CEO Olimpiade Tokyo mengungkapkan pengunduran diri relawan ini dikarenakan kekhawatiran dengan virus corona.
"Tidak salah lagi bahwa kekhawatiran atas virus corona bisa jadi alasan dari hal tersebut, serta perdebatan penyelenggaraan," kata CEO Olimpiade Tokyo 2020, Toshiro Muto, dilansir Reuters, Kamis 3 Juni 2021.
Tak Berdampak pada Penonton
"Namun, jumlah sukarelawan yang mundur tersebut tidak berdampak pada penyelenggaraan mengingat tidak ada penonton dari luar negeri dan pengurangan acara," Muto menambahkan.
Gelaran Olimpiade Tokyo 2020 harusnya berjalan pada musim panas 2020 lalu. Ajang olahraga akbar dunia ini ditunda penyelenggaraannya karena pandemi COVID-19 yang mewabah di seluruh dunia.
Akan tetapi, Penolakan terhadap penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 musim panas mendatang masih terus bergulir hingga saat ini.
Kekawatiran akan terjadinya penyebaran virus Corona yang lebih tinggi di Jepang selaku tuan rumah menjadi salah satu alasan penolakan.
Tokyo selaku tuan rumah diketahui tengah dalam status darurat COVID-19. Namun, Wakil Presiden IOC John Coates mengatakan Olimpiade akan dimulai pada 23 Juli mendatang meski penolakan terus bertambah.
Dukungan Pemimpin G7 kepada Jepang
Para pemimpin G7 berencana menegaskan kembali dukungan mereka untuk tuan rumah Jepang pada pertemuan puncak yang akan datang. Sementara itu, penasihat medis pemerintah Jepang Shigeru Omi mengatakan tidak normal mengadakan Olimpiade dalam situasi seperti ini.
"Jika Olimpiade akan diadakan dalam keadaan saat ini, maka saya pikir itu adalah tanggung jawab penyelenggara Olimpiade untuk mengurangi skala acara dan memperkuat langkah-langkah pengendalian virus corona sebanyak mungkin," kata Omi.
"Hanya ketika ada alasan yang jelas untuk menjadi tuan rumah Olimpiade, publik akan ikut serta. Sangat penting bagi mereka yang terlibat dalam Olimpiade untuk mengklarifikasi visi mereka dan alasan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade," Omi menambahkan.
Ribuan atlet, ofisial, dan media akan turun ke Jepang, di mana pekan lalu keadaan darurat di Tokyo dan daerah lain diperpanjang hingga 20 Juni.
Hasil Tes Covid-19 sebagai Syarat Penonton
Sementara, hanya 2,7 persen orang Jepang yang telah menyelesaikan inokulasi, menurut survei Reuters, meskipun laju infeksi varian baru virus telah melambat.
Para atlet hingga kini diketahui masih terus menjalani persiapan menuju Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020 dengan rasa optimis gelaran akan tetap berlangsung.
Jepang dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mewajibkan penonton yang datang memperlihatka hasil tes negatif COVID-19.
Penyelenggara Olimpiade dan paralimpiade telah resmi melarang penonton dari luar negeri untuk hadir menyaksikan langsung jalannya pertandingan. Syarat untuk menunjukkan hasil tes COVID-19 diperuntukkan bagi penonton domestik.
Advertisement