1.000 Dosis Vaksin PMK Tiba di Jatim, Khofifah Sebut Masih Kurang
Provinsi Jawa Timur (Jatim), telah mendapatkan 1.000 dosis vaksin penyakit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari Kementerian Pertanian. Hal itu dinilai kurang mencukupi kebutuhan.
"Vaksin yang dikirim ke Jatim masih minim yakni 1.000 dosis dan baru terpakai sejumlah 200 suntikan,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Sabtu, 18 Juni 2022.
Khofifah mengatakan, dalam proses penyuntikannya vaksin PMK tersebut harus langsung dihabiskan. Dan untuk saat ini, pihaknya telah menyuntik 100 sapi yang ada di Jatim. “Dalam sekali membuka botol vaksin mampu untuk menyuntik 100 sapi dan harus habis disuntikkan," jelasnya.
Untuk saat ini, kata Khofifah, vaksinasi PMK tersebut diprioritaskan untuk sapi perah terlebih dahulu. Hal itu dilakukan, mengingat ketersediaan jumlah vaksin yang sangat terbatas. "Saat ini prioritas untuk sapi perah," ucapnya.
Mantan Menteri Sosial RI itu menyebut, dari total vaksin PMK yang diimpor oleh Kementerian Pertanian sebanyak 3 juta dosis, Jatim mendapat kuota sebanyak 1,5 juta dosis.
Dari jumlah tersebut baru sebanyak 10.000 dosis yang sudah masuk ke Indonesia, dan 1.000 dosis di antaranya telah didistribusikan ke Jatim pada Selasa 14 Juni 2022 lalu. "Selanjutnya langsung didistribusikan ke Kabupaten Sidoarjo sebanyak 200 dosis dan Pasuruan sebanyak 800 dosis," ujar dia.
Khofifah mengungkapkan, pemberian vaksin PMK kepada sapi ini membutuhkan tiga kali vaksin. Jika tahap pertama dilakukan saat ini, maka tahap kedua dilakukan setelah empat atau enam minggu. Kemudian, tahap ketiga akan diberikan setelah enam bulan pemberian vaksin kedua.
Oleh karena itu, Khofifah berharap vaksin lokal dari Pusvetma bisa segera rampung pada akhir Juli atau awal Agustus ini. Apalagi transmisi PMK antar hewan ternak disebut begitu cepat.
"Kebutuhan vaksin menurut kami sangat emergency sekali. Karena percepatan transmisi penularan PMK sangat cepat. Kami harap ada percepatan suplai vaksin dari pemerintah pusat sembari menunggu vaksin lokal dari Pusvetma," katanya.
Lebih lanjut, Khofifah menyebut, penanganan PMK ini mirip dengan penanganan COVID-19. Proses menularnya yang melalui airborne ini juga menjadi faktor cepatnya penyebaran virus PKM.
Maka, cara terbaik melakukan pencegahan penularan adalah melakukan proteksi dan isolasi. Proteksi tidak dilakukan pada daerah yang terdampak saja melainkan juga pada daerah yang hewan ternaknya masih terjaga sehat. "Jadi yang sehat tolong dijaga untuk tidak keluar agar tetap sehat," ujarnya.
Berdasarkan data dari Dinas Peternakan Jatim, jumlah vaksin yang diharapkan akan masuk ke Jatim sebanyak 1,5 juta dosis. Nantinya vaksin itu akan diprioritaskan untuk seluruh sapi potong dan sapi perah.
Selebihnya pada sapi potong dengan pola ring vaksinasi. Vaksinasi hanya dilakukan pada ternak yang masih sehat. Sedangkan untuk ternak yang sakit menunggu sampai sembuh.
"Nantinya, untuk melanjutkan program vaksinasi pada ternak di Jawa Timur sebanyak 10,5 juta ekor, baik sapi, kerbau, kambing maupun domba. Selanjutnya kami menunggu vaksin PMK yang diproduksi oleh Pusvetma Surabaya," tutupnya.