Tim ITS Identifikasi Fasilitas Umum dan Fokus Bantu Satu Desa di Lombok Utara
Gempa susulan 6,2 Skala Richter di Lombok, membuat Tim Tanggap Darurat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya lebih memfokuskan diri untuk mengirimkan bantuan pada Desa Rampek Darussalam, Gangga, Lombok Utara. Tim Teknis sendiri telah berhasil mengidentifikasi sejumlah fasilitas umum seperti sekolah dan pusat layanan kesehatan.
Dipilihnya Desa Rampek Darussalam ini lantaran lokasinya lebih dalam dengan 2.000 hektare kawasan hutan dan berpenduduk 4.000 jiwa. Di desa yang memiliki 30 posko ini, posko ITS ditugaskan membantu 19 posko lain. Dapur umum dan persedian logistik ITS sebagian disuplai ke 19 posko tersebut.
"Hal ini sesuai dengan rekomendasi terakhir yang diterima usai rapat yang diadakan di Gedung Rektorat ITS," jelas Lalu Muhammad Jaelani.
Meski begitu, posko ITS juga memiliki permasalahan yang sama dengan posko lainnya. Seperti tempat tinggal di tenda terpal yang sudah satu minggu digunakan, sehingga perlu adanya tempat semi permanen.
Selain itu, tidak adanya bangunan mandi, cuci kakus (MCK) membuat aktivitas dilakukan seadanya. "Yang ada hanya sungai dengan debit air kecil tapi berkarang 300 meter dengan elevasi 30 meter dari lokasi, sangat terjal," ungkapnya.
Selain kedua masalah tersebut, para pengungsi juga mengalami masalah lain yakni tidak tersedianya air bersih yang memadai. Pasalnya, mereka harus mengambil air yang lokasinya cukup jauh dan diiringi dengan kelangkaan bahan bakar untuk kendaraaan pickup (harus dikirim dari Mataram).
"Listrik juga tidak ada. Kami sudah belikan dua genset dan hari ini akan dikirim satu lagi, sedangkan bahan makanan mentah kami suplai dari Lombok Tengah," ujar dosen Teknik Geomatika tersebut.
Melihat fakta di lapangan, ITS memiliki beberapa rencana aksi yang akan dilakukan sesuai rapat di lapangan, salah satunya pembuatan MCK umum di Posko ITS yang bisa digunakan oleh para korban bencana. Selanjutnya, akan diadakan pembelian 24 tong air berukuran 1.100 liter untuk posko sekitar yang tidak memiliki tong untuk menyimpan air keperluan minum dan masak.
Sementara untuk Tim Teknis sendiri, selaku Ketua Tim, Faimun telah melakukan identifikasi pada enam bangunan dengan rincian lima bangunan sekolah dan satu fasilitas kesehatan.
Keenam bangunan tersebut adalah gedung Teknik Sipil Universitas Mataram (Unram), gedung baru Fakuktas Teknik Unram, gedung Fakultas MIPA Unram, SMA 2 Mataram, SMP 11 Mataram, SDN 27 Ampenan, SDN 15 Ampenan, SDN 47 Ampenan dan Puskesmas Tanjung Karang.
Dari lima sekolah tadi, hanya satu yang tidak bisa menggunakan seluruh ruangannya karena satu ruang kelas berbahaya untuk digunakan.
“Bangunan lain hanya mengalami kerusakan bata dinding saja," pungkasnya. (amm)