Setiawan Subekti: “Mosok Hotel Bintang Lima Nggak Ada Kopi Indonesia”
ngopibareng.id – Perkebunan kopi di Indonesia banyak menghasilkan kopi yang berkualitas. Namun disayangkan, kopi nusantara ini justru terkesan tidak mendapat tempat di negerinya sendiri.
Setiawan Subekti, salah satu pengusaha kebun kopi asal Banyuwangi menilai perhotelan yang tersebar di Tanah Air mampu menjadi etalase produk kopi di Indonesia.
Iwan, demikian panggilan akrabnya mengakui beragam produk kopi dari berbagai daerah mulai dari Sumatera, Jawa hingga Papua memiliki cita dan jejak rasa yang tak kalah dengan kopi asing.
Sayangnya, Iwan yang menyebut dirinya sebagai Tukang Kopi ini susah menemui hotel berbintang di Indonesia yang menampilkan produk kopi ‘asli’ Indonesia.
Permintaan keterlibatan hotel dalam mengkampanyekan kopi nusantara ini disampaikan saat Bincang Santai ‘Kopi Tak Sekedar Ngopi’ yang dihadiri Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf alias Gus Ipul dan pekebun kopi di Hotel Singgasana, Surabaya, Jumat (14/10/2016).
“Yang penting lagi, bagaimana hotel di Indonesia menjadikan gerai etalasenya kopi Indonesia. Mosok hotel bintang lima nggak ada kopi yang benar. Minum kopi di hotel berbintang dan kopinya dari negara yang tidak punya kopi, negara yang nggak punya kebun kopi. Kan lucu,” jelas Iwan saat menjadi pembicara di acara yang dihadiri para humas hotel di Surabaya itu.
Hotel seharusnya ikut mempromosikan kopi-kopi kebanggaan Indonesia. “Lah kita negara yang punya kebun kopi, ya kita tampilkan lah kopi di beberapa daerah pengasil kopil seperti kopi dari Sumatera, Jawa, sampai Papua sudah terkenal di dunia, kok kita nggak menyajikan itu. Kan sayang,” tutur pemilik Sanggar Genjah Arum di Desa Adat Kemiren, Banyuwangi ini.
Dilansir dari laman detik.com, Pemilik brand ‘Kopai Osing’ ini berharap, bagaimana dengan kopi ini bisa menjadi tuan rumah dan bisa menghidupi berbagai elemen. Bukan hanya di tingkat barista atau cafe, tapi bagaimana di tingkat kebun kopi juga ikut manfaatkan dan harus mendapatkan profit juga.
“Jadi petani yang nandur tapi nggak oleh opo-opo (bertanam, tapi tidak dapat apa-apa). Kayak mereka (petani kopi) bilang, kita diatur oleh pembeli. Jangan takut. Kalau kita punya kopi berkualitas pasti dicari sama buyer (pembeli). Jangan mau diatur-atur harga, mereka yang butuh kok. Maaf, mereka punya keuntungan berlipat-lipat. Kita yang menanam kok ga dapat apa-apa,” tandasnya. (frd/ Source: detik.com)