Polemik Atlet Senam karena Isu Tak Perawan
Seorang atlet senam proyeksi Sea Games asal Kediri, Jawa Timur, Shalfa Avrila Siani gagal berangkat mengikuti ajang olahraga besar yang berlangsung di Filipina. Hal itu cukup membuat gadis 17 tahun itu, kaget bukan kepalang. Apalagi alasan pemulangannya itu karena tudingan tidak perawan.
Menurut Ayu Kurniawati, 42 tahun, ibunda Shalfa Avrila Siani, awal masalah ini terjadi pada 13 November 2019, seusai sang atlet pelatnas tersebut mendapatkan vaksin persiapan berangkat ikut SEA Games.
Saat itu, pihak keluarga mendapat telepon dari tim pelatih untuk segera menjemput Shalfa Avrila Siani di pemusatan pelatnas Persani (Persatuan Senam Indonesia) yang berada di Gresik, Jawa Timur. Di tempat itu, Shalfa Avrila Siani mengikuti latihan senam selama 10 tahun.
Bak disambar petir, pihak pelatih menyampaikan alasan yang menyebabkan Shalfa Avrila Siani tak layak mengikuti latihan karena indisipliner dan soal keperawanan.
Demi membuktikan bahwa putrinya masih perawan, Ayu Kurniawati membawa Shalfa Avrila Siani tes ke Rumah Sakit Bhayangkara di Kediri. Hasilnya selaput darahnya masih utuh alias virgin.
Pihak keluarga pun tengah mencari keadilan. Didampingi kedua orangtua dan kuasa hukumnya, Shalfa Avrila Siani mendatangi rumah dinas Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Minggu 1 Desember 2019 pagi. Kedatangan mereka langsung disambut Wali Kota Kediri berikut anggota Komisi X bidang Pendidikan, Olahraga, dan Sejarah DPR RI Abdul Hakim Bafagih.
Mereka kemudian berdiskusi terkait polemik yang viral di media tersebut. Pertemuan berlangsung secara tertutup selama 60 menit.
Abdullah Abu Bakar merasa kecewa karena atletnya gagal memperkuat skuad timnas Indonesia di SEA Games 2019. Hal ini bahkan sudah disampaikan langsung ke Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
"Saya kecewa, tidak ingin terjadi lagi hal seperti ini. Saya sudah sampaikan ke Ibu Khofifah untuk turun langsung menangani kejadian ini. Karena ini menyangkut nama baik Provinsi Jawa Timur," ungkapnya.
Jika ada masalah yang tidak berkenan, lanjut Abdullah Abu Bakar, sebaiknya disampaikan secara tertulis lewat surat resmi. Atas permasalahan ini, Abdullah Abu Bakar sebagai kepala daearah sangat mendukung upaya hukum yang ditempuh oleh orangtua sang atlet. Termasuk melaporkan hal ini kepada presiden, Persani hingga KONI.
"Saya sebagai Kepala Daerah, Wali Kota Kediri yang merasa memiliki anak atau atlet tersebut, kami mendukung langkah yang diambil orangtuanya melalui jalur hukum. Saya juga didampingi oleh Komisi X DPR RI," tegasnya.
Ia juga mengecam dugaan tuduhan tidak perawan yang dialamatkan kepada Shalfa Avrila Siani. "Saya betul-betul mengecam terhadap tudingan tidak perawan. Saya lihat sendiri surat dokternya ternyata perawan tidak ada masalah apa-apa," bebernya.
Sementara itu, Abdul Hakim Bafagih akan menemui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) secara langsung untuk membahas masalah ini.
"Jangan sampai karena hal-hal yang tidak jelas atletnya yang diserang. Anak ini masih remaja. Ia sudah diserang masalah tidak perawan, padahal prestasinya bagus," ujarnya.
Menanggapi pembelaan Wali Kota Kediri dan anggota DPR RI tersebut, pihak keluarga dan kuasa hukum, Siani Imam Muklas SH merasa mendapatkan dorongan semangat baru dalam memperjuangkan hak atlet.
"Kami dari tim kuasa hukum mengucapkan terima kasih atas segela dukungan yang diberikan oleh Wali Kota Kediri terhadap klien kami," ucap dia.