Peternak Lebah Madu Desa Joho Kediri Jadi Rujukan UMKM di Jatim
Peternak lebah Desa Joho Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, menjadi salah satu percontohan daerah lain. Peternak lebah yang tinggal di lereng kaki Gunung Wilis ini dinilai memiliki produktivitas dan kualitas baik. Tak salah jika ada peternak lebah dari daerah lain seperti Lamongan datang untuk menimba ilmu ke Desa Joho ini.
"Yang kita ajak ada 20 orang, dalam rangka kita studi banding. Karena kita pernah mengundang pak Sunarwan sebagai narasumber untuk pengembangan UMKM di desa Jatirenggo. Kebetulan ada beberapa warga yang aktif ternak madu, tapi masih otodidak," kata Tri Desi Kusuma Ning Ayu, Kepala Desa Jatirenggo, Kecamatan Glagah, Lamongan, Minggu, 28 Maret 2021.
Mereka datang jauh dari Lamongan dengan berbagai latar belakang profesi antara lain guru, petani, dan peternak. Tri Desi Kusuma Ning Ayu menilai peluang usaha sebagai peternak lebah di daerahnya sangat bagus karena sangat jarang ditemui.
"Saya melihat di Lamongan belum begitu banyak peternak lebah. Kebetulan di desa Jatirenggo sendiri itu ada jenis madu yang di tempat lain masih jarang, namanya madu kelanceng," katanya.
Rencana selesai menimba ilmu dari peternak lebah di Kediri, Desi ingin mengembangkan ternak lebah madu kelanceng menjadi ciri khas desa Jatirenggo.
Diakuinya, untuk pangsa pasar madu kelanceng masih terbatas, karena minimnya jumlah peternak. "Cuma ke depannya kita lebih fokus lagi untuk budidaya madu ini," katanya.
Lebih lanjut, Tri Desi Kusuma Ayu menceritakan awal mulanya bertemu dengan salah satu peternak madu asal desa Joho bernama Sunarwan secara tidak sengaja.
"Kapan hari saya browsing di internet soal Pak Sunarwan. Di chanel youtubenya beliau menjelaskan bagaimana cara beternak lebah madu. Karena kita penasaran, akhirnya diagendakan untuk melihat langsung ke tempatnya. Dan sekaligus kita mengundang beliau untuk menjadi pembicara," katanya.
Ia menilai, pelatihan selama 1 hari sebenarnya dirasa kurang. Paling tidak 2 hingga 3 hari pelatihan ini digelar. Namun karena keterbatasan waktu, apalagi masih dalam masa pandemi, terpaksa dipilih waktu yang lebih singkat.
Jika dilihat para warga yang datang dari Lamongan ke Kediri, antuismenya sangat luar biasa. "Ini njenengan bisa lihat sendiri mereka berangkat pagi untuk ingin sekali menimba ilmu ke sini," kata Desi.
Sementara itu, Sunarwan salah satu peternak lebah asal desa Joho Kecamatan Semen mengatakan, sangat senang bisa didatangi warga Lamongan dalam rangka menimba ilmu beternak lebah. Sebanyak 20 warga asal Lamongan ini ingin beternak lebah yang baik seperti di Desa Joho. Kebetulan, kepala desanya sangat antusias dan mau merespon keinginan warganya.
"Mereka sudah ada ternak lebah jenisnya kelanceng. Tapi ala kadarnya. Rencana ini mau dikembangkan menjadi sentra madu di Lamongan. Ini ide sangat bagus, karena banyak hektar bunga yang belum dimanfaatkan," katanya.
Warga Desa Jatirenggo ini diedukasi bagaimana cara penyajian kebutuhan makanan bagi lebah. Mereka juga praktek langsung memanen madu. Bahkan, Tri Desi Kusuma Ayu diberi bibitnya sebanyak 10 lebah.
"Tadi rencana 4, tapi mintanya 10 bibit lebah jenis Melifera. Lebah ini lebih mudah cara beternaknya, hasilnya pun lebih banyak. Sementara permintaan madu saat pandemi Covid-19 luar biasa tinggi," ujar bapak dua anak tersebut.
Ia berharap, dengan ilmu yang sudah didapat bisa diterapkan di Lamongan dan bisa berkembang sehingga dapat mencukupi kebutuhan madu.