1.136 Jiwa Tewas, Banjir Dahsyat Pakistan Hancurkan Jutaan Rumah
Bencana alam selalu menyisakan kepedihan. Sepertiga dari wilayah Pakistan terendam akibat banjir. Banjir juga telah menewaskan lebih dari 1.136 jiwa dan menghancurkan jutaan rumah.
Banjir bandang yang menghancurkan membuat jalan hanyut. Begitu juga dengan rumah dan tanaman sehingga meninggalkan jejak malapetaka mematikan di seluruh Pakistan.
"Semuanya jadi satu samudra besar. Tidak ada lahan kering untuk memompa air keluar," kata Menteri Iklim, Sherry Rehman, sebagaimana dilansir BBC, Selasa 30 Agustus 2022.
Hujan musim panas adalah yang terberat. Itu tercatat dalam satu dekade dan disebut pemerintah akibat perubahan iklim.
"Secara harfiah, sepertiga dari Pakistan berada di bawah air sekarang. Ini telah melampaui setiap batas, yang pernah kita lihat di masa lalu," katanya.
Dari jumlah korban tewas yang diketahui, 75 orang meninggal dalam 24 jam terakhir. Dia menambahkan bahwa jumlah kematian diperkirakan akan terus meningkat.
Sepertiga Tewas Anak-anak
Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto-Zardari mengatakan sepertiga dari mereka yang tewas diyakini adalah anak-anak. Sementara itu, pemerintah belum bisa memperhitungkan total kerusakan secara keseluruhan.
Air deras di Lembah Swat utara negara itu menyapu jembatan dan jalan sehingga mengisolir seluruh desa. Kemudian, ribuan orang yang tinggal di daerah pegunungan telah diperintahkan untuk mengungsi.
Dengan bantuan helikopter, pihak berwenang masih berjuang untuk menjangkau mereka yang terjebak. Mereka yang berhasil melarikan diri telah dikumpulkan ke salah satu dari banyak kamp darurat di seluruh negeri.
Sikap KBRI di Pakistan
Kedutaan Besar RI di Pakistan memastikan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di sana dalam kondisi aman menyusul banjir yang melanda negara itu. Hal itu disampaikan Adam, dalam penjelasannya dikutip Selasa, 30 Agustus 2022.
"Dari 1200an diaspora Indonesia, alhamdulillah sejauh ini kita belum dapat laporan apakah ada yang terkena," kata Duta Besar RI untuk Pakistan Adam Mulawarman Tugio.
Menurutnya, sejauh ini pihaknya belum menerima bantuan dari WNI terkait banjir Pakistan. "Sejauh ini kita belum menerima permohonan bantuan," ucapnya.
Meski demikian, pihaknya akan memantau keberadaan WNI di negara tersebut. "Kita akan memonitor terus sambil juga kita mengimbau para diasporan Indonesia menghindari bepergian ke daerah-daerah yang terkena dampak," ujarnya.
Adam memastikan pihaknya juga berkoordinasi dengan koordinator wilayah WNI yang ada di empat provinsi di Pakistan. "Kami juga membentuk hotline di Islamabad dan Karachi, kita umumkan hotline adn berkoordinasi terus korwil diaspora Indonesia," ujarnya.
KBRI telah menyiapkan nomor Hotline KBRI Islamabad: +92 345 8571989 dan Hotline KJRI Karachi: +92 300 0340346 Selain itu, pihaknya juga memantau informasi yang dibuat pemerintah Pakistan terutama terkait curah hujan di negara itu.
"Ini karena curah hujan tahun ini hampir tiga kali lipat dari curah hujan situasi yang sama pada tahun lalu," ujarnya.
Jumlah WNI di Pakistan tercatat berjumlah 1.267. Dari jumlah itu, mereka mayoritas bertempat tinggal di Islamabad, Lahore, Karachi, Rawalpindi, Sialkot, Gujrat dan Peshawar
Menurut Adam, di beberapa lokasi di Pakistan masih hujan dan genangan masih ada. Oleh karena itu, pemerintah Pakistan berupaya memindahkan penduduk ke daerah yang aman dan membangun tenda darurat.
"Hampir ada 500 ribu rumah terdampak rusak karena banjir bandang ini, skalanya cukup besar mencakup 30 persen wilayah," ujarnya.
Advertisement