1.090 Gelandangan di Surabaya Dipulangkan ke Kota Asal
Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya menyebut, pada tahun 2022 ada sebanyak 1.090 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) telah dipulangkan ke daerah asalnya atau di-reunifikasi. Sedangkan data hingga Juli tahun 2023, terdapat 456 PPKS yang juga dipulangkan ke daerah asal.
Para PPKS itu sebelumnya terjaring razia Satpol PP Surabaya. Mereka di antaranya, terdiri dari anak terlantar, Anak dengan Kedisabilitasan (ADK), anak jalanan, pengemis, pengamen, pemulung hingga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Adanya tindakan tersebut, menurut Walikota Surabaya, Eri Cahyadi adalah sikap untuk memprioritaskan warga asli Surabaya dibandingkan warga luar kota, untuk mendapatkan bantuan atau intervensi.
"Jadi yang seperti viral (minta bantuan) tadi tolong dicek, dia pindah Surabaya sudah satu tahun atau belum. Terus nasibnya wargaku yang sudah tahunan bagaimana? Saya berdiri untuk orang Surabaya, dan saya membahagiakan orang Surabaya dulu," kata Eri Cahyadi, Senin, 24 Juli 2023.
Di samping itu, Eri menerangkan banyak PPKS yang berasal dari luar Surabaya, lantaran Kota Pahlawan menjadi primadona bagi warga luar daerah untuk mengadu nasib.
Bahkan, tak sedikit di antara mereka yang datang hanya sekadar mencari kerja dan bahkan pindah Kartu Keluarga (KK) Surabaya hanya karena ingin meminta bantuan.
"Semakin tahun semakin banyak pendatang dari luar kota yang ingin pindah KK Surabaya. Tak sedikit dari mereka mengajukan pindah KK Surabaya karena ingin minta bantuan atau sekolah gratis," terangnya.
Meski demikian, pihaknya menegaskan akan tetap memprioritaskan warga asli Surabaya atau yang sudah bertahun-tahun tinggal di Kota Pahlawan.
"Kalau saya harus memberikan pengobatan gratis, memberikan sekolah gratis untuk orang yang masuk KTP Surabaya belum setahun, bagaimana nasib warga Surabaya yang puluhan tahun lahir di sini, hidup di sini, menderita. Masak saya harus mendahulukan orang lain dulu," kata Walikota Eri Cahyadi.
Karena itu, Eri menyatakan, Pemkot Surabaya memiliki skala prioritas dalam memberikan intervensi bantuan kepada warganya. Intervensi itu akan diprioritaskan dahulu bagi warga asli atau yang sudah lama menjadi penduduk Surabaya.
"Surabaya ini primadona. Tetapi saya akan mempertahankan Surabaya agar tidak semuanya pindah Surabaya untuk mendapatkan fasilitas dari Pemkot Surabaya. Apa pun yang diberitakan silakan, tapi saya berdiri untuk orang Surabaya, saya berdiri untuk membahagiakan orang Surabaya dulu, baru orang luar Surabaya," tandasnya.