Warga Surabaya Rindukan Bus Rapid Transit yang Murah dan Nyaman
Ngopibareng.id – Warga Surabaya sudah lama memimpikan transportasi masal yang nyaman dan aman. Kerinduan warga ini terbayar saat dioperasikannya bus rapid transit (BRT).
Namun, mereka kaget karena mulai awal Desember lalu BRT yang hanya sesaat ngetem dan nyaman itu tak lagi beroperasi di Surabaya. “Kenapa tak ada Bus Trans Surabaya lagi. Nyaman dan cepat,” tanya Irma, salah satu warga Surabaya yang biasa ke kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Minggu (11/12/2016).
Banyak warga menyebut BRT itu adalah Bus Trans Surabaya. Irma menyesalkan bus yang sudah menjadi impian warga itu tak lagi melayani warga Surabaya lagi. Bus ini setiap 10 menit bertolak dari Terminal Purabaya. Berhenti di setiap halte tengah kota Surabaya dan langsung mengantarkan penumpang ke tengah kota hingga Perak. “Sekarang kembali naik bus dekil dan tidak AC lagi. Padahal bus BRT murah hanya Rp 6.000 saya sudah bisa sampai ke tempat tujuan dengan nyaman,” ucap Firman, warga lain.
Warga Surabaya saat ini kaget karena tak lagi menjumpai BRT beroperasi di Surabaya. Bus berkapasitas 30 penumpang tersebut sempat menjadi idola baru warga Surabaya. Tempat duduk saling berhadapan dan sebagian yang lain berdiri dengan pegangan tangan di dalam bus. Bus bercat biru dengan pintu otomatis di tengah. Bus ini adalah bus bantuan Kementerian Perhubungan yang semula memang diperuntukkan untuk Surabaya. Bus ini berjenis high deck atau tangga tinggi.
Namun karena di Surabaya belum tersedia shelter atau halte khusus untuk bus jenis ini, bus itu ditolak Surabaya. Kemudian diminta Sidoarjo. Total ada 30 armada bus. Sekitar Juli lalu, Sidoarjo hanya mengoperasikan 10 bus. Sisanya ngandang di PT Damri cabang Surabaya.
Namun saat ada pertemuan UN Habitat (perwakikan negara di dunia) di Surabaya, Pemkot Surabaya menyingkirkan bus Surabaya yang reot dan dekil. Sebagai gantinya, Bus BRT yang ditolak Surabaya itu diminta beoprasi. Selama beroperasi sejak September di Surabaya, warga sudah terlanjur nyaman. “Kami mengistirahatkan sementera bus lama dan diganti bus BRT selama UN Habitat,” jelas Purwanto Kepala Dishub Surabaya.
Kini, bus BRT itu kembali menyingkir dari Surabaya. Ini sama saat Pemkot Surabaya meluncurkan Bus Khusus Wanita. Pada akhirnya bus wanita ini tak laku. Namun khusus bus BRT gagal di Surabaya bukan karena tak laku. Tapi pemkot tak menghendaki bus nyaman ini lebih lama melayani warga surabaya. “Kami memang diminta tak lagi mengoperasikan bus BRT di Surabaya. Sebab, masa izin habis. Kami alihkan semua ke Sidoarjo,” terang Geberal Manajer PT Damri cabang Surabaya, Purwanto. ( Wsn )