1 Tahun Kepemimpinan Sutiaji, Banjir Masih Jadi Sorotan
Masalah banjir dan jalan berlubang di Kota Malang yang belum teratasi masih menjadi sorotan utama dalam setahun masa kepemimpinan pasangan Wali Kota Sutiaji dan Wakil Wali Kota Sofyan Edi Jarwoko. Hal ini terungkap dalam forum diskusi yang bertempat di FISIP Universitas Brawijaya.
Dalam forum yang bertajuk "Refleksi Satu Tahun Kepemimpinan Sutiaji dan Sofyan Edi Jarwoko", Sutiaji mengakui salah satu permasalahan di Kota Malang setiap datang musim hujan, yakni banjir dan jalan berlubang.
"Kemarin kita diramaikan oleh banjir dan jalan berlubang," ungkapnya pada Senin 30 September 2019.
Dikatakan Sutiaji, beberapa waktu lalu, warga sempat memprotes kondisi jalan berlubang di sebagian besar Kota Malang. Bahkan, kondisi jalan berlubang sempat viral di media sosial.
Namun setelah diperbaiki, ternyata kondisi aspal tidak sesuai dengan apa yang diinginkan Pemerintah Kota Malang maupun warga.
"Ternyata penambalan jalan berlubang itu setelah dilihat ternyata kualitasnya sangat jauh dari standar yang ada," ujar Sutiaji.
Untuk itu, ke depan Sutiaji meminta kepada warga maupun awak media untuk terus mengawasi kinerja pemerintah dalam membangun tata kelola Kota Malang.
"Semuanya turut mengawasi untuk menuju Kota Malang yang lebih baik lagi ke depannya," ujar pria yang menggemari olahraga bulutangkis tersebut.
Perihal jalan berlubang, Pengamat Politik dan Dosen FISIP UB, Wawan Sobari menjelaskan, bahwa masyarakat Malang memang begitu sensitif terhadap jalan berlubang.
"Karena mereka merasakan sendiri dampak rusaknya infrastruktur tersebut," ucapnya.
Wawan pun memberikan masukan untuk Sutiaji, salah satunya yakni mendorong pemerintah yang memiliki pengetahuan dan empati terhadap kebutuhan masyarakat.
Di sisi lain, mengenai permasalahan banjir di Kota Malang, Pemerhati Lingkungan dari kampus ITN Malang, I Wayan Mundra mengatakan, sebenarnya Malang memiliki sistem drainase yang lebih baik dari kota lain, hanya saja telah didesain ulang lagi sehingga menyebabkan banjir.
"Masalahnya sekarang adalah pemeliharaannya. Secara alami Malang tidak mungkin banjir mulai tahun 1981 sampai sekarang, Sungai Brantas tidak pernah meluap. Banjir kita karena tidak lancarnya air hujan yang jatuh masuk ke sistem drainase yang telah dibuat," ujar Wayan.
Lebih lanjut, ia menyatakan, pemeliharaan sistem drainase perlu ditingkatkan kembali, agar terhindar dari banjir.
"Mungkin perlu dicermati bahwa pemeliharaan sistem drainase perlu ditingkatkan, beda dengan pemeliharaan taman kota. Anggarannya bisa displit untuk bantu pemeliharaan sistem drainase Kota Malang," tegasnya.