1.000 Personel Tentara Afghanistan Ditarik, Dampak Kebijakan AS
Proses penarikan pasukan militer Amerika Serikat dari Afghanistan berdampak pada diperlukannya penguatan personel di negara itu. Akibatnya, pemerintah setempat sejak awal pekan ini mulai menarik balik pasukan militer yang sebelumnya bertugas di berbagai wilayah perbatasan.
Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan Hamdullah Mohib mengatakan, saat ini setidaknya sebanyak 1.000 pasukan militer ditarik kembali ke pusat kota. Mereka akan ditugaskan untuk menjaga stabilitas wilayah secara intensif khususnya di sejumlah kota-kota besar, jalanan dan kota-kota di perbatasan.
“Rakyat berdiri bersama. Ini adalah perang terkadang ada tekanan dan hal-hal bekerja sesuai cara kita namun terkadang tidak,” ujar Mohib dalam konferensi pers, Rabu 7 Juli 2021.
Mohib menjelaskan, penarikan para pasukan itu adalah mereka yang sebelumnya bertugas di perbatasan Tajikistan dan Faizabad.
Bela Rakyat di Kawasan di Faizabad
“Mereka yang bertugas di Tajikistan ditarik kembali dan sekali lagi akan bertugas kembali untuk membela rakyatnya. Termasuk mereka yang berada di Faizabad telah ditarik kembali,” terangnya.
Pemerintah Amerika Serikat menargetkan penarikan pasukan militer sepenuhnya rampung pada 11 September mendatang atau tepat memperingati 20 tahun peristiwa 9/11.
Penarikan Personel Tentara AS
Melalui Juru Bicara Pentagon John Kirby, Amerika Serikat dan NATO memastikan tetap akan melanjutkan kerja sama dengan pemerintah Afghanistan dalam upaya melawan teroris di negara itu.
“Kami terus mengeksplorasi opsi lain di kawasan ini untuk dapat meningkatkan kemampuan itu ke depan. Kami mengadakan diskusi aktif bersama dengan rekan-rekan departemen luar negeri kami tentang hal itu. Saya tidak memiliki rincian untuk Anda sekarang seperti apa bentuknya,” ucap Kirby baru-baru ini dalam sebuah pernyataan pers.
Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan memberikan dampak tersendiri bagi warga setempat. Banyak diantara mereka memilih untuk meninggalkan Afghanistan, karena merasa keamanan dan keselamatannya terancam.
Rakyat Tanpa Perkelahian
Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan, seluruh wilayah di Afghanistan dalam keadaan buruk dan tidak ada satu dalam kondisi aman.
“Sebagian besar wilayah telah jatuh, tidak ada satu distrik pun tanpa perkelahian. Mereka bahkan datang kepada kepala kepolisian dan kantor-kantor provinsi di ibu kota. Saya datang ke sini untuk memperoleh paspor dan keluar dari Afghanistan. Sebab, tidak aman untuk berada di sini," ungkapnya kepada Deutsche Welle.
AS dan Kesepakatan Perdamaian di Afghanistan
Meski, menarik balik ribuan pasukannya, namun Amerika Serikat tetap menugaskan sebanyak 650 tetap berada di Afghanistan, guna menjaga kedutaan besarnya di negara itu.
Selama dua dekade setidaknya sekitar 2.400 pasukan militer Amerika Serikat gugur dalam perang melawan Al Qaeda dan Taliban di Afghanistan.
Sebelumnya pada 29 Februari 2020 dibawah pemerintahan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat dan Taliban menandatangani "Kesepakatan untuk Membawa Perdamaian di Afghanistan".
Dengan ketentuan termasuk penarikan seluruh pasukan militer Amerika Serikat dan NATO.
Advertisement