Persebaya Tolak Jadi Tuan Rumah Piala Presiden 2018
Persebaya bukan hanya belum memastikan ikut dalam turnamen Piala Presiden 2018, namun juga sudah menyatakan enggan ditunjuk menjadi tuan rumah atau Panpel pertandingan jika memang pertandingan digelar Surabaya.
Manajer Persebaya, Chairul Basalamah mengatakan belum menerima penunjukkan sebagai tuan rumah babak penyisihan grup Piala Presiden yang rencananya digelar, pekan kedua Januari, mendatang, "Kalau mau digelar di Surabaya silahkan. Kami tidak punya stadion, yang punya Pemkot Surabaya, " katanya.
Yang pasti, lanjut Chalid Basamalah, Persebaya akan menolak jika ditunjuk sebagai Panpel pertandingan. Penyebabnya, Persebaya masih trauma dengan kejadian laga 'Celebration Game' beberapa waktu lalu, "Terus terang kami masih trauma dengan kejadian kemarin, kami tidak ingin bonek menderita lagi. Silahkan PSSI atau PT Liga berhubungan langsung dengan Pemkot kalau ingin mengelar pertandingan di Surabaya, " ujarnya.
Seperti diketahui, dalam laga Celebration Game antara Persebaya vs PSS Sleman memang terjadi kekacauan. Ribuan bonek bertiket tidak bisa masuk Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya. Salah satu penyebabnya, akses jalan menunju stadion di kawasan Surabaya barat itu macet total.
Bahkan, tidak sedikit bonek yang terpaksa berenang menyeberangi tambak dan sungai untuk bisa menunju stadion. Saat itu juga terjadi satu korban meninggal dunia selepas pertandingan karena terpeleset masuk tambak.
Kerewuten tersebut menurut evaluasi Persebaya, lanjut Chairul, salah satunya lantaran keputusan tiba-tiba dari Dishub Surabaya menutup area parkir yang sudah disepakati sehari sebelumnya.
"Ada rekaman dalam rapat kordinasi, mulai dari Panpel, Dishub, pihak kemananan melakukan paparan. Termasuk masalah lahan parkir. Tapi tiba-tiba beberapa jam sebelum pertandingan, sekitar pukul 10.00 WIB, Dishub menutup semua lokasi parkir. Akibatnya parkir sembarangan, bikin tambah macet dan penonton harus berjalan jauh, " keluhnya.
Terkait alasannya, Chairul mengaku tidak mengerti. Namun diakuai jika hubungan Persebaya dengan Pemkot Surabaya tidak selalu harmonis, "Kami tidak tahu kenapa, kami sewa stadion dengan harga normal tidak ada harga khusus meski kami membawa nama Surabaya. Kejadian Celebration Game membuat kami shock, baru pertama itu tiba-tiba area parkir ditutup, " ujarnya.
Diharapkan Chairul, jika PSSI menaruh pertandingan Piala Presiden 2018 di Surabaya diharapkan langsung melakukan kordinasi dengan Pemkot Surabaya, "Mungkin kalau bukan Persebaya yang jadi Panpelnya, Pemkot mau mendukung. Yang jelas kami tidak mau main-main dengan urusan nyawa manusia, " tegasnya.
Sebelumnya, dilansir dari situs resmi Liga Indonesia, turnamen ini akan diikuti 20 tim, terdiri dari 18 tim Liga 1 dan dua tim lagi dari Liga 2. Babak penyishan grup akan digelar di lima kota, yaitu Bandung, Surabaya, Malang, Bali, dan Makassar. tom
Advertisement