Tahun 2016 Produksi Kopi Jawa Timur Turun 30%
ngopibareng.id – Permintaan kopi di Jawa Timur semakin hari makinmeningkat, dilihat dari menjamurnya kedai atau warung kopi yang begitu digandrungi dari berbagai kalangan untuk berkumpul dan menikmati secangkir kopi. Namun disisi lain, justru hal tersebut kurang mendapat dukungan dari alam, karena Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki) Jawa Timur telah memprediksi bahwa di tahun 2016 ini produksi tanaman kopi turun 20% hingga 30% diakibatkan oleh faktor cuaca yang mempengaruhi tanaman kopi.
Dikutip dari Madiun Pos bahwasanya Bambang Sriono selaku ketua dari Asosiasi Petani Kopi Indonesia (Apeki) Jawa Timur menjelaskan kondisi alam dan cuaca tahun lalu yang mempengaruhi tanaman kopi, yakni adanya kemarau panjang akibat fenomena alam El-Nino, dan abu erupsi Gunung Raung.
“Tahun ini kelihatannya ada penurunan 20%-30% karena faktor cuaca dan alam yang mengganggu masa pembungaan pada tanaman kopi,”.
Penurunan Produksi di tahun ini akan sangat mempengaruhi pasar ekspor kita, pasalnya kopi-kopi di Jatim sendiri terutama berada di bawah katulistiwa hanya memiliki masa panen setahun sekali. Sedangkan permintaan kopi dalam negeri sendiri terus melonjak naik.
“Tahun lalu, produksi biji kopi (greenbean) di Jatim yang diekspor mencapai 60.000 ton, kemungkinan juga akan menurun,” imbuhnya.
Namun dengan menurunnya produksi kopi di tahun ini sangat tidak mempengaruhi harga kopi di pasar-pasar domestik, di Jatim sendiri harga kopi relatif stabil harga kopi mentah atau greenbean produksi perkebunan Jatim hanya sekitar Rp22.500/kg-Rp25.000/kg untuk robusta dan untuk arabika harganya Rp50.000/kg-Rp100.000/kg. Apabila sudah diolah menjadi kopi roasting, harga per kilogram kopi robusta mencapai Rp90.000/kg-Rp100.000/kg dan untuk arabika sekitar Rp150.000/kg-Rp200.000/kg. (hrs)
Advertisement