1,3 Miliar Nomor HP Plus NIK Bocor, Blokir Kominfo Viral
Akun @secgron mencuit soal bocornya data 1,3 miliar nomor handphone lengkap dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK), provider, hingga tanggal registrasi. Tanda pagar #Blokirkominfo pun viral.
Data Nomor HP Bocor
Akun Twitter tersebut memberikan penjelasan terkait kewajiban pengguna nomor handphone agar mendaftarkan diri, sebelum mengaktifkannya.
"Tahun 2018 @kemkominfo memaksa kita untuk melakukan registrasi nomor HP menggunakan NIK dan KK, dijanjikan akan terbebas dari spam," cuitnya dilihat Kamis, 1 September 2022.
Nyatanya banyak pengguna nomor handphone sering menerima spam. Banyak pesan dari berbagai produsen masuk melalui pesan SMS. Selain itu, banyak pula nomor bisnis bisa mengirim pesan melalui aplikasi Whatsapp. "Terbebas dari spam tidak didapat," lanjutnya.
Ia lantas mengatakan jika sebanyak 1,3 miliar nomor handphone telah bocor dan dijual. "Terbebas dari spam tak didapat, kini data registrasi no HP (NIK, No HP, provider, tgl registrasi) sebanyak 1,3 miliar bocor & dijual #BlokirKominfo," cuitnya.
Dalam unggahannya, akun bernama Teguh Aprianto itu mengunggah tangkapan layar dari akun bernama Bjorka.
Di dalam tangkapan layar itu, terlihat akun berbintang enam itu menyampaikan informasi tentang file data nomor handphone berukuran 18Gb, berisi 1.304.401.300 data, yang diakses per Agustus 2022.
Data berisi NIK, nomor handphone, provider telepon seluler, serta tanggal registrasi. Akun itu juga mengklaim menyediakan 2 juta sample gratis, serta menunjukkan harga jual sebesar USD 50 ribu bitcoin atau ethereum, atau senilai Rp745 juta.
Tahun 2018 @kemkominfo memaksa kita utk melakukan registrasi nomor HP menggunakan NIK dan KK, dijanjikan akan terbebas dari spam.
— Teguh Aprianto (@secgron) September 1, 2022
Terbebas dari spam tak didapat, kini data registrasi no HP (NIK, No HP, provider, tgl registrasi) sebanyak 1,3 miliar bocor & dijual #BlokirKominfo pic.twitter.com/30Gt7R1hdK
Respons Netizen
Status itu disambut dengan geram oleh banyak netizen. Mereka meminta agar Kementerian Informatika dan Komunikasi (Kominfo) bekerja untuk melindungi warganya.
"Kerja dong, kerja," kata salah satu akun.
Sedangkan akun lain menyampaikan kekecewaan dengan menyuarakan tanda pagar blokir kominfo. "#blokirkominfo, negeri open source ini," kata netizen Twitter.
Data Valid
Sedangkan peneliti keamanan siber independen Afif Hidayatullah mengatakan jika data dari Bjorka adalah valid.
Hal ini didapat melalui upaya pengecekan yang dilakukannya secara independen. Hasil pemeriksaan menggunakan NIK yang bocor, diikuti dengan data nomor handphone, serta lokasi yang ia ketahui kebenarannya.
"Ketika saya periksa, ternyata pada NIK bernama TJ, dan pada GetContact juga terdapat nama tersebut. Sehingga, saya dapat menyimpulkan data yang diberikan masih valid," kata Afif dikutip dari kompas.com.
Namun ia tak bisa memastikan dari mana sumber yang membocorkan data nomor handphone itu. Sedangkan Bjorka menggunakan logo Kominfo dalam situsnya.
Catatan redaksi, berita mengalami koreksi pada Sabtu, 3 September 2022. Atas kesalahan tersebut, redaksi memohon maaf.
Advertisement