Cegah Populasi, Kucing di Surabaya Disterilisasi
Tiga komunitas peduli kucing Surabaya, yakni Surabaya Save Pows, Cat Society Of Surabaya dan Sayang Kucing Indonesia Sejahtera menggelar kampanye sterilisasi kucing.
Pengiat Komunitas Surabaya Save Pows dan sekaligus juru bicara gerakan sterilisasi kucing, Febriana Irma Kusumaningrum, mengatakan acara ini bertujuan untuk mengurangi populasi kucing di Surabaya yang semakin banyak. Di samping itu juga memberikan edukasi ke masyarakat tentang pentingnya sterilisasi kucing.
"Sterilisasi kucing bukan semata untuk mencegah populasi kucing, tapi juga untuk menyelamatkan lingkungan serta pemiliknya," katanya.
Lanjut Febriana, kucing sering tidak disukai di masyarakat karena suara gaduh yang ditimbulkan, mengganggu karena sering berkeliaran mencari makan, serta banyaknya kucing sering dianggap merusak lingkungan tersebut karena kotorannya yang berserakan dimana-mana.
"Ketika kucing sudah disterilisasi kucing akan menjadi lebih sehat, menjadi lebih tenang tidak banyak mengeong lagi. Dan kucing juga akan bertahan hanya untuk dirinya bagi kucing yang ada di jalan. Kalau kucing yang berpemilik juga akan menguntungkan pemiliknya karena lebih sehat, bulunya lebih halus. Jadi lebih mudah merawatnya," ujar Febriana
Begitu pula bagi lingkungan, kucing liar semakin berkurang. "Kalau pun masih ada, sudah tidak terlalu mengganggu karena lebih tenang dan lebih sehat," katanya.
Lanjut Febriana, sebelum melakukan sterilisasi kucing, kucing harus berpuasa. Tidak makan dan minum sebelum dilakukan tindakan sterilisasi. Sterilisasi ini juga dipastikan tidak akan ada luka serius ataupun sakit yang diderita kucing.
"Syaratnya sterilisasi kucing harus sehat, cukup umur, serta memiliki berat badan minimal 2 kilogram. Kalau sakit atau ada luka tidak bisa dilakukan," katanya.
Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi kucing juga berbeda antara jantan dan betina. Kata Febriana, kalau jantan tindakan sterilisasi dengan mengangkat kedua testisnya. Waktunya sekitar 10 menit.
Kalau betina membutuhkan waktu 45 menit karena tindakanya operasi besar mengangkat ovarium atau rahim kucing. Kemudian setelah operasi kucing harus menjalani masa pemulihan di kandang selama 2 hari untuk jantan dan 7 hari untuk betina.
"Agar jahitan pasca operasi kucing tidak lepas atau robek kalau kucing tersebut berkelahi dengan kucing lain," katanya.
Perempuan yang akrab disapa Febri ini, menambahkan acara "Budhal Steril Suroboyo" adalah acara bakti sosial sterilisasi kucing dengan menanggung biaya sterilisasi sebanyak 70 persen.
"Jadi kami meringankan para pemilik kucing untuk biaya sterilisasi, mengingat sterilisasi masih mahal di Indonesia. Untuk jantan sekitar Rp450 ribu hingga Rp750 ribu. Untuk betina biaya yang dikeluarkan Rp1 juta," katanya.
Mahalnya beaya sterilisasi kucing, membuat pemilik kucing akan berpikir dua kali. "Masa untuk kucing aja sampai segitu, mahalnya. Karena itu kami mencoba membantu dengan meringankan biayanya," kata Febri.
Febri mengaku biaya sterilisasi kali ini berasal dari dana swadaya anggota dan donatur. "Yang melakukan sterilisasi tentunya tenaga medis yang sudah berpengalaman dalam dunia sterilisasi tentunya," katanya.
Dari 45 kucing yang terjadwal melakukan sterilisasi mulai Jum'at sampai Minggu, 25 Januari 2019 mendatang didominasi oleh kucing jalanan yang sebelumnya sudah diincar para anggota komunitas.
"Tidak hanya merawat kucing dengan cara seperti ini. Kita juga bisa menolongnya. Buang-buang kucing sekarang sudah kuno, karena ada sterilisasi kucing," katanya.
Kucing yang sudah disterilisasi akan diberi tanda EAR TIP (robekan di ujung telingga kucing) sebagai tanda bahwa kucing itu sudah disteril. Sehingga jika ditemukan orang di jalan tidak akan disteril lagi.
Anissa, warga siwalankerto yang menjadi peserta baksos sterilisasi kucing, mengatakan baru mengetahui banyak sterilisasi ini.
"Saya tahu infonya dari fanpage facebook. Saya ingin kucing saya lebih sehat dan bisa hidup lebih lama dengan saya. Maka dari itu saya melakukan sterilisasi untuk soleh," kata Anissa. (pts)
Advertisement