Satu Abad Ponpes Al Falah Kediri, Teladan Nyai Hj. Rodliyah: Perspektif Pendidikan dan Dakwah
Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri menggelar acara Halaqoh Santri Putri dengan tema besar "Meneladani Simbah Nyai Hj. Rodliyah dalam Mendidik Putra Putri dan Para Santri". Acara ini masih dalam rangkaian menyambut peringatan 100 Tahun (1 Abad) Ponpes Al Falah.
Acara ini berlangsung pada Senin 30 Desember 2024 dengan penuh antusiasme dari peserta yang merupakan santri putri Pondok Pesantren Al Falah.
Acara dimulai pukul 07.30 WIB dengan penampilan tim nasyid yang menciptakan suasana khidmat dan penuh semangat. Dipandu oleh MC Rifduna Almadzu acara kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tartil Al-Qur’an oleh Maziyyah Sayyidah Aqilah.
Sambutan pembuka disampaikan oleh Agus H. Ahmad Hasby Munif, mewakili Panitia 1 Abad Ponpes Al Falah. Dalam sambutannya, Gus Ahmad menegaskan pentingnya peran santri dalam menjaga tradisi keilmuan dan melanjutkan khidmah untuk umat.
"Ini merupakan rangkaian halaqoh terakhir yang digelar dalam peringatan 1 Abad Ponpes Al Falah Ploso.Dan Alhamdulillah semua kegiatan yang kita gelar baik OSN dan yang lainnya berjalan dengan sukses. Halaqoh ini untuk menumbuhkan rasa syukur untuk mengenal lebih dekat dengan Mbah Nyai Hj Rodliyah. Di balik kesuksesan Kiai Djazuli ada sosok perempuan mulia yakni Simbah Nyai Hj. Rodliyah. Untuk meneladani beliau harus kenal lewat orang-orang yang dekat beliau yakni putra dan putrinya. Dan berkat tangan dingin Nyai Rodliyah semua berhasil," katanya.
Acara dilanjutkan dengan pidato KH. Nurul Huda Djazuli dan Nyai Hj. Lailatul Badriyah Djazuli, yang memberikan nasihat-nasihat berharga kepada para peserta, memperkuat nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari.
"Simbah Nyai Rodliyah itu perjuangannya luar biasa. Kiai Djazuli mengurus pondok, urusan dapur yang bertanggungjawab Nyai Rodliyah. Beliau tidak pernah mengeluh. Apa yang disampaikan Gus Ahmad benar, di balik kesuksesan suami ada wanita yang hebat, dan santri harus meneladani itu," kata Nyai Hj. Lailatul Badriyah Djazuli yang merupakan putri bungsu KH Djazuli Ustman dan Nyai Hj Rodliyah.
Ditambahkan Nyai Hj. Lailatul Badriyah ada tiga pilar yang dipegang Nyai Hj. Rodliyah. Pertama solat malam, tidak pernah ditinggalkan. Biasanya Nyai Rodliyah itu tidur jam sembilan malam dan bangun jam 11 malam, karena Kiai Djazuli pulang mengajar jam 11 malam. Setelah melayani kebutuhan Kiai Djazuli dilanjutkan dengan solat tahajud.
Kedua, Mbah Nyai Hj. Rodliyah itu sesibuk apapun tidak pernah meninggalkan solat berjema'ah dan ketiga membaca Al Qur'an, tiap tiga hari sekali maksimal 5 hari sekali hatam Qur'an. “Sebagai santri kita semua harus bisa meneladani apa yang beliau beliau lakukan," tambahnya.
Pesan moral selanjutnya disampaikan oleh KH. Nurul Huda Djazuli. "Menjadi perempuan itu berat, mengatasi berbagai hal kesulitan, seperti Mbah Nyai Hj. Rodliyah. Dan beliau adalah suri tauladan bagi kita semua.Semua yang dilakukan karena kecintaan beliau kepada putra putri dan juga para santri," ungkapnya.
Talkshow Interaktif dengan Narasumber Inspiratif
Talkshow dipandu oleh Ning Fichris Sa’Adatil dan Ning Azizatul Himmah. Beberapa narasumber yang hadir antara lain Agus H Ahmad Hasby Munif, Agus H Abdurrahman Al Kautsar, Ning Hj. Daris Salamah, Ning Hj. Kholishotus Sariroh, Agus H Shohibul Ulumin Nafi’a, Agus M. Ma’mun, Ning Indana, Ning Zizah dan Ning Fihris.
Para narasumber membahas berbagai hal penting tentang sosok teladan Mbah Nyai Hj.Rodliyah, termasuk tantangan dan peluang santri putri dalam mengembangkan peran dakwah dan pendidikan di Ponpes Al Falah yang dicontohkan oleh KH Djazuli Ustman dan Nyai Hj.Rodliyah
"Mbah Nyai Rodliyah sangat sayang kepada anak cucu dan santri yang mengaji. Bahkan menghormati tamu dan juga guru, contohnya bapak saya (KH Nurul Huda Djazuli) selalu disediakan makanan dan minuman usai mengaji. Suatu ketika Mbah Nyai Rodliyah memetik satu biji jambu dersono dan diberikan kepada putranya (KH Nurul Huda Djazuli) usai beliau mengajar. Dan beliau mengatakan ndak tega makan karena ingat anaknya," kata Ning Hj. Kholishotus Sariroh.
Ditambahkan Ning Lis, suatu ketika Nyai Rodliyah mengaji Al Qur'an kemudian ada tamu. Mbah Nyai langsung menutup Al Qur'an dan disembunyikan dan matur ke tamunya bahwa dirinya usai istirahat. Tapi kalau sekarang tidak, malah dipamerkan sedang baca Al-Quran.
“Semua yang dilakukan Nyai Rodliyah itu untuk nirakati putra wayah dan juga santri. Dan yang lebih khusus lagi, Mbah Nyai Rodliyah itu sangat disiplin. Bahkan Gus Atho' garwo kulo (suami saya) suatu ketika tidak mengajar di madrasah. Mbah Nyai marah, namun setelah saya jelaskan kalau mengantarkan saya berobat, Mbah Nyai tidak jadi marah dan malah mengucapkan terima kasih karena telah merawat cucunya. Tanpa doa-doa beliau kita ini bukan apa-apa," tandas Ning Lis.
Sesi Tanya Jawab dan Penutup
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, memberikan kesempatan kepada peserta untuk berdiskusi langsung dengan para narasumber. Acara yang berakhir pada pukul 11.15 WIB ini ditutup dengan penuh rasa syukur atas kelancaran kegiatan.
Halaqoh Santri Putri ini tidak hanya menjadi momentum memperingati 1 Abad Ponpes Al Falah, tetapi juga ajang untuk meneladani Mbah Nyai Hj Rodliyah, melestarikan tradisi keilmuan, dan meneguhkan peran santri sebagai pembawa manfaat bagi masyarakat.
Dengan kesuksesan acara ini, Pondok Pesantren Al Falah Ploso kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi berilmu, berakhlak mulia, dan siap menjadi pelopor dakwah di masa depan.
Advertisement