Di saat prosesi penuangan dawet berlangsung, puluhan petani ini secara spontan melemparkan dawet yang sudah dibungkus berukuran kecil ke temannya. Mereka kemudian terlibat perang dawet. Aksi saling lempar dawet ini pun membuat pakaian dan celana warga menjadi basah. Di sela sela aksi lempar dawet berlangsung, seorang tokoh agama setempat terlihat membakar merang di bawah pohon bulu yang diperkirakan berusia ratusan tahun. Menurut keterangan Arif Budianto, Kepala Kantor Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, mengatakan, kegiatan ini merupakan tradisi tahunan warga Desa Paron Kecamatan Ngasem. Sedekah dawet memiliki makna jika warga Desa Paron mendapat limpahan rahmat, rezeki seperti layaknya minuman dawet. "Yang pertama, banyak limpahan rejeki yang didapat oleh warga desa Paron. Karena ini dimusim kamarau panjang, khususnya para petani berharap berkah turunya hujan," paparnya. Ditambahkan Arif Budianto, tahun ini musim kemarau berlangsung cukup lama. Padahal di daerah lain sudah mulai turun hujan. Maka dari itu, ia berharap dengan adanya ikthiar yang dilakukan para petani ini nantinya dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Desa Paron Sedekah Dawet minta turun hujan